Temukan 7 Manfaat Daun Bawang Prei yang Wajib Kamu Ketahui
Selasa, 10 Juni 2025 oleh journal
Tanaman dengan aroma khas ini, selain sebagai penyedap masakan, juga menawarkan beragam nilai positif bagi kesehatan. Kandungan nutrisinya, seperti vitamin, mineral, dan antioksidan, berperan dalam menjaga fungsi tubuh tetap optimal. Konsumsi rutin diyakini dapat mendukung sistem kekebalan tubuh, melancarkan pencernaan, serta berpotensi mencegah berbagai penyakit kronis. Nilai guna ini berasal dari senyawa-senyawa aktif yang terkandung di dalamnya.
"Sebagai seorang dokter, saya melihat potensi besar dari pemanfaatan tanaman ini sebagai bagian dari pola makan sehat. Kandungan nutrisinya mendukung kesehatan secara umum, namun penting untuk diingat bahwa ini bukanlah pengganti pengobatan medis konvensional," ujar dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli gizi klinis.
-- dr. Amelia Rahmawati
Lebih lanjut, dr. Rahmawati menjelaskan mengenai senyawa aktif yang terdapat dalam sayuran ini.
Bawang prei mengandung allicin, terutama saat dipotong atau dihancurkan, yang memiliki sifat antibakteri dan antiinflamasi. Quercetin, antioksidan kuat, juga hadir dan berperan dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Kandungan vitamin K mendukung pembekuan darah yang sehat, sementara vitamin C meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Untuk mendapatkan manfaat optimal, disarankan untuk mengonsumsinya dalam keadaan segar atau dimasak ringan sebagai bagian dari diet seimbang. Konsumsi berlebihan tetap perlu dihindari, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk informasi lebih lanjut dan personalisasi rekomendasi konsumsi.
Manfaat Daun Bawang Prei
Daun bawang prei, selain menjadi penambah cita rasa pada masakan, menyimpan potensi kesehatan yang signifikan. Manfaatnya berasal dari kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif yang berkontribusi pada kesejahteraan tubuh secara menyeluruh. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang perlu diperhatikan:
- Meningkatkan Imunitas
- Melancarkan Pencernaan
- Menurunkan Kolesterol
- Antioksidan Kuat
- Menjaga Kesehatan Jantung
- Mencegah Peradangan
- Sumber Vitamin K
Manfaat-manfaat ini saling terkait dan berkontribusi pada kesehatan yang lebih baik. Misalnya, kandungan antioksidan seperti quercetin membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat mengurangi risiko penyakit kronis. Vitamin K berperan penting dalam pembekuan darah, mencegah pendarahan berlebihan. Lebih lanjut, serat dalam daun bawang prei mendukung kesehatan pencernaan dan membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, memberikan kontribusi positif pada kesehatan jantung. Kombinasi nutrisi ini menjadikan daun bawang prei sebagai tambahan yang berharga dalam pola makan seimbang.
Meningkatkan Imunitas
Kontribusi sayuran ini terhadap peningkatan imunitas berasal dari kandungan vitamin C dan senyawa allicin. Vitamin C berperan penting dalam produksi dan fungsi sel-sel kekebalan tubuh, seperti limfosit dan fagosit, yang bertugas melawan infeksi. Vitamin ini juga bertindak sebagai antioksidan, melindungi sel-sel kekebalan dari kerusakan oksidatif yang dapat melemahkan respons imun. Allicin, senyawa organosulfur yang dilepaskan saat sayuran ini dipotong atau dihancurkan, memiliki sifat antimikroba yang dapat membantu melawan bakteri dan virus penyebab infeksi. Konsumsi rutin dapat mendukung sistem kekebalan tubuh dalam melawan berbagai penyakit infeksius, sehingga tubuh lebih resisten terhadap serangan patogen.
Melancarkan Pencernaan
Keterkaitan antara konsumsi sayuran ini dan kelancaran pencernaan terletak pada kandungan serat dan senyawa-senyawa yang mendukung fungsi sistem pencernaan. Asupan serat yang cukup merupakan kunci untuk menjaga kesehatan saluran cerna dan mencegah berbagai masalah pencernaan.
- Kandungan Serat Tinggi
Sayuran ini merupakan sumber serat makanan yang baik, baik serat larut maupun tidak larut. Serat larut membantu memperlambat penyerapan gula dan menurunkan kadar kolesterol, sementara serat tidak larut menambah volume tinja dan mempermudah pergerakannya melalui usus. Contohnya, individu yang mengalami sembelit dapat merasakan perbaikan setelah mengonsumsi makanan yang kaya serat, termasuk sayuran ini. Kekurangan serat dapat menyebabkan konstipasi, divertikulitis, dan bahkan meningkatkan risiko kanker usus besar.
- Merangsang Peristaltik Usus
Serat yang terkandung di dalamnya membantu merangsang gerakan peristaltik usus, yaitu kontraksi otot-otot usus yang mendorong makanan melalui saluran pencernaan. Peristaltik yang efektif memastikan makanan tercerna dengan baik dan limbah dikeluarkan secara teratur. Gangguan peristaltik dapat menyebabkan penumpukan makanan di usus, yang berpotensi memicu kembung, sakit perut, dan sembelit.
- Prebiotik Alami
Sayuran ini mengandung prebiotik alami, yaitu serat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh tetapi berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik (probiotik) di usus. Probiotik membantu menjaga keseimbangan mikroflora usus, yang penting untuk pencernaan yang sehat dan sistem kekebalan tubuh yang kuat. Keseimbangan mikroflora yang terganggu dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS).
- Mengurangi Risiko Divertikulitis
Asupan serat yang cukup, termasuk dari sayuran ini, dapat membantu mengurangi risiko divertikulitis, yaitu peradangan pada kantung-kantung kecil (divertikula) yang terbentuk di dinding usus besar. Serat membantu menjaga tinja tetap lunak dan mudah melewati usus, sehingga mengurangi tekanan pada dinding usus dan mencegah pembentukan divertikula.
- Membantu Penyerapan Nutrisi
Pencernaan yang lancar memastikan nutrisi dari makanan dapat diserap secara optimal oleh tubuh. Serat membantu memperlambat penyerapan gula, sehingga mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan. Selain itu, serat juga membantu mengikat racun dan zat berbahaya lainnya di usus, sehingga mencegah penyerapannya ke dalam aliran darah.
Dengan demikian, konsumsi sayuran ini sebagai bagian dari diet seimbang berkontribusi signifikan terhadap kelancaran proses pencernaan melalui berbagai mekanisme, mulai dari peningkatan asupan serat hingga dukungan terhadap keseimbangan mikroflora usus. Penting untuk mengonsumsinya secara teratur dan dalam jumlah yang wajar untuk mendapatkan manfaat optimal.
Menurunkan Kolesterol
Kontribusi tanaman ini dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah didasarkan pada beberapa mekanisme biologis. Kandungan serat larut, meskipun tidak tinggi, berperan signifikan dalam proses ini. Serat larut membentuk gel di saluran pencernaan, yang mengikat kolesterol dan mencegah penyerapannya kembali ke dalam aliran darah. Kolesterol yang terikat ini kemudian dikeluarkan melalui feses. Lebih lanjut, senyawa allicin yang terdapat di dalamnya, diyakini dapat menghambat enzim yang terlibat dalam sintesis kolesterol di hati. Proses ini, meskipun memerlukan penelitian lebih lanjut untuk validasi penuh, menunjukkan potensi dalam mengurangi produksi kolesterol endogen. Efek kombinasi serat larut dan senyawa aktif lainnya berkontribusi pada profil lipid yang lebih sehat, dengan potensi menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol "jahat") dan meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol "baik"). Penting untuk dicatat bahwa efek ini paling efektif jika dikombinasikan dengan pola makan rendah lemak jenuh dan gaya hidup aktif.
Antioksidan Kuat
Keberadaan senyawa antioksidan dalam tanaman ini menjadi salah satu pilar penting dari nilai kesehatannya. Antioksidan, secara fundamental, bertindak sebagai perisai pelindung bagi sel-sel tubuh dari serangan radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang terbentuk sebagai produk sampingan dari metabolisme normal atau akibat paparan faktor eksternal seperti polusi, radiasi, dan asap rokok. Molekul-molekul ini, karena ketidakstabilannya, berusaha untuk mencuri elektron dari molekul lain, memicu reaksi berantai yang dikenal sebagai stres oksidatif. Stres oksidatif berkepanjangan dapat merusak DNA, protein, dan lipid, meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, dan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Salah satu antioksidan utama yang ditemukan adalah quercetin, flavonoid yang dikenal luas karena sifat anti-inflamasi dan antikankernya. Quercetin bekerja dengan menetralkan radikal bebas, mencegah mereka merusak sel-sel tubuh. Selain itu, senyawa ini juga dapat membantu meregenerasi antioksidan lain, seperti vitamin C dan vitamin E, memperpanjang efek perlindungan mereka. Vitamin C sendiri, yang juga terkandung di dalamnya, merupakan antioksidan kuat yang larut dalam air, efektif dalam menetralkan radikal bebas di lingkungan berair sel. Kombinasi quercetin dan vitamin C memberikan perlindungan sinergis terhadap stres oksidatif. Kehadiran senyawa-senyawa antioksidan ini berkontribusi signifikan terhadap kemampuan tanaman ini dalam mendukung kesehatan seluler dan mengurangi risiko penyakit kronis yang terkait dengan stres oksidatif.
Menjaga Kesehatan Jantung
Kesehatan jantung merupakan fondasi penting bagi kualitas hidup secara keseluruhan. Konsumsi makanan yang mendukung fungsi kardiovaskular, seperti sayuran tertentu, berkontribusi signifikan dalam menjaga organ vital ini tetap berfungsi optimal. Hubungan antara diet dan kesehatan jantung telah lama diteliti, dan memasukkan elemen-elemen tertentu ke dalam pola makan harian dapat memberikan perlindungan jangka panjang.
- Penurunan Tekanan Darah
Kandungan kalium yang ada di dalamnya berperan dalam mengatur keseimbangan elektrolit dan membantu menjaga tekanan darah dalam rentang normal. Kalium bekerja dengan menetralkan efek natrium, mineral yang cenderung meningkatkan tekanan darah. Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Konsumsi makanan kaya kalium, sebagai bagian dari diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension), telah terbukti efektif dalam menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi ringan hingga sedang.
- Pengurangan Kadar Kolesterol LDL
Keberadaan serat larut dalam sayuran ini, meskipun tidak dalam jumlah besar, berkontribusi pada penurunan kadar kolesterol LDL (kolesterol "jahat") dalam darah. Serat larut mengikat kolesterol di saluran pencernaan dan mencegah penyerapannya kembali ke dalam aliran darah, sehingga membantu menurunkan kadar kolesterol total dan LDL. Kolesterol LDL yang tinggi dapat menumpuk di dinding arteri, membentuk plak yang mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
- Efek Antioksidan dan Anti-inflamasi
Senyawa antioksidan seperti quercetin dan vitamin C membantu melindungi sel-sel jantung dari kerusakan akibat radikal bebas dan peradangan. Radikal bebas dapat merusak dinding arteri dan memicu pembentukan plak. Peradangan kronis juga merupakan faktor penting dalam perkembangan penyakit jantung. Sifat antioksidan dan anti-inflamasi dapat membantu mengurangi risiko kerusakan oksidatif dan peradangan di jantung dan pembuluh darah.
- Peningkatan Fungsi Pembuluh Darah
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa sulfur yang terkandung di dalamnya dapat membantu meningkatkan fungsi endotel, lapisan sel yang melapisi bagian dalam pembuluh darah. Endotel yang sehat menghasilkan oksida nitrat, molekul yang membantu melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah. Fungsi endotel yang terganggu merupakan salah satu tanda awal penyakit jantung.
Melalui berbagai mekanisme, termasuk pengaturan tekanan darah, penurunan kadar kolesterol LDL, perlindungan antioksidan, dan peningkatan fungsi pembuluh darah, konsumsi sayuran ini dapat memberikan kontribusi positif dalam menjaga kesehatan jantung. Penting untuk diingat bahwa efek ini paling optimal jika dikombinasikan dengan pola makan seimbang, gaya hidup aktif, dan pengelolaan faktor risiko penyakit jantung lainnya.
Mencegah Peradangan
Kapasitas sayuran ini dalam meredakan dan mencegah peradangan berakar pada komposisi unik senyawa bioaktifnya. Peradangan, meskipun merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, dapat menjadi destruktif jika berlangsung kronis. Peradangan kronis dikaitkan dengan berbagai penyakit serius, termasuk penyakit jantung, artritis, diabetes, dan bahkan beberapa jenis kanker. Oleh karena itu, intervensi diet yang dapat membantu mengendalikan peradangan sangat berharga dalam strategi pencegahan penyakit.
Salah satu komponen kunci yang berkontribusi pada efek anti-inflamasi adalah quercetin, flavonoid yang dikenal luas karena sifat antioksidan dan anti-inflamasinya yang kuat. Quercetin bekerja dengan menghambat produksi molekul pro-inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin, yang berperan penting dalam memicu dan mempertahankan respons peradangan. Selain itu, quercetin dapat menstabilkan sel mast, sel-sel kekebalan yang melepaskan histamin dan zat kimia lainnya yang berkontribusi pada peradangan. Dengan menstabilkan sel mast, quercetin dapat membantu mencegah reaksi alergi dan mengurangi peradangan yang terkait dengannya.
Senyawa sulfur yang terdapat di dalamnya juga berperan dalam mengurangi peradangan. Senyawa-senyawa ini dapat menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam jalur inflamasi, seperti siklooksigenase (COX) dan lipoksigenase (LOX). Enzim-enzim ini bertanggung jawab untuk produksi prostaglandin dan leukotrien, molekul-molekul inflamasi yang terlibat dalam berbagai proses peradangan. Dengan menghambat enzim-enzim ini, senyawa sulfur dapat membantu mengurangi produksi molekul pro-inflamasi dan meredakan peradangan.
Selain quercetin dan senyawa sulfur, kandungan vitamin C juga memberikan kontribusi terhadap efek anti-inflamasi. Vitamin C adalah antioksidan kuat yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas dapat memicu peradangan dengan mengaktifkan jalur inflamasi dan merusak DNA, protein, dan lipid. Dengan menetralkan radikal bebas, vitamin C dapat membantu mencegah kerusakan oksidatif dan mengurangi peradangan.
Kombinasi sinergis antara quercetin, senyawa sulfur, dan vitamin C bekerja sama untuk memberikan efek anti-inflamasi yang komprehensif. Konsumsi teratur, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat membantu mengurangi peradangan kronis dan melindungi tubuh dari berbagai penyakit yang terkait dengan peradangan.
Sumber Vitamin K
Kehadiran vitamin K dalam komposisi nutrisi sayuran ini menjadikannya relevan dalam konteks kesehatan. Vitamin K, meskipun seringkali kurang mendapat perhatian dibandingkan vitamin lainnya, memainkan peran krusial dalam berbagai fungsi tubuh. Keberadaannya dalam sayuran ini menambah nilai nutrisinya dan berkontribusi pada beberapa manfaat yang terkait dengan konsumsinya.
- Pembekuan Darah yang Optimal
Fungsi utama vitamin K adalah dalam proses pembekuan darah, atau koagulasi. Vitamin ini merupakan kofaktor penting bagi enzim yang terlibat dalam sintesis faktor pembekuan darah, seperti protrombin. Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah, meningkatkan risiko pendarahan berlebihan, bahkan akibat luka kecil. Konsumsi sayuran ini dapat membantu memastikan asupan vitamin K yang cukup untuk mendukung pembekuan darah yang sehat. Contohnya, individu yang mengonsumsi obat pengencer darah (antikoagulan) perlu memantau asupan vitamin K mereka, dan sayuran ini dapat menjadi bagian dari diet yang seimbang dalam konteks ini.
- Kesehatan Tulang
Selain perannya dalam pembekuan darah, vitamin K juga berperan penting dalam kesehatan tulang. Vitamin ini membantu mengaktifkan protein osteokalsin, yang berperan dalam mineralisasi tulang. Mineralisasi tulang yang adekuat penting untuk menjaga kepadatan dan kekuatan tulang, mengurangi risiko osteoporosis dan patah tulang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan vitamin K yang cukup dapat meningkatkan kepadatan tulang dan mengurangi risiko patah tulang pada wanita pascamenopause. Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, peran vitamin K dalam kesehatan tulang semakin diakui.
- Fungsi Kardiovaskular
Peran vitamin K dalam menjaga kesehatan jantung terkait dengan kemampuannya untuk mencegah kalsifikasi arteri. Kalsifikasi arteri adalah proses penumpukan kalsium di dinding arteri, yang dapat menyebabkan pengerasan dan penyempitan pembuluh darah, meningkatkan risiko penyakit jantung. Vitamin K membantu mengaktifkan protein Matrix Gla (MGP), yang menghambat kalsifikasi arteri. Dengan mencegah kalsifikasi arteri, vitamin K dapat membantu menjaga elastisitas dan fungsi pembuluh darah yang sehat.
- Regulasi Pertumbuhan Sel
Penelitian awal menunjukkan bahwa vitamin K mungkin memiliki peran dalam regulasi pertumbuhan sel dan pencegahan kanker. Beberapa penelitian in vitro (dalam tabung reaksi) menunjukkan bahwa vitamin K dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker tertentu. Namun, penelitian lebih lanjut, terutama pada manusia, diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini dan menentukan dosis yang efektif.
Dengan demikian, keberadaan vitamin K memberikan kontribusi signifikan terhadap nilai gizi. Perannya dalam pembekuan darah, kesehatan tulang, fungsi kardiovaskular, dan potensi regulasi pertumbuhan sel menjadikannya komponen penting dalam mendukung kesehatan secara keseluruhan. Meskipun bukan satu-satunya faktor penentu kesehatan, asupan vitamin K yang cukup melalui konsumsi sayuran ini, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat memberikan manfaat jangka panjang.
Tips Pemanfaatan Optimal
Untuk memaksimalkan potensi kesehatan yang terkandung dalam tanaman ini, diperlukan pendekatan yang tepat dalam pemilihan, penyimpanan, dan pengolahannya. Berikut adalah beberapa panduan praktis yang dapat diterapkan:
Tip 1: Pemilihan yang Tepat
Pilihlah yang memiliki batang dan daun yang segar, berwarna hijau cerah, dan tidak layu. Hindari yang memiliki tanda-tanda memar, bercak kuning, atau kerusakan fisik lainnya. Tekstur yang renyah dan aroma yang khas merupakan indikator kualitas yang baik.
Tip 2: Penyimpanan yang Benar
Simpan dalam lemari es untuk memperpanjang kesegarannya. Bungkus dengan kertas tisu lembap dan masukkan ke dalam kantong plastik berlubang. Cara ini membantu menjaga kelembapan tanpa membuatnya terlalu basah, yang dapat memicu pembusukan. Hindari menyimpan dekat dengan buah-buahan penghasil etilen, seperti apel atau pisang, karena dapat mempercepat proses pematangan dan pembusukan.
Tip 3: Persiapan yang Cermat
Cuci bersih sebelum digunakan untuk menghilangkan kotoran dan residu pestisida. Potong bagian akar dan ujung daun yang layu. Iris sesuai kebutuhan resep, dengan mempertimbangkan bahwa irisan yang lebih kecil akan melepaskan lebih banyak senyawa allicin, yang memiliki sifat antimikroba.
Tip 4: Metode Pengolahan yang Dianjurkan
Konsumsi dalam keadaan mentah atau dimasak ringan untuk mempertahankan kandungan nutrisinya. Menambahkan ke salad, sup, atau tumisan sesaat sebelum disajikan adalah cara yang baik. Pemanasan berlebihan dapat mengurangi kadar vitamin dan senyawa aktif lainnya.
Tip 5: Kombinasi yang Sinergis
Padukan dengan bahan makanan lain yang kaya nutrisi untuk meningkatkan manfaat kesehatan secara keseluruhan. Kombinasikan dengan bawang putih, jahe, dan rempah-rempah lain untuk menciptakan cita rasa yang kaya dan meningkatkan efek anti-inflamasi.
Tip 6: Pertimbangkan Kondisi Kesehatan
Individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti gangguan pembekuan darah atau alergi terhadap bawang-bawangan, perlu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi secara berlebihan. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada beberapa orang.
Dengan mengikuti panduan ini, individu dapat memanfaatkan sepenuhnya nilai gizi dan potensi kesehatan yang ditawarkan oleh tanaman ini, menjadikannya tambahan yang berharga dalam pola makan seimbang dan gaya hidup sehat.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Evaluasi komprehensif terhadap khasiat tumbuhan allium ini dalam konteks kesehatan memerlukan tinjauan mendalam terhadap bukti ilmiah yang ada. Beberapa studi observasional telah mengaitkan konsumsi rutin dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Studi kohort yang melibatkan ribuan peserta menunjukkan korelasi terbalik antara asupan sayuran allium dan kejadian infark miokard. Mekanisme yang mendasari efek ini diduga melibatkan penurunan tekanan darah, peningkatan profil lipid, dan aktivitas antioksidan yang melindungi endotelium vaskular.
Uji klinis terkontrol secara acak, meskipun jumlahnya terbatas, memberikan wawasan lebih lanjut mengenai mekanisme aksi. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry mengidentifikasi bahwa ekstrak dari sayuran ini menghambat agregasi trombosit in vitro, yang menunjukkan potensi efek antitrombotik. Studi lain menyoroti efek anti-inflamasi, dengan penurunan signifikan kadar sitokin pro-inflamasi seperti IL-6 dan TNF- setelah suplementasi. Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar studi ini menggunakan ekstrak terkonsentrasi, sehingga efek konsumsi utuh dalam jumlah moderat masih memerlukan validasi lebih lanjut.
Interpretasi bukti ilmiah ini tidak terlepas dari tantangan. Variabilitas genetik, faktor gaya hidup lain, dan metode pengolahan dapat mempengaruhi efek biologis. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang tidak konsisten, menekankan perlunya studi dengan desain yang lebih ketat dan populasi yang lebih beragam. Selain itu, interaksi potensial dengan obat-obatan lain perlu dipertimbangkan, terutama bagi individu yang menjalani terapi antikoagulan atau antiplatelet.
Meskipun bukti anekdotal dan tradisi penggunaan herbal telah berlangsung lama, keputusan terkait kesehatan harus didasarkan pada analisis kritis terhadap bukti ilmiah yang tersedia. Studi lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami potensi terapeutik sayuran ini dan untuk mengidentifikasi populasi yang paling mungkin mendapat manfaat. Konsultasi dengan profesional kesehatan yang berkualifikasi sangat penting sebelum membuat perubahan signifikan pada pola makan atau rejimen pengobatan.