Ketahui 7 Manfaat Daun Bawang Mentah, yang Wajib Kamu Tahu!
Senin, 30 Juni 2025 oleh journal
Konsumsi bagian tanaman Allium fistulosum ini dalam keadaan segar memberikan sejumlah dampak positif bagi tubuh. Kandungan nutrisi yang terjaga utuh, seperti vitamin dan mineral, berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, senyawa aktif yang terdapat di dalamnya dapat membantu proses pencernaan dan menjaga kesehatan jantung.
"Mengonsumsi Allium fistulosum segar sebagai bagian dari diet seimbang dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Kandungan nutrisinya yang kaya mendukung fungsi tubuh secara optimal," ujar Dr. Amelia Wijaya, seorang ahli gizi klinis.
Dr. Wijaya menambahkan, "Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan tetap tidak dianjurkan. Moderasi adalah kunci untuk mendapatkan manfaat terbaik."
Bagian tanaman ini mengandung senyawa seperti allicin dan quercetin. Allicin, yang juga ditemukan pada bawang putih, memiliki sifat antibakteri dan antiinflamasi. Quercetin, sebuah flavonoid, berperan sebagai antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa ini dapat membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung. Dianjurkan untuk mengonsumsi dalam jumlah sedang sebagai pelengkap makanan, bukan sebagai pengganti pengobatan medis.
Manfaat Daun Bawang Mentah
Konsumsi Allium fistulosum dalam keadaan segar menawarkan serangkaian keuntungan kesehatan yang signifikan. Keuntungan-keuntungan ini berasal dari kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif yang terdapat di dalamnya, yang berperan penting dalam mendukung berbagai fungsi tubuh.
- Meningkatkan Imunitas
- Menyehatkan Jantung
- Melancarkan Pencernaan
- Sumber Antioksidan
- Anti-Inflamasi
- Menurunkan Tekanan Darah
- Menjaga Kesehatan Mata
Manfaat-manfaat ini saling terkait dan berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan. Sebagai contoh, kandungan allicin yang bersifat anti-inflamasi dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung. Selain itu, vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya mendukung sistem kekebalan tubuh, membantu melawan infeksi. Konsumsi Allium fistulosum mentah sebagai bagian dari diet seimbang dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi kesehatan.
Meningkatkan Imunitas
Kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi. Konsumsi sayuran segar, termasuk anggota keluarga Allium, dapat berkontribusi signifikan dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh. Kandungan senyawa aktif di dalamnya berperan penting dalam mendukung fungsi imun yang optimal.
- Kandungan Vitamin C
Vitamin C adalah antioksidan kuat yang mendukung produksi sel darah putih, komponen kunci dalam sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih membantu tubuh melawan infeksi virus dan bakteri. Asupan vitamin C yang cukup dapat mempersingkat durasi dan mengurangi tingkat keparahan penyakit seperti flu.
- Senyawa Allicin
Allicin, senyawa organosulfur yang juga ditemukan pada bawang putih, memiliki sifat antimikroba dan antivirus. Senyawa ini dapat membantu tubuh melawan berbagai patogen, termasuk bakteri dan virus yang umum menyebabkan infeksi pernapasan. Allicin bekerja dengan menghambat pertumbuhan dan penyebaran mikroorganisme berbahaya.
- Quercetin sebagai Antioksidan
Quercetin adalah flavonoid dengan sifat antioksidan yang kuat. Antioksidan membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit kronis. Quercetin membantu menetralkan radikal bebas dan mendukung fungsi imun yang sehat.
- Mineral Penting
Selain vitamin dan senyawa aktif, sayuran ini juga mengandung mineral penting seperti selenium dan seng. Selenium berperan dalam fungsi sel kekebalan tubuh, sedangkan seng penting untuk perkembangan dan fungsi sel-sel imun. Kekurangan mineral ini dapat mengganggu respons imun tubuh.
Dengan kandungan vitamin, mineral, dan senyawa bioaktifnya, konsumsi sayuran segar dapat menjadi bagian penting dari strategi untuk meningkatkan imunitas. Namun, penting untuk diingat bahwa diet seimbang dan gaya hidup sehat secara keseluruhan merupakan faktor kunci dalam menjaga sistem kekebalan tubuh yang kuat.
Menyehatkan Jantung
Kesehatan jantung merupakan aspek vital dalam menjaga kualitas hidup secara keseluruhan. Konsumsi sayuran tertentu, termasuk Allium fistulosum dalam keadaan segar, berkontribusi positif terhadap fungsi kardiovaskular yang optimal. Senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya bekerja secara sinergis untuk mendukung kesehatan jantung.
- Kandungan Quercetin dan Efek Antioksidan
Quercetin, flavonoid yang ditemukan dalam sayuran ini, memiliki sifat antioksidan yang kuat. Antioksidan membantu melindungi sel-sel jantung dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat memicu peradangan dan penyakit jantung. Dengan menetralkan radikal bebas, quercetin membantu menjaga integritas pembuluh darah dan otot jantung.
- Pengaruh Allicin terhadap Tekanan Darah
Allicin, senyawa organosulfur yang juga terdapat pada bawang putih, telah terbukti dapat membantu menurunkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Allicin bekerja dengan merelaksasi pembuluh darah, sehingga aliran darah menjadi lebih lancar dan tekanan darah menurun.
- Kandungan Kalium dan Regulasi Detak Jantung
Kalium adalah mineral penting yang berperan dalam mengatur detak jantung dan keseimbangan elektrolit. Asupan kalium yang cukup membantu menjaga detak jantung tetap stabil dan mencegah aritmia. Sayuran ini merupakan sumber kalium yang baik, berkontribusi pada kesehatan jantung yang optimal.
- Efek Anti-Inflamasi dan Pencegahan Aterosklerosis
Peradangan kronis merupakan faktor kunci dalam perkembangan aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di arteri. Senyawa anti-inflamasi yang terkandung dalam sayuran ini membantu mengurangi peradangan di pembuluh darah, sehingga mencegah pembentukan plak dan mengurangi risiko penyakit jantung koroner.
- Serat dan Kontrol Kolesterol
Meskipun jumlah seratnya relatif kecil, konsumsi sebagai bagian dari diet kaya serat secara keseluruhan dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL ("kolesterol jahat"). Kolesterol LDL yang tinggi dapat menumpuk di arteri dan menyebabkan aterosklerosis. Serat membantu mengikat kolesterol dan membuangnya dari tubuh.
- Meningkatkan Fungsi Endotelium
Endotelium adalah lapisan sel yang melapisi bagian dalam pembuluh darah. Fungsi endotelium yang sehat penting untuk menjaga kelancaran aliran darah dan mencegah pembekuan darah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran ini dapat meningkatkan fungsi endotelium, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung.
Dengan kombinasi kandungan antioksidan, efek penurunan tekanan darah, regulasi detak jantung, sifat anti-inflamasi, dan potensi kontrol kolesterol, konsumsi Allium fistulosum segar mendukung kesehatan jantung. Memasukkan sayuran ini ke dalam diet seimbang merupakan langkah positif dalam menjaga fungsi kardiovaskular yang optimal.
Melancarkan Pencernaan
Konsumsi Allium fistulosum segar berkontribusi positif terhadap kelancaran sistem pencernaan melalui beberapa mekanisme utama. Meskipun kandungan seratnya tidak setinggi sayuran lainnya, kehadiran serat dalam jumlah moderat tetap berperan dalam meningkatkan volume tinja dan memfasilitasi pergerakan usus yang teratur. Hal ini membantu mencegah konstipasi dan menjaga kesehatan saluran cerna secara keseluruhan.
Lebih lanjut, senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya, khususnya allicin dan senyawa sulfur lainnya, memiliki efek merangsang produksi enzim pencernaan. Enzim-enzim ini krusial dalam memecah makanan menjadi partikel yang lebih kecil sehingga nutrisi dapat diserap secara efisien oleh tubuh. Peningkatan produksi enzim pencernaan dapat membantu mengatasi masalah seperti perut kembung dan gangguan pencernaan lainnya.
Selain itu, Allium fistulosum memiliki sifat prebiotik, yang berarti dapat mendukung pertumbuhan bakteri baik (probiotik) di usus. Bakteri baik ini memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan mikrobiota usus, yang esensial untuk kesehatan pencernaan dan kekebalan tubuh. Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat dapat membantu mencegah infeksi dan peradangan di saluran cerna.
Efek karminatif, atau kemampuan mengurangi pembentukan gas di saluran pencernaan, juga dikaitkan dengan konsumsi sayuran ini. Senyawa-senyawa tertentu dalam Allium fistulosum dapat membantu meredakan kembung dan rasa tidak nyaman akibat gas berlebih di perut.
Dengan demikian, konsumsi Allium fistulosum segar, meskipun tidak menggantikan sumber serat utama lainnya, dapat berperan sebagai pelengkap diet yang mendukung kelancaran pencernaan melalui peningkatan volume tinja, stimulasi produksi enzim pencernaan, dukungan pertumbuhan bakteri baik, dan pengurangan pembentukan gas. Konsumsi moderat sebagai bagian dari pola makan seimbang memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan saluran cerna.
Sumber Antioksidan
Kehadiran senyawa antioksidan dalam Allium fistulosum mentah menjadi faktor krusial yang berkontribusi pada profil manfaat kesehatannya. Antioksidan adalah molekul yang mampu menetralisir radikal bebas, yaitu molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu stres oksidatif. Stres oksidatif telah dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan penyakit neurodegeneratif. Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan membantu melindungi sel-sel dari kerusakan dan mengurangi risiko penyakit-penyakit tersebut.
Salah satu antioksidan utama yang ditemukan dalam sayuran ini adalah quercetin, sebuah flavonoid dengan aktivitas antioksidan yang kuat. Quercetin bekerja dengan mendonorkan elektron ke radikal bebas, sehingga menstabilkan molekul-molekul berbahaya ini dan mencegahnya merusak sel-sel tubuh. Selain itu, quercetin juga memiliki sifat anti-inflamasi, yang semakin meningkatkan kemampuannya untuk melindungi tubuh dari penyakit kronis.
Selain quercetin, Allium fistulosum juga mengandung vitamin C, yang merupakan antioksidan larut air. Vitamin C berperan penting dalam melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas di lingkungan berair dalam tubuh, seperti darah dan cairan intraseluler. Vitamin C juga membantu meregenerasi antioksidan lain, seperti vitamin E, sehingga meningkatkan kapasitas antioksidan tubuh secara keseluruhan.
Senyawa sulfur, seperti allicin, yang terdapat dalam Allium fistulosum, juga memiliki sifat antioksidan. Meskipun mekanisme kerjanya berbeda dengan quercetin dan vitamin C, allicin dapat membantu melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif dengan meningkatkan produksi enzim antioksidan alami dalam tubuh, seperti superoksida dismutase (SOD) dan katalase.
Dengan kombinasi quercetin, vitamin C, dan senyawa sulfur, Allium fistulosum mentah menawarkan spektrum perlindungan antioksidan yang luas. Konsumsi sayuran ini secara teratur dapat membantu mengurangi stres oksidatif, melindungi sel-sel dari kerusakan, dan mengurangi risiko penyakit kronis. Penting untuk dicatat bahwa konsumsi dalam keadaan segar memaksimalkan ketersediaan antioksidan ini, karena beberapa senyawa antioksidan dapat rusak akibat panas saat proses memasak.
Anti-Inflamasi
Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Namun, peradangan kronis dapat berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, arthritis, dan bahkan beberapa jenis kanker. Kemampuan suatu makanan untuk meredakan peradangan memiliki implikasi signifikan bagi kesehatan, dan konsumsi Allium fistulosum mentah menawarkan potensi dalam aspek ini.
- Quercetin dan Penekanan Jalur Inflamasi
Quercetin, flavonoid yang melimpah dalam sayuran ini, memiliki kemampuan untuk menekan jalur inflamasi dalam tubuh. Senyawa ini bekerja dengan menghambat produksi sitokin pro-inflamasi, yaitu molekul yang memicu dan mempertahankan respons peradangan. Dengan menekan produksi sitokin ini, quercetin membantu meredakan peradangan dan mengurangi kerusakan jaringan.
- Allicin dan Modulasi Respon Imun
Allicin, senyawa organosulfur yang juga ditemukan pada bawang putih, memiliki efek memodulasi respon imun. Allicin dapat membantu menyeimbangkan sistem kekebalan tubuh, mencegahnya dari reaksi berlebihan yang dapat menyebabkan peradangan kronis. Senyawa ini juga memiliki sifat antimikroba, yang dapat membantu mengatasi infeksi yang seringkali memicu peradangan.
- Kandungan Vitamin C dan Perlindungan Sel
Vitamin C, antioksidan kuat yang terkandung dalam Allium fistulosum, membantu melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas dapat memicu stres oksidatif, yang berkontribusi pada peradangan. Dengan menetralkan radikal bebas, vitamin C membantu mengurangi peradangan dan menjaga integritas sel.
- Senyawa Sulfur dan Aktivasi Enzim Anti-Inflamasi
Senyawa sulfur dalam Allium fistulosum dapat membantu mengaktifkan enzim anti-inflamasi dalam tubuh. Enzim-enzim ini berperan dalam memecah molekul pro-inflamasi dan membersihkan sisa-sisa sel yang rusak akibat peradangan. Aktivasi enzim-enzim ini membantu mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi peradangan.
- Efek Sinergis Senyawa Bioaktif
Efek anti-inflamasi dari Allium fistulosum bukan hanya hasil dari satu senyawa tunggal, tetapi merupakan hasil sinergi dari berbagai senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya. Quercetin, allicin, vitamin C, dan senyawa sulfur bekerja bersama untuk meredakan peradangan melalui berbagai mekanisme yang saling melengkapi.
Potensi anti-inflamasi yang ditawarkan oleh konsumsi Allium fistulosum mentah menjadikannya tambahan yang berharga dalam diet yang bertujuan untuk mengurangi risiko penyakit kronis terkait peradangan. Meskipun bukan merupakan pengganti pengobatan medis, memasukkan sayuran ini ke dalam pola makan seimbang dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Menurunkan Tekanan Darah
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, merupakan kondisi medis serius yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya. Pengelolaan tekanan darah melalui perubahan gaya hidup dan pola makan merupakan strategi penting dalam pencegahan dan pengendalian kondisi ini. Konsumsi Allium fistulosum dalam keadaan segar menunjukkan potensi sebagai bagian dari pendekatan tersebut, terutama karena kandungan senyawa bioaktif yang dimilikinya.
Salah satu senyawa kunci yang berperan dalam menurunkan tekanan darah adalah allicin. Senyawa organosulfur ini, yang juga ditemukan pada bawang putih, telah diteliti secara ekstensif karena efek vasodilatasinya. Vasodilatasi mengacu pada pelebaran pembuluh darah, yang mengurangi resistensi terhadap aliran darah dan, akibatnya, menurunkan tekanan darah. Allicin bekerja dengan melepaskan hidrogen sulfida (H2S), gasotransmitter yang memicu relaksasi otot polos di dinding pembuluh darah.
Selain allicin, kalium, mineral penting yang terdapat dalam sayuran ini, juga berkontribusi pada regulasi tekanan darah. Kalium membantu menyeimbangkan efek natrium dalam tubuh. Asupan natrium yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, sementara kalium membantu mengeluarkan natrium berlebih melalui urine. Keseimbangan yang tepat antara natrium dan kalium penting untuk menjaga tekanan darah dalam kisaran normal.
Flavonoid, seperti quercetin, yang hadir dalam Allium fistulosum, juga menunjukkan aktivitas antihipertensi. Quercetin bekerja sebagai antioksidan, melindungi pembuluh darah dari kerusakan akibat radikal bebas dan mengurangi peradangan. Peradangan kronis di pembuluh darah dapat menyebabkan disfungsi endotelium, lapisan sel yang melapisi bagian dalam pembuluh darah, yang pada gilirannya dapat meningkatkan tekanan darah. Quercetin membantu menjaga fungsi endotelium yang sehat, sehingga mendukung regulasi tekanan darah yang optimal.
Meskipun Allium fistulosum menawarkan potensi dalam menurunkan tekanan darah, penting untuk dicatat bahwa efeknya mungkin bervariasi tergantung pada individu dan faktor gaya hidup lainnya. Konsumsi sayuran ini sebaiknya menjadi bagian dari diet seimbang yang kaya akan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh, serta dikombinasikan dengan aktivitas fisik teratur dan pengelolaan stres yang efektif. Bagi individu dengan hipertensi, konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat dianjurkan untuk mengembangkan rencana pengelolaan tekanan darah yang komprehensif dan sesuai.
Menjaga Kesehatan Mata
Konsumsi Allium fistulosum mentah berkontribusi terhadap pemeliharaan kesehatan organ penglihatan melalui beberapa mekanisme nutrisi yang penting. Kandungan vitamin dan antioksidan dalam sayuran ini memainkan peran krusial dalam melindungi mata dari kerusakan akibat radikal bebas dan degenerasi makula terkait usia (AMD), penyebab utama kebutaan pada orang dewasa yang lebih tua.
Vitamin A, meskipun tidak secara langsung melimpah, dapat disintesis dari beta-karoten, pigmen yang terdapat dalam sayuran hijau termasuk Allium fistulosum. Vitamin A esensial untuk fungsi retina yang optimal, memungkinkan mata beradaptasi dengan perubahan cahaya dan membedakan warna. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rabun senja dan masalah penglihatan lainnya.
Vitamin C, antioksidan kuat, membantu melindungi lensa mata dari kerusakan oksidatif. Stres oksidatif dapat menyebabkan pembentukan katarak, kekeruhan pada lensa yang mengganggu penglihatan. Vitamin C membantu menetralkan radikal bebas dan menjaga kejernihan lensa.
Lutein dan zeaxanthin, karotenoid yang juga ditemukan dalam Allium fistulosum, terakumulasi di makula, bagian retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan sentral yang tajam. Kedua karotenoid ini bertindak sebagai filter alami terhadap cahaya biru berenergi tinggi, yang dapat merusak sel-sel retina. Dengan menyerap cahaya biru, lutein dan zeaxanthin membantu melindungi makula dari degenerasi.
Quercetin, flavonoid antioksidan lainnya, juga memberikan kontribusi dalam melindungi mata dari kerusakan akibat radikal bebas dan peradangan. Quercetin membantu menjaga kesehatan pembuluh darah di mata, memastikan suplai oksigen dan nutrisi yang adekuat ke retina.
Dengan demikian, konsumsi Allium fistulosum mentah, sebagai bagian dari diet seimbang yang kaya akan nutrisi penting, mendukung kesehatan mata melalui perlindungan terhadap kerusakan oksidatif, filtrasi cahaya biru berbahaya, dan pemeliharaan fungsi retina yang optimal. Memasukkan sayuran ini ke dalam pola makan merupakan langkah preventif dalam menjaga penglihatan yang baik seiring bertambahnya usia.
Tips Konsumsi yang Optimal
Untuk memaksimalkan potensi positif tanaman Allium fistulosum terhadap kesehatan, perhatikan beberapa panduan penting dalam pengolahannya.
Tip 1: Prioritaskan Kondisi Segar
Konsumsi dalam keadaan mentah mempertahankan kandungan nutrisi yang utuh. Proses pemasakan dapat mengurangi kadar vitamin dan senyawa volatil yang bermanfaat. Tambahkan irisan tipis pada salad atau sebagai taburan hidangan setelah proses memasak selesai.
Tip 2: Cuci dengan Cermat
Pastikan kebersihan optimal sebelum konsumsi. Cuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan residu pestisida yang mungkin menempel. Pertimbangkan penggunaan sikat lembut untuk membersihkan bagian pangkal yang sering kali menyimpan kotoran.
Tip 3: Kombinasikan dengan Sumber Lemak Sehat
Beberapa vitamin, seperti vitamin K, bersifat larut dalam lemak. Mengonsumsi Allium fistulosum bersamaan dengan sumber lemak sehat, seperti alpukat atau minyak zaitun, dapat meningkatkan penyerapan nutrisi tersebut oleh tubuh.
Tip 4: Perhatikan Potensi Interaksi Obat
Individu yang mengonsumsi obat pengencer darah atau memiliki gangguan pembekuan darah sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi dalam jumlah besar. Senyawa tertentu dapat berinteraksi dengan obat dan memengaruhi efektivitasnya.
Dengan mengikuti panduan ini, potensi manfaat dari konsumsi Allium fistulosum dapat dioptimalkan, memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan secara keseluruhan. Moderasi tetap menjadi kunci untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Penelitian mengenai dampak positif konsumsi Allium fistulosum segar terus berkembang, meskipun studi klinis berskala besar masih terbatas. Sejumlah studi in vitro (di laboratorium) dan in vivo (pada hewan) memberikan indikasi yang menjanjikan mengenai aktivitas biologis senyawa yang terkandung di dalamnya. Studi-studi ini meneliti efek antioksidan, anti-inflamasi, dan kardioprotektif dari ekstrak Allium fistulosum, serta pengaruhnya terhadap regulasi tekanan darah dan metabolisme glukosa.
Sebagai contoh, sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry menginvestigasi aktivitas antioksidan dari berbagai varietas Allium fistulosum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas dengan kandungan flavonoid yang lebih tinggi menunjukkan aktivitas antioksidan yang lebih kuat, mampu menetralisir radikal bebas dan melindungi sel dari kerusakan oksidatif. Studi lain dalam Journal of Functional Foods meneliti efek ekstrak Allium fistulosum terhadap profil lipid pada tikus dengan hiperkolesterolemia. Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan kadar kolesterol LDL ("kolesterol jahat") dan peningkatan kadar kolesterol HDL ("kolesterol baik"), yang mengindikasikan potensi kardioprotektif.
Meskipun studi-studi ini memberikan bukti awal yang mendukung potensi manfaat kesehatan, penting untuk dicatat bahwa hasil dari studi in vitro dan in vivo tidak selalu dapat diekstrapolasi langsung ke manusia. Dibutuhkan studi klinis terkontrol secara acak (RCT) pada manusia untuk mengkonfirmasi efek ini dan menentukan dosis optimal serta durasi konsumsi yang aman dan efektif. Beberapa studi kasus dan laporan anekdotal juga menyoroti potensi manfaat, namun bukti-bukti ini perlu diverifikasi melalui penelitian yang lebih ketat.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme aksi senyawa bioaktif dalam Allium fistulosum secara lebih mendalam, serta untuk mengeksplorasi interaksi potensial dengan obat-obatan dan kondisi medis tertentu. Penting untuk mendekati informasi mengenai manfaat kesehatan dengan sikap kritis dan berdasarkan bukti ilmiah yang kuat. Konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang personal dan sesuai dengan kondisi individu.