7 Manfaat Daun Bidara, Khasiatnya yang Wajib Kamu Intip!

Jumat, 13 Juni 2025 oleh journal

Tumbuhan bidara, khususnya bagian daunnya, telah lama dikenal dalam berbagai tradisi pengobatan. Bagian tanaman ini dipercaya memiliki beragam khasiat, mulai dari membantu penyembuhan luka hingga meredakan masalah pencernaan. Potensi terapi yang terkandung di dalamnya menjadikannya subjek penelitian dan pemanfaatan dalam praktik kesehatan tradisional maupun modern.

"Penggunaan ekstrak daun bidara menunjukkan potensi yang menjanjikan dalam mendukung kesehatan. Namun, penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar dan metodologi yang ketat tetap diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanannya secara komprehensif," ujar dr. Amelia Kusuma, seorang ahli gizi klinis.

7 Manfaat Daun Bidara, Khasiatnya yang Wajib Kamu Intip!

- dr. Amelia Kusuma, Ahli Gizi Klinis

Tren pemanfaatan tumbuhan obat tradisional terus meningkat, mendorong eksplorasi ilmiah terhadap senyawa aktif yang terkandung di dalamnya. Salah satu yang menarik perhatian adalah potensi terapi yang berasal dari daun bidara.

Daun bidara mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, dan saponin yang memiliki sifat antioksidan, antiinflamasi, dan antibakteri. Senyawa-senyawa ini diduga berperan dalam memberikan manfaat kesehatan, seperti membantu meredakan peradangan, mempercepat penyembuhan luka, serta menjaga kesehatan pencernaan. Beberapa penelitian awal juga menunjukkan potensi dalam mengontrol kadar gula darah. Penggunaan tradisional umumnya melibatkan konsumsi rebusan daun atau aplikasi topikal. Meskipun demikian, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengonsumsi atau menggunakan produk olahan daun bidara, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Dosis yang tepat dan potensi interaksi perlu dipertimbangkan dengan cermat untuk memastikan keamanan dan efektivitas.

Daun Bidara dan Manfaatnya

Daun bidara menyimpan beragam manfaat yang potensial bagi kesehatan. Berikut adalah tujuh manfaat utama yang perlu diperhatikan:

  • Penyembuhan luka
  • Anti-inflamasi
  • Antibakteri
  • Antioksidan
  • Kesehatan pencernaan
  • Kontrol gula darah
  • Meredakan peradangan

Manfaat daun bidara yang beragam berasal dari kandungan senyawa aktif seperti flavonoid dan saponin. Sifat antioksidan membantu melawan radikal bebas, sementara efek anti-inflamasi dapat meredakan peradangan pada tubuh. Potensi antibakteri mendukung perlindungan terhadap infeksi. Studi awal juga menunjukkan dampak positif pada kadar gula darah, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan. Pemanfaatan daun bidara sebagai bagian dari gaya hidup sehat dapat memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan secara keseluruhan.

Penyembuhan Luka

Kemampuan mempercepat pemulihan jaringan yang rusak merupakan salah satu khasiat yang dikaitkan dengan penggunaan tanaman bidara. Proses penyembuhan luka melibatkan serangkaian mekanisme kompleks, dan potensi bidara dalam aspek ini menjadi perhatian dalam penelitian etnofarmakologi.

  • Aktivitas Antioksidan dan Regenerasi Sel

    Ekstrak dari tumbuhan ini mengandung senyawa antioksidan yang dapat membantu melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas dapat memperlambat proses penyembuhan luka. Selain itu, senyawa tertentu dalam tanaman ini diduga merangsang pertumbuhan sel-sel baru, yang penting untuk regenerasi jaringan yang rusak.

  • Efek Anti-inflamasi dalam Mengurangi Peradangan

    Peradangan seringkali menyertai luka, menghambat proses penyembuhan. Komponen anti-inflamasi yang terdapat pada tanaman ini dapat membantu meredakan peradangan di sekitar luka, menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk pemulihan. Pengurangan peradangan juga dapat mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.

  • Potensi Antimikroba dalam Mencegah Infeksi

    Luka terbuka rentan terhadap infeksi bakteri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bidara memiliki aktivitas antimikroba, yang dapat membantu mencegah pertumbuhan bakteri pada luka. Pencegahan infeksi sangat penting untuk menghindari komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan.

  • Penggunaan Tradisional dan Validasi Ilmiah

    Penggunaan bidara secara tradisional untuk mengobati luka telah lama dilakukan di berbagai budaya. Penelitian modern berusaha untuk memvalidasi klaim tradisional ini melalui studi ilmiah yang ketat. Meskipun hasil awal menjanjikan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme kerja dan efektivitasnya secara penuh.

Integrasi pengetahuan tradisional dengan penelitian ilmiah membuka jalan bagi pemahaman yang lebih komprehensif mengenai potensi bidara dalam penyembuhan luka. Kajian lebih lanjut mengenai dosis optimal, formulasi yang tepat, dan efek samping potensial tetap diperlukan untuk memastikan keamanan dan efektivitas penggunaannya.

Anti-inflamasi

Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, namun peradangan kronis dapat memicu atau memperburuk berbagai penyakit. Kemampuan suatu zat untuk meredakan atau mengurangi peradangan memiliki implikasi signifikan dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan. Tumbuhan bidara menunjukkan potensi dalam hal ini melalui kandungan senyawa-senyawa aktif yang dimilikinya.

Senyawa seperti flavonoid dan saponin, yang ditemukan dalam ekstrak tumbuhan tersebut, telah dikaitkan dengan aktivitas anti-inflamasi. Mekanisme kerjanya melibatkan penghambatan produksi mediator inflamasi, yaitu molekul-molekul yang memicu dan memperkuat respons peradangan. Dengan menghambat mediator ini, ekstrak tumbuhan tersebut dapat membantu menekan reaksi peradangan yang berlebihan.

Potensi anti-inflamasi ini dapat memberikan manfaat dalam berbagai kondisi. Misalnya, peradangan pada saluran pencernaan dapat diredakan, mengurangi gejala seperti nyeri perut dan kembung. Pada kasus peradangan sendi, senyawa-senyawa aktif tersebut berpotensi mengurangi rasa sakit dan meningkatkan mobilitas. Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan tumbuhan tersebut sebagai agen anti-inflamasi dalam jangka panjang, serta untuk menentukan dosis dan formulasi yang paling optimal.

Meskipun menjanjikan, pemanfaatan potensi anti-inflamasi ini harus dilakukan secara hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan. Interaksi dengan obat-obatan lain dan potensi efek samping perlu dipertimbangkan secara seksama untuk memastikan bahwa manfaat yang diperoleh sepadan dengan risiko yang mungkin timbul.

Antibakteri

Kemampuan menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri patogen merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga kesehatan. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa ekstrak dari tanaman bidara memiliki aktivitas antibakteri terhadap berbagai jenis bakteri, baik bakteri Gram positif maupun Gram negatif. Aktivitas ini diduga berasal dari senyawa-senyawa tertentu yang terkandung di dalamnya, yang bekerja dengan merusak struktur sel bakteri atau mengganggu proses metabolisme penting bagi kelangsungan hidup bakteri tersebut.

Potensi ini dapat memberikan manfaat dalam mengatasi infeksi bakteri, baik pada kulit maupun di dalam tubuh. Penggunaan topikal ekstrak tanaman ini dapat membantu mencegah atau mengobati infeksi kulit seperti jerawat atau bisul. Konsumsi oral (dengan sangat hati-hati dan di bawah pengawasan medis) berpotensi membantu mengatasi infeksi saluran pencernaan atau saluran pernapasan. Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan ekstrak tanaman ini sebagai agen antibakteri tidak boleh menggantikan pengobatan medis konvensional yang diresepkan oleh dokter. Sebaliknya, ekstrak ini dapat digunakan sebagai terapi komplementer, setelah berkonsultasi dengan profesional kesehatan.

Mekanisme kerja senyawa antibakteri dalam tanaman ini masih terus diteliti. Beberapa hipotesis menyebutkan bahwa senyawa-senyawa tersebut dapat mengganggu pembentukan dinding sel bakteri, menghambat sintesis protein bakteri, atau merusak membran sel bakteri. Pemahaman yang lebih mendalam mengenai mekanisme kerja ini akan membantu dalam pengembangan formulasi yang lebih efektif dan aman.

Perlu ditekankan bahwa efektivitas aktivitas antibakteri dari tanaman bidara dapat bervariasi, tergantung pada jenis bakteri yang dihadapi, konsentrasi ekstrak yang digunakan, dan metode pengujian yang dilakukan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan metodologi yang ketat untuk mengonfirmasi efektivitas dan spektrum aktivitas antibakteri dari tanaman ini, serta untuk menentukan dosis dan cara penggunaan yang optimal.

Antioksidan

Peran antioksidan menjadi krusial dalam konteks kesehatan, terutama dalam kaitannya dengan potensi terapeutik tumbuhan alami. Keberadaan senyawa-senyawa antioksidan dalam suatu tanaman dapat berkontribusi signifikan terhadap manfaat kesehatan yang ditawarkannya. Tumbuhan bidara, khususnya bagian daunnya, menunjukkan potensi dalam hal ini.

  • Perlindungan Terhadap Radikal Bebas

    Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh, memicu stres oksidatif, dan berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit kronis. Antioksidan bekerja dengan menetralkan radikal bebas, mencegah kerusakan seluler, dan membantu menjaga keseimbangan sistem tubuh. Keberadaan antioksidan dalam daun bidara dapat membantu melindungi tubuh dari efek buruk radikal bebas.

  • Senyawa Antioksidan dalam Daun Bidara

    Daun bidara mengandung berbagai senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan, seperti flavonoid, vitamin C, dan senyawa fenolik lainnya. Flavonoid, misalnya, telah terbukti memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas dan mengurangi peradangan. Kombinasi berbagai senyawa antioksidan ini memberikan efek sinergis, meningkatkan efektivitas perlindungan terhadap stres oksidatif.

  • Implikasi bagi Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah

    Stres oksidatif berperan penting dalam perkembangan penyakit jantung dan pembuluh darah. Antioksidan dapat membantu melindungi pembuluh darah dari kerusakan akibat oksidasi kolesterol LDL ("kolesterol jahat"), yang merupakan langkah awal dalam pembentukan plak aterosklerosis. Konsumsi tanaman yang kaya antioksidan, seperti daun bidara, berpotensi membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.

  • Dukungan Sistem Kekebalan Tubuh

    Sistem kekebalan tubuh membutuhkan antioksidan untuk berfungsi secara optimal. Radikal bebas dapat merusak sel-sel kekebalan tubuh, menghambat kemampuan mereka untuk melawan infeksi. Antioksidan membantu melindungi sel-sel kekebalan tubuh dari kerusakan, meningkatkan kemampuan mereka untuk merespons ancaman infeksi dan penyakit. Daun bidara, dengan kandungan antioksidannya, berpotensi mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh.

Dengan demikian, keberadaan antioksidan dalam daun bidara memberikan kontribusi penting terhadap potensi manfaat kesehatan yang dikaitkan dengannya. Meskipun menjanjikan, penelitian lebih lanjut tetap diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam mekanisme kerja dan efektivitas antioksidan dalam daun bidara, serta untuk menentukan dosis dan cara penggunaan yang optimal untuk memaksimalkan manfaatnya.

Kesehatan pencernaan

Keterkaitan antara kesehatan sistem pencernaan dan pemanfaatan tumbuhan bidara terletak pada potensi tumbuhan tersebut dalam memelihara keseimbangan mikroflora usus dan meredakan gangguan pencernaan. Sistem pencernaan yang sehat bergantung pada populasi bakteri baik yang seimbang untuk mencerna makanan, menyerap nutrisi, dan mencegah pertumbuhan bakteri jahat. Gangguan pada keseimbangan ini dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kembung, diare, atau sembelit.

Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa senyawa tertentu yang terkandung dalam tumbuhan bidara, seperti flavonoid dan tanin, memiliki sifat prebiotik. Prebiotik adalah senyawa yang tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia, tetapi dapat difermentasi oleh bakteri baik di usus, mendorong pertumbuhan dan aktivitas mereka. Dengan meningkatkan populasi bakteri baik, tumbuhan bidara berpotensi memperbaiki keseimbangan mikroflora usus dan meningkatkan fungsi pencernaan secara keseluruhan.

Selain itu, tumbuhan bidara juga dikenal memiliki sifat anti-inflamasi. Peradangan kronis pada saluran pencernaan dapat mengganggu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Senyawa anti-inflamasi dalam tumbuhan ini dapat membantu meredakan peradangan, mengurangi gejala gangguan pencernaan, dan memulihkan fungsi normal saluran pencernaan. Penggunaan tradisional tumbuhan ini seringkali melibatkan konsumsi rebusan daun untuk mengatasi masalah pencernaan ringan.

Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa penelitian mengenai efek tumbuhan bidara terhadap kesehatan pencernaan masih terbatas. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar dan metodologi yang ketat untuk mengonfirmasi manfaatnya dan menentukan dosis yang tepat serta potensi efek sampingnya. Konsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan tumbuhan ini sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan pencernaan sangat dianjurkan, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

Kontrol gula darah

Pengelolaan kadar glukosa dalam darah merupakan aspek krusial dalam pencegahan dan penanganan diabetes mellitus. Beberapa penelitian pendahuluan menyoroti potensi tumbuhan bidara dalam membantu menjaga stabilitas kadar gula darah, sebuah temuan yang menarik perhatian dalam konteks pencarian alternatif alami untuk pengelolaan diabetes.

Mekanisme yang mendasari potensi ini belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa hipotesis diajukan. Salah satunya adalah kemampuan senyawa tertentu yang terkandung dalam tumbuhan tersebut untuk meningkatkan sensitivitas insulin. Insulin adalah hormon yang berperan penting dalam memfasilitasi masuknya glukosa dari darah ke dalam sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi. Peningkatan sensitivitas insulin berarti tubuh lebih efisien dalam menggunakan insulin, sehingga kadar glukosa dalam darah dapat terkontrol dengan lebih baik.

Hipotesis lain melibatkan penghambatan enzim alfa-glukosidase, enzim yang berperan dalam memecah karbohidrat menjadi glukosa di dalam usus. Dengan menghambat enzim ini, penyerapan glukosa ke dalam darah dapat diperlambat, mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan. Beberapa studi in vitro (di laboratorium) menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan bidara memiliki aktivitas penghambatan alfa-glukosidase.

Kendati demikian, penting untuk ditekankan bahwa bukti ilmiah yang mendukung klaim ini masih terbatas dan bersifat awal. Sebagian besar penelitian dilakukan pada hewan atau di laboratorium, dan penelitian klinis pada manusia masih sangat sedikit. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar, desain yang lebih ketat, dan durasi yang lebih lama untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanan tumbuhan bidara dalam mengendalikan kadar gula darah pada manusia. Penggunaan tumbuhan ini sebagai bagian dari strategi pengelolaan diabetes harus selalu dilakukan di bawah pengawasan dokter, dan tidak boleh menggantikan pengobatan konvensional yang telah diresepkan.

Penting untuk dicatat bahwa pengelolaan diabetes melibatkan pendekatan holistik yang meliputi perubahan gaya hidup, seperti diet sehat, olahraga teratur, dan pemantauan kadar gula darah secara berkala. Tumbuhan bidara mungkin dapat menjadi bagian dari pendekatan ini, namun tidak boleh dianggap sebagai solusi tunggal atau pengganti pengobatan medis yang telah terbukti efektif.

Meredakan Peradangan

Salah satu aspek penting yang dikaitkan dengan potensi terapi tumbuhan bidara adalah kemampuannya dalam meredakan peradangan. Peradangan, sebagai respons imun tubuh terhadap cedera atau infeksi, dapat menjadi kronis dan berkontribusi terhadap berbagai penyakit. Kemampuan untuk memodulasi respons peradangan ini menjadikan tumbuhan bidara sebagai subjek penelitian yang menarik.

  • Senyawa Aktif dengan Sifat Anti-inflamasi

    Ekstrak tumbuhan bidara mengandung senyawa-senyawa aktif, seperti flavonoid dan saponin, yang menunjukkan sifat anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat produksi mediator inflamasi, yaitu molekul-molekul yang memicu dan memperkuat respons peradangan. Dengan menekan produksi mediator ini, peradangan dapat diredakan secara signifikan.

  • Aplikasi Tradisional dalam Pengobatan Peradangan

    Dalam berbagai tradisi pengobatan, tumbuhan bidara telah lama digunakan untuk mengatasi kondisi peradangan, seperti radang sendi, eksim, dan masalah pencernaan. Penggunaan tradisional ini memberikan dasar empiris untuk penelitian ilmiah modern yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan memvalidasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek anti-inflamasi tersebut.

  • Potensi dalam Mengurangi Nyeri dan Pembengkakan

    Peradangan seringkali disertai dengan gejala seperti nyeri dan pembengkakan. Dengan meredakan peradangan, tumbuhan bidara berpotensi mengurangi nyeri dan pembengkakan yang terkait dengan berbagai kondisi inflamasi. Hal ini dapat meningkatkan kualitas hidup individu yang menderita penyakit inflamasi kronis.

  • Mekanisme Kerja pada Tingkat Seluler

    Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara mendalam mekanisme kerja senyawa anti-inflamasi dalam tumbuhan bidara pada tingkat seluler. Identifikasi target molekuler spesifik yang dipengaruhi oleh senyawa-senyawa ini akan membantu dalam pengembangan terapi yang lebih efektif dan tepat sasaran.

  • Pertimbangan Keamanan dan Dosis yang Tepat

    Meskipun memiliki potensi anti-inflamasi, penting untuk mempertimbangkan keamanan dan dosis yang tepat dalam penggunaan tumbuhan bidara. Interaksi dengan obat-obatan lain dan potensi efek samping perlu dievaluasi secara cermat. Konsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan tumbuhan ini sebagai agen anti-inflamasi sangat dianjurkan.

Dengan demikian, potensi tumbuhan bidara dalam meredakan peradangan memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman mengenai manfaat kesehatan yang terkait dengannya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya mengungkap potensi terapeutik tumbuhan ini dan untuk mengembangkan strategi penggunaan yang aman dan efektif dalam mengatasi berbagai kondisi inflamasi.

Tips Pemanfaatan Potensi Alami

Pemanfaatan tumbuhan berkhasiat memerlukan pendekatan yang terinformasi dan bertanggung jawab. Penerapan tips berikut dapat membantu memaksimalkan potensi manfaat sambil meminimalkan risiko yang mungkin timbul.

Tip 1: Identifikasi yang Tepat
Pastikan tumbuhan yang digunakan teridentifikasi dengan benar oleh ahli botani atau sumber terpercaya. Kesalahan identifikasi dapat berakibat fatal. Periksa ciri-ciri fisik secara detail, termasuk bentuk daun, bunga, dan batang.

Tip 2: Sumber yang Terpercaya
Dapatkan tumbuhan dari sumber yang memiliki reputasi baik dan menerapkan praktik budidaya yang berkelanjutan. Hindari membeli dari sumber yang tidak jelas atau meragukan kualitasnya. Pertimbangkan untuk menanam sendiri guna memastikan kontrol kualitas.

Tip 3: Persiapan yang Benar
Ikuti petunjuk persiapan yang tepat sesuai dengan jenis tumbuhan dan tujuan penggunaannya. Rebusan, infus, atau ekstrak memerlukan teknik dan waktu yang berbeda. Gunakan air bersih dan wadah yang sesuai untuk menghindari kontaminasi.

Tip 4: Dosis yang Tepat
Konsumsi dalam dosis yang tepat, sesuai dengan rekomendasi ahli herbal atau praktisi kesehatan yang kompeten. Dosis berlebihan tidak selalu berarti manfaat yang lebih besar, dan justru dapat meningkatkan risiko efek samping. Mulailah dengan dosis rendah dan tingkatkan secara bertahap jika diperlukan.

Tip 5: Konsultasi Profesional
Konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal sebelum menggunakan tumbuhan berkhasiat, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Interaksi obat dapat terjadi dan membahayakan kesehatan.

Tip 6: Pemantauan Efek
Pantau efek penggunaan tumbuhan secara seksama. Hentikan penggunaan jika timbul efek samping yang tidak diinginkan, seperti reaksi alergi, gangguan pencernaan, atau perubahan tekanan darah. Catat semua efek yang dirasakan untuk referensi di masa mendatang.

Penerapan tips ini secara disiplin akan meningkatkan keamanan dan efektivitas pemanfaatan potensi alami, serta meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Prioritaskan selalu keamanan dan konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk panduan yang lebih personal.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Sejumlah studi kasus dan penelitian pendahuluan telah mengeksplorasi potensi terapi tanaman bidara, khususnya yang berkaitan dengan bagian daunnya. Meskipun sebagian besar penelitian masih berada pada tahap awal, hasil yang diperoleh memberikan indikasi mengenai potensi khasiat yang perlu diteliti lebih lanjut.

Salah satu studi kasus yang dipublikasikan dalam jurnal Fitoterapia meneliti efek ekstrak daun pada penyembuhan luka bakar ringan. Studi tersebut melaporkan percepatan proses penyembuhan dan pengurangan peradangan pada area yang diobati dengan ekstrak dibandingkan dengan kelompok kontrol. Namun, penting untuk dicatat bahwa studi ini melibatkan jumlah peserta yang terbatas dan memerlukan validasi lebih lanjut dengan skala yang lebih besar.

Penelitian lain yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology meneliti aktivitas antibakteri ekstrak daun terhadap beberapa jenis bakteri patogen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan bakteri tertentu, meskipun mekanisme kerjanya belum sepenuhnya dipahami. Studi ini memberikan dasar ilmiah untuk penggunaan tradisional tanaman ini dalam pengobatan infeksi kulit.

Meskipun hasil studi-studi ini menjanjikan, penting untuk menafsirkannya dengan hati-hati. Sebagian besar penelitian masih bersifat in vitro (di laboratorium) atau melibatkan hewan percobaan, dan penelitian klinis pada manusia masih terbatas. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan metodologi yang ketat dan ukuran sampel yang lebih besar untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan tanaman ini dalam praktik klinis. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa penggunaan tanaman obat harus selalu dilakukan di bawah pengawasan profesional kesehatan untuk menghindari interaksi obat atau efek samping yang tidak diinginkan.