Temukan 7 Manfaat Air Rebusan Daun Salam yang Jarang Diketahui

Rabu, 18 Juni 2025 oleh journal

Minuman yang dihasilkan dari merebus daun salam dalam air dipercaya memiliki beragam khasiat. Cairan ini sering dimanfaatkan sebagai solusi alami untuk membantu mengontrol kadar gula darah, menurunkan tekanan darah, serta meredakan peradangan ringan. Beberapa orang juga mengonsumsinya untuk membantu melancarkan pencernaan dan meningkatkan kualitas tidur. Efek positif ini dikaitkan dengan kandungan senyawa aktif dalam daun salam yang larut dalam air saat proses perebusan.

"Air hasil rebusan daun salam memiliki potensi manfaat kesehatan yang menarik, terutama dalam membantu pengelolaan kadar gula darah dan tekanan darah. Namun, penting untuk diingat bahwa ini bukanlah pengganti pengobatan medis yang sudah ada," ujar Dr. Amelia Rahmawati, seorang dokter umum dengan fokus pada pengobatan herbal.

Temukan 7 Manfaat Air Rebusan Daun Salam yang Jarang Diketahui

Dr. Rahmawati menambahkan, "Penggunaan rebusan ini sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, terutama bagi individu yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu atau memiliki kondisi medis yang mendasarinya."

Kandungan senyawa aktif dalam daun salam, seperti flavonoid dan tanin, diduga berperan dalam memberikan efek positif tersebut. Flavonoid memiliki sifat antioksidan yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Sementara itu, tanin dapat membantu mengatur penyerapan glukosa dalam tubuh. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa konsumsi air rebusan daun salam secara teratur dapat membantu menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2, serta membantu menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi ringan. Untuk mendapatkan manfaatnya, disarankan untuk mengonsumsi air rebusan daun salam sebanyak satu hingga dua cangkir per hari, dan selalu perhatikan reaksi tubuh. Penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat dan keamanan jangka panjang dari konsumsi rebusan daun salam ini.

Apa Manfaat Air Rebusan Daun Salam

Air rebusan daun salam, sebagai ekstrak herbal, menawarkan potensi manfaat kesehatan yang signifikan. Studi awal mengindikasikan kemampuannya dalam mendukung berbagai aspek kesehatan, terutama terkait metabolisme dan inflamasi. Berikut adalah tujuh manfaat utama:

  • Menurunkan gula darah.
  • Menstabilkan tekanan darah.
  • Meredakan peradangan.
  • Melancarkan pencernaan.
  • Meningkatkan kualitas tidur.
  • Sumber antioksidan.
  • Mendukung imunitas.

Manfaat-manfaat ini berasal dari senyawa aktif dalam daun salam, seperti flavonoid dan tanin. Contohnya, efek penurun gula darah dapat membantu penderita diabetes tipe 2 dalam mengelola kondisi mereka. Sifat anti-inflamasi berpotensi meredakan gejala arthritis. Meskipun menjanjikan, penting untuk diingat bahwa air rebusan daun salam bukan pengganti perawatan medis konvensional dan perlu dikonsumsi secara bijak.

Menurunkan gula darah.

Kemampuan air hasil rebusan daun salam dalam menurunkan kadar gula darah menjadi salah satu manfaat yang paling banyak dicari. Efek ini penting, mengingat tingginya prevalensi diabetes tipe 2 dan kebutuhan akan solusi alami untuk membantu pengelolaan kondisi tersebut. Penelitian awal menunjukkan bahwa konsumsi teratur dapat memberikan dampak positif terhadap kadar glukosa dalam darah.

  • Peran Senyawa Aktif

    Flavonoid dan tanin, yang terkandung dalam daun salam, diyakini berperan penting dalam regulasi gula darah. Flavonoid berfungsi sebagai antioksidan, melindungi sel-sel pankreas yang menghasilkan insulin. Tanin, di sisi lain, dapat memperlambat penyerapan glukosa di usus, mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan.

  • Mekanisme Kerja

    Air rebusan daun salam diduga bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin, memungkinkan sel-sel tubuh merespon insulin dengan lebih efektif. Hal ini memudahkan glukosa untuk masuk ke dalam sel dan digunakan sebagai energi, sehingga menurunkan kadar gula darah dalam sirkulasi.

  • Bukti Ilmiah Awal

    Beberapa studi kecil menunjukkan bahwa konsumsi air rebusan daun salam secara teratur dapat membantu menurunkan kadar gula darah puasa dan HbA1c (ukuran kadar gula darah rata-rata selama 2-3 bulan terakhir) pada penderita diabetes tipe 2. Namun, penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar masih diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.

  • Penggunaan sebagai Pendamping Pengobatan

    Air rebusan daun salam tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan medis yang diresepkan oleh dokter. Sebaliknya, penggunaannya harus dianggap sebagai terapi pendamping yang dapat membantu meningkatkan efektivitas pengobatan konvensional. Konsultasi dengan dokter sangat penting sebelum mengonsumsi air rebusan daun salam, terutama jika sedang mengonsumsi obat-obatan diabetes.

  • Dosis dan Cara Konsumsi

    Dosis yang umum direkomendasikan adalah satu hingga dua cangkir air rebusan daun salam per hari. Air rebusan dapat dibuat dengan merebus beberapa lembar daun salam kering atau segar dalam air selama 10-15 menit. Penting untuk memantau kadar gula darah secara teratur dan memperhatikan reaksi tubuh setelah mengonsumsi air rebusan daun salam.

  • Potensi Efek Samping

    Meskipun umumnya dianggap aman, konsumsi air rebusan daun salam dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti gangguan pencernaan. Individu dengan alergi terhadap daun salam juga harus menghindari konsumsinya. Penting untuk selalu memulai dengan dosis kecil dan meningkatkan secara bertahap sesuai toleransi tubuh.

Secara keseluruhan, potensi efek penurun gula darah dari air rebusan daun salam menjadikannya sebagai alternatif alami yang menarik untuk membantu pengelolaan diabetes tipe 2. Namun, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan dan penggunaannya harus selalu didiskusikan dengan profesional kesehatan.

Menstabilkan tekanan darah.

Salah satu manfaat potensial yang dikaitkan dengan konsumsi air rebusan daun salam adalah kemampuannya dalam membantu menstabilkan tekanan darah. Kondisi tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan masalah kesehatan global yang signifikan, dan mencari solusi alami untuk membantu mengelola kondisi ini menjadi perhatian banyak orang. Daun salam diyakini mengandung senyawa-senyawa yang berkontribusi pada efek penurun tekanan darah.

Peran Kalium dan Antioksidan: Daun salam mengandung kalium, mineral penting yang membantu mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh dan merelaksasi dinding pembuluh darah. Selain itu, senyawa antioksidan yang ada dalam daun salam, seperti flavonoid, membantu melindungi pembuluh darah dari kerusakan akibat radikal bebas. Kerusakan ini dapat berkontribusi pada peradangan dan penyempitan pembuluh darah, yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah.

Mekanisme Aksi yang Mungkin: Beberapa studi awal menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam daun salam dapat membantu meningkatkan produksi oksida nitrat, molekul yang berperan penting dalam melebarkan pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah ini memungkinkan darah mengalir lebih lancar, sehingga menurunkan tekanan darah. Selain itu, efek diuretik ringan yang mungkin dimiliki oleh daun salam juga dapat membantu mengurangi volume darah, yang juga berkontribusi pada penurunan tekanan darah.

Bukti Ilmiah yang Terbatas: Meskipun terdapat beberapa penelitian yang menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa bukti ilmiah yang mendukung efek penurun tekanan darah dari air rebusan daun salam masih terbatas. Sebagian besar penelitian yang ada masih berskala kecil dan memerlukan konfirmasi lebih lanjut melalui studi yang lebih besar dan terkontrol dengan baik.

Sebagai Terapi Pendukung, Bukan Pengganti: Air rebusan daun salam tidak boleh digunakan sebagai pengganti pengobatan hipertensi yang diresepkan oleh dokter. Sebaliknya, konsumsinya dapat dipertimbangkan sebagai terapi pendukung untuk membantu meningkatkan efektivitas pengobatan konvensional. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi air rebusan daun salam, terutama jika sedang menjalani pengobatan hipertensi, karena dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu.

Dosis dan Cara Konsumsi: Dosis yang umum direkomendasikan adalah satu hingga dua cangkir air rebusan daun salam per hari. Pemantauan tekanan darah secara teratur diperlukan untuk memantau efektivitas dan keamanan konsumsi air rebusan daun salam. Hentikan penggunaan jika timbul efek samping yang tidak diinginkan.

Kesimpulan: Potensi manfaat air rebusan daun salam dalam menstabilkan tekanan darah menjadikannya sebagai opsi alami yang menarik. Namun, perlu diingat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini dan penggunaannya harus selalu dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan, terutama bagi individu yang sudah memiliki riwayat hipertensi.

Meredakan peradangan.

Ekstrak herbal yang diperoleh melalui perebusan daun salam dalam air memiliki potensi signifikan dalam meredakan peradangan. Inflamasi, atau peradangan, merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Namun, peradangan kronis dapat memicu berbagai penyakit serius, termasuk penyakit jantung, arthritis, dan bahkan kanker. Kemampuan daun salam untuk membantu mengendalikan peradangan berasal dari kandungan senyawa aktif yang dimilikinya.

Senyawa-senyawa, seperti flavonoid, eugenol, dan asam caffeic, berperan sebagai agen anti-inflamasi alami. Flavonoid bekerja dengan menghambat produksi sitokin pro-inflamasi, yaitu molekul yang memicu dan mempertahankan respons peradangan. Eugenol, senyawa aromatik yang juga ditemukan dalam cengkeh, memiliki sifat analgesik (pereda nyeri) dan anti-inflamasi yang telah terbukti secara ilmiah. Asam caffeic, sebagai antioksidan kuat, membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang seringkali memicu peradangan.

Mekanisme kerja air rebusan daun salam dalam meredakan peradangan melibatkan beberapa jalur biokimia. Senyawa-senyawa aktifnya dapat menghambat aktivitas enzim cyclooxygenase (COX), yang berperan penting dalam produksi prostaglandin, mediator inflamasi yang menyebabkan nyeri dan pembengkakan. Selain itu, ekstrak daun salam dapat menekan aktivitas jalur NF-kB, jalur signaling seluler yang terlibat dalam respons imun dan peradangan.

Meskipun studi lebih lanjut masih diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme dan efektivitas air rebusan daun salam dalam meredakan peradangan pada manusia, penelitian awal dan tradisional penggunaan herbal ini menunjukkan potensi manfaat yang menjanjikan. Individu yang mengalami kondisi peradangan, seperti arthritis atau penyakit radang usus, dapat mempertimbangkan air rebusan daun salam sebagai terapi komplementer. Namun, konsultasi dengan profesional kesehatan sangat penting sebelum memulai konsumsi, terutama jika sedang menjalani pengobatan lain, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan dan memastikan keamanan penggunaan.

Melancarkan pencernaan.

Air hasil rebusan daun salam berpotensi memberikan kontribusi positif terhadap kelancaran sistem pencernaan. Efek ini terkait dengan kandungan senyawa tertentu dalam daun salam yang dapat mempengaruhi fungsi saluran cerna. Beberapa mekanisme yang mungkin terlibat meliputi:

  • Stimulasi Produksi Enzim Pencernaan: Senyawa dalam daun salam dapat merangsang produksi enzim pencernaan, seperti amilase, protease, dan lipase. Enzim-enzim ini berperan krusial dalam memecah makanan menjadi molekul yang lebih kecil sehingga mudah diserap oleh tubuh. Peningkatan produksi enzim ini dapat membantu mengatasi masalah pencernaan seperti kembung, gas, dan rasa tidak nyaman setelah makan.
  • Efek Karminatif: Daun salam memiliki sifat karminatif, yang berarti dapat membantu mengurangi pembentukan gas dalam saluran pencernaan. Hal ini dapat meredakan perut kembung dan rasa tidak nyaman akibat penumpukan gas.
  • Potensi Efek Anti-Mikroba: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa daun salam memiliki sifat anti-mikroba yang dapat membantu menjaga keseimbangan mikroflora usus. Keseimbangan mikroflora usus yang sehat penting untuk pencernaan yang optimal dan mencegah pertumbuhan bakteri patogen yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
  • Peningkatan Motilitas Usus: Air rebusan daun salam mungkin dapat membantu meningkatkan motilitas usus, yaitu gerakan peristaltik yang mendorong makanan melalui saluran pencernaan. Peningkatan motilitas usus dapat membantu mencegah konstipasi.

Meskipun mekanisme tersebut memberikan penjelasan yang masuk akal, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efek air rebusan daun salam terhadap pencernaan secara definitif. Individu yang mengalami masalah pencernaan kronis sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Pemanfaatan air rebusan daun salam sebaiknya dipertimbangkan sebagai bagian dari pendekatan holistik terhadap kesehatan pencernaan, yang juga mencakup pola makan sehat, hidrasi yang cukup, dan gaya hidup aktif.

Meningkatkan kualitas tidur.

Ekstrak yang diperoleh dari perebusan daun salam berpotensi memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas tidur. Hubungan ini didasarkan pada kandungan senyawa tertentu dalam daun salam yang diyakini memiliki efek relaksasi dan sedatif ringan. Meskipun mekanisme pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, beberapa faktor dapat menjelaskan potensi manfaat ini.

Salah satu faktor yang mungkin berperan adalah kandungan magnesium dalam daun salam. Magnesium dikenal sebagai mineral penting yang terlibat dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk regulasi sistem saraf dan otot. Kekurangan magnesium sering dikaitkan dengan gangguan tidur, seperti insomnia. Konsumsi air rebusan daun salam dapat membantu meningkatkan kadar magnesium dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat mempromosikan relaksasi dan memfasilitasi tidur yang lebih nyenyak.

Selain magnesium, senyawa lain dalam daun salam, seperti linalool, juga dapat berkontribusi pada efek sedatif. Linalool adalah senyawa aromatik yang banyak ditemukan dalam lavender dan tanaman herbal lainnya yang dikenal karena sifat menenangkan dan kemampuannya untuk mengurangi kecemasan. Aroma linalool yang dihirup dari air rebusan daun salam dapat memicu respons relaksasi pada sistem saraf, membantu individu merasa lebih tenang dan siap untuk tidur.

Lebih lanjut, beberapa penelitian menunjukkan bahwa daun salam memiliki efek adaptogenik, yang berarti dapat membantu tubuh beradaptasi terhadap stres. Stres kronis dapat mengganggu siklus tidur-bangun alami tubuh dan menyebabkan insomnia. Dengan membantu tubuh mengelola stres, air rebusan daun salam secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas tidur.

Penting untuk dicatat bahwa efek peningkatan kualitas tidur dari air rebusan daun salam mungkin bersifat individual dan tergantung pada berbagai faktor, seperti dosis, sensitivitas individu, dan kondisi kesehatan yang mendasari. Individu yang mengalami gangguan tidur kronis sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Pemanfaatan air rebusan daun salam sebaiknya dipertimbangkan sebagai bagian dari pendekatan holistik untuk meningkatkan kualitas tidur, yang juga mencakup praktik kebersihan tidur yang baik, seperti menjaga jadwal tidur yang teratur, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan menghindari stimulan sebelum tidur.

Sumber antioksidan.

Keberadaan senyawa antioksidan dalam ekstrak daun salam yang diperoleh melalui perebusan berkontribusi signifikan terhadap potensi manfaat kesehatannya secara keseluruhan. Antioksidan merupakan molekul yang mampu menetralkan radikal bebas, yaitu molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu berbagai penyakit kronis. Daun salam mengandung berbagai jenis antioksidan, termasuk flavonoid, polifenol, dan vitamin C, yang bekerja secara sinergis untuk melindungi tubuh dari stres oksidatif.

Stres oksidatif terjadi ketika produksi radikal bebas melebihi kemampuan tubuh untuk menetralkannya. Kondisi ini dapat memicu peradangan kronis, kerusakan DNA, dan peningkatan risiko penyakit jantung, kanker, diabetes, dan penyakit neurodegeneratif. Antioksidan dalam ekstrak daun salam membantu mencegah atau mengurangi stres oksidatif dengan mendonorkan elektron ke radikal bebas, sehingga menstabilkannya dan mencegahnya merusak sel-sel tubuh.

Konsumsi ekstrak daun salam sebagai sumber antioksidan dapat memberikan manfaat perlindungan terhadap berbagai sistem organ. Misalnya, antioksidan dapat membantu melindungi jantung dengan mencegah oksidasi kolesterol LDL ("kolesterol jahat"), yang merupakan langkah awal dalam pembentukan plak di arteri. Antioksidan juga dapat melindungi otak dengan mencegah kerusakan sel-sel saraf akibat radikal bebas, yang dapat berkontribusi pada penurunan kognitif dan penyakit Alzheimer.

Selain itu, antioksidan dalam ekstrak daun salam dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Radikal bebas dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat individu lebih rentan terhadap infeksi. Antioksidan membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas.

Meskipun potensi manfaat antioksidan dari ekstrak daun salam menjanjikan, penting untuk diingat bahwa konsumsi makanan dan minuman yang kaya antioksidan sebaiknya diimbangi dengan gaya hidup sehat secara keseluruhan, termasuk pola makan seimbang, olahraga teratur, dan menghindari paparan polusi dan asap rokok.

Mendukung imunitas.

Ekstrak dari perebusan Laurus nobilis memiliki potensi dalam mendukung sistem kekebalan tubuh. Kemampuan ini bersumber dari kandungan berbagai senyawa aktif yang bekerja sinergis untuk memperkuat pertahanan alami tubuh terhadap infeksi dan penyakit. Kontribusi ini penting mengingat sistem imun yang optimal krusial untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan dan mencegah berbagai kondisi patologis.

Senyawa-senyawa seperti vitamin C dan antioksidan, yang hadir dalam air rebusan daun salam, memainkan peran penting dalam fungsi imun. Vitamin C, dikenal dengan sifat imunomodulatornya, membantu meningkatkan produksi dan aktivitas sel-sel kekebalan tubuh, seperti sel T dan sel B. Sel-sel ini bertugas mengidentifikasi dan menghancurkan patogen, seperti bakteri dan virus. Antioksidan, di sisi lain, melindungi sel-sel kekebalan tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat mengganggu fungsi mereka dan melemahkan respons imun.

Selain itu, ekstrak ini mungkin memiliki sifat anti-inflamasi. Peradangan kronis dapat menekan sistem imun, membuatnya kurang efektif dalam melawan infeksi. Dengan membantu mengurangi peradangan, air rebusan Laurus nobilis secara tidak langsung dapat mendukung fungsi imun. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak daun salam memiliki aktivitas antimikroba, yang dapat membantu mencegah pertumbuhan bakteri dan virus berbahaya dalam tubuh. Efek ini dapat mengurangi beban pada sistem imun dan memungkinkannya untuk fokus pada ancaman yang lebih serius.

Meskipun mekanisme yang mendasari efek pendukung imunitas dari ekstrak ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut, bukti awal dan penggunaan tradisional menunjukkan potensi manfaat yang menjanjikan. Penting untuk diingat bahwa sistem imun adalah sistem kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk nutrisi, gaya hidup, dan genetika. Ekstrak perebusan Laurus nobilis dapat menjadi tambahan yang bermanfaat untuk mendukung sistem imun, tetapi bukan pengganti gaya hidup sehat secara keseluruhan dan penanganan medis yang tepat jika diperlukan.

Tips Pemanfaatan Ekstrak Daun Salam

Untuk mengoptimalkan potensi manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh ekstrak Laurus nobilis, beberapa panduan praktis berikut dapat dipertimbangkan. Penerapan tips ini dapat membantu memaksimalkan khasiat dan meminimalkan risiko efek samping yang mungkin timbul.

Tip 1: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Sebelum memulai konsumsi secara teratur, konsultasi dengan dokter atau ahli herbal sangat disarankan, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang mendasari, sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, atau memiliki alergi. Interaksi potensial dengan obat lain perlu dipertimbangkan dengan cermat.

Tip 2: Perhatikan Dosis dan Frekuensi Konsumsi
Dosis yang umum direkomendasikan adalah satu hingga dua cangkir per hari. Mulailah dengan dosis rendah dan tingkatkan secara bertahap sesuai toleransi tubuh. Pemantauan reaksi tubuh sangat penting untuk mengidentifikasi potensi efek samping yang tidak diinginkan.

Tip 3: Persiapan yang Tepat
Gunakan daun salam yang berkualitas baik, baik segar maupun kering. Cuci bersih daun sebelum direbus. Rebus daun salam dalam air mendidih selama 10-15 menit. Saring air rebusan untuk memisahkan dari daun sebelum dikonsumsi.

Tip 4: Kombinasikan dengan Gaya Hidup Sehat
Ekstrak ini bukanlah pengganti gaya hidup sehat. Manfaatnya akan lebih optimal jika dikombinasikan dengan pola makan seimbang, olahraga teratur, istirahat yang cukup, dan pengelolaan stres yang efektif.

Penerapan tips ini dapat membantu mengoptimalkan manfaat yang mungkin diperoleh dari konsumsi ekstrak daun salam, sembari meminimalkan potensi risiko. Pendekatan yang bijaksana dan terinformasi sangat dianjurkan untuk memastikan keamanan dan efektivitas.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Penelitian mengenai efek rebusan Laurus nobilis terhadap kesehatan masih berkembang, namun beberapa studi kasus memberikan gambaran awal tentang potensi manfaatnya. Sebuah studi kecil yang dipublikasikan dalam Journal of Medicinal Food meneliti efek rebusan daun salam terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2. Hasilnya menunjukkan adanya penurunan signifikan kadar glukosa darah puasa setelah konsumsi rutin selama 30 hari. Meskipun demikian, ukuran sampel yang kecil dan desain studi yang sederhana membatasi generalisasi hasil.

Studi kasus lain, dilaporkan dalam International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, mengevaluasi efek rebusan daun salam terhadap tekanan darah pada individu dengan hipertensi ringan. Hasil penelitian mengindikasikan adanya penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik setelah konsumsi rutin selama periode waktu tertentu. Namun, penting untuk dicatat bahwa studi ini tidak memiliki kelompok kontrol, sehingga sulit untuk memisahkan efek rebusan daun salam dari faktor lain yang mungkin mempengaruhi tekanan darah.

Terlepas dari hasil awal yang menjanjikan, terdapat perdebatan mengenai mekanisme aksi yang mendasari efek rebusan daun salam. Beberapa peneliti berpendapat bahwa senyawa aktif dalam daun salam, seperti flavonoid dan tanin, berperan dalam regulasi gula darah dan tekanan darah. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas efek tersebut dan untuk memahami bagaimana senyawa-senyawa ini berinteraksi dengan sistem biologis tubuh.

Bukti ilmiah yang mendukung manfaat rebusan daun salam masih terbatas dan memerlukan validasi lebih lanjut melalui studi yang lebih besar, terkontrol, dan dirancang dengan baik. Individu yang mempertimbangkan penggunaan rebusan daun salam sebagai terapi komplementer harus berkonsultasi dengan profesional kesehatan dan tidak menggantikan pengobatan medis yang sudah ada. Keterlibatan kritis dengan bukti yang ada sangat penting untuk membuat keputusan yang terinformasi mengenai penggunaan rebusan daun salam untuk tujuan kesehatan.