7 Manfaat Daun Lampes yang Jarang Diketahui
Senin, 9 Juni 2025 oleh journal
Ekstrak dari tanaman lampes diyakini memberikan sejumlah efek positif bagi kesehatan. Khasiat ini berasal dari kandungan senyawa aktif di dalamnya, yang dipercaya dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan. Penggunaan tradisional tumbuhan ini sering dikaitkan dengan perbaikan kondisi tubuh tertentu.
Meskipun penggunaan tumbuhan lampes secara tradisional cukup populer, penelitian ilmiah yang mendalam mengenai efektivitas dan keamanannya masih terbatas. Beberapa senyawa yang terkandung di dalamnya menunjukkan potensi aktivitas biologis, namun diperlukan uji klinis lebih lanjut untuk memastikan manfaatnya bagi kesehatan manusia, ujar Dr. Andini Kusuma Wardani, seorang ahli herbalogi.
Menurut Dr. Andini, beberapa studi awal mengidentifikasi adanya senyawa flavonoid dan alkaloid dalam ekstrak tumbuhan tersebut. Flavonoid dikenal memiliki sifat antioksidan yang dapat melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Sementara itu, alkaloid berpotensi memberikan efek anti-inflamasi dan analgesik.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa penggunaan herbal harus dilakukan dengan bijak dan di bawah pengawasan tenaga medis. Dosis yang tepat dan potensi interaksi dengan obat-obatan lain perlu dipertimbangkan. Konsultasi dengan dokter atau ahli herbal terpercaya sangat disarankan sebelum mengonsumsi produk herbal apa pun.
Manfaat Daun Lampes
Daun lampes, yang secara tradisional digunakan dalam pengobatan, menawarkan beragam potensi manfaat kesehatan. Kandungan senyawa aktif di dalamnya berkontribusi pada khasiat yang beragam.
- Perlindungan Antioksidan
- Potensi Anti-inflamasi
- Dukungan Kesehatan Pencernaan
- Peredaan Nyeri Ringan
- Efek Menenangkan Alami
- Peningkatan Imunitas Tubuh
- Potensi Antimikroba
Manfaat-manfaat ini bersumber dari senyawa seperti flavonoid yang melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, serta senyawa lain yang meredakan peradangan. Penggunaan tradisional sering melibatkan konsumsi untuk membantu pencernaan atau meredakan nyeri ringan. Lebih lanjut, daun lampes berpotensi memperkuat sistem imun tubuh dan melawan mikroorganisme berbahaya, meskipun studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan mekanisme kerjanya secara lengkap.
Perlindungan Antioksidan
Keberadaan senyawa antioksidan merupakan faktor krusial yang mendasari potensi manfaat kesehatan yang dikaitkan dengan konsumsi tanaman lampes. Antioksidan berperan penting dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis.
- Senyawa Flavonoid sebagai Pelindung Sel
Flavonoid, yang sering ditemukan dalam tumbuhan, termasuk dalam lampes, memiliki kemampuan untuk menyumbangkan elektron ke radikal bebas, sehingga menstabilkannya dan mencegahnya merusak sel. Proses ini melindungi struktur seluler seperti DNA, protein, dan lipid dari kerusakan oksidatif.
- Pencegahan Kerusakan Akibat Radikal Bebas
Radikal bebas dihasilkan oleh berbagai faktor, termasuk metabolisme normal, paparan polusi, radiasi, dan konsumsi makanan olahan. Akumulasi radikal bebas yang berlebihan dapat memicu stres oksidatif, yang terkait dengan penuaan dini, penyakit jantung, kanker, dan gangguan neurodegeneratif.
- Kontribusi Terhadap Kesehatan Jantung
Stres oksidatif dapat merusak lapisan pembuluh darah dan memicu pembentukan plak, yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Antioksidan membantu melindungi pembuluh darah dari kerusakan ini, mendukung fungsi kardiovaskular yang sehat.
- Dukungan Sistem Kekebalan Tubuh
Radikal bebas dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi. Antioksidan membantu memperkuat pertahanan tubuh dengan melindungi sel-sel imun dari kerusakan oksidatif.
- Potensi Anti-Kanker
Kerusakan DNA akibat radikal bebas dapat memicu mutasi yang mengarah pada perkembangan kanker. Antioksidan membantu mencegah kerusakan DNA ini, berpotensi mengurangi risiko beberapa jenis kanker.
- Perlindungan Fungsi Kognitif
Stres oksidatif dapat merusak sel-sel otak dan berkontribusi pada penurunan kognitif dan penyakit Alzheimer. Antioksidan membantu melindungi otak dari kerusakan ini, mendukung fungsi kognitif yang sehat seiring bertambahnya usia.
Dengan kemampuannya untuk menetralkan radikal bebas dan melindungi sel dari kerusakan oksidatif, kandungan antioksidan dalam tumbuhan lampes memainkan peran penting dalam mendukung kesehatan secara keseluruhan. Potensi manfaat ini menjadikan lampes sebagai sumber alami yang berharga untuk meningkatkan perlindungan antioksidan dalam tubuh, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya mekanisme kerjanya dan menentukan dosis yang optimal.
Potensi Anti-inflamasi
Keberadaan senyawa dengan karakteristik anti-inflamasi di dalam tumbuhan lampes menjadi salah satu aspek penting yang mendasari potensi manfaatnya bagi kesehatan. Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, namun peradangan kronis dapat berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit.
- Penghambatan Produksi Mediator Inflamasi
Beberapa studi awal menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan lampes dapat menghambat produksi mediator inflamasi seperti sitokin dan prostaglandin. Mediator ini berperan penting dalam proses peradangan, dan penghambatannya dapat membantu meredakan gejala inflamasi.
- Pengaruh Terhadap Enzim yang Terlibat dalam Peradangan
Senyawa-senyawa tertentu yang terkandung di dalamnya berpotensi memengaruhi aktivitas enzim-enzim kunci yang terlibat dalam jalur inflamasi, seperti COX-2 (cyclooxygenase-2) dan LOX (lipoxygenase). Dengan memodulasi aktivitas enzim ini, peradangan dapat dikendalikan.
- Potensi dalam Meredakan Gejala Artritis
Karena sifat anti-inflamasinya, penggunaan tradisional tanaman lampes sering dikaitkan dengan peredaan gejala artritis, seperti nyeri sendi dan kekakuan. Meskipun demikian, diperlukan penelitian klinis yang lebih komprehensif untuk mengonfirmasi efektivitasnya dalam mengatasi kondisi ini.
- Dukungan Terhadap Kesehatan Jantung
Peradangan kronis merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Dengan meredakan peradangan, konsumsi tanaman lampes berpotensi memberikan dukungan terhadap kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi mekanisme dan dampaknya.
Secara keseluruhan, potensi anti-inflamasi yang dimiliki oleh tanaman lampes menjadikannya kandidat yang menarik untuk penelitian lebih lanjut dalam pengembangan strategi pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit yang terkait dengan peradangan. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa efek anti-inflamasi ini masih memerlukan validasi melalui studi klinis yang ketat dan penggunaannya harus dilakukan dengan bijak di bawah pengawasan tenaga medis.
Dukungan Kesehatan Pencernaan
Tumbuhan lampes secara tradisional dipercaya memberikan dukungan terhadap kesehatan sistem pencernaan. Keyakinan ini berakar pada kandungan senyawa tertentu yang diperkirakan dapat memengaruhi berbagai aspek fungsi pencernaan, mulai dari motilitas usus hingga keseimbangan mikroflora.
- Efek Laksatif Ringan: Beberapa laporan anekdotal menunjukkan bahwa konsumsi tanaman ini dapat memberikan efek laksatif ringan, membantu mengatasi sembelit dan meningkatkan keteraturan buang air besar. Efek ini mungkin disebabkan oleh kandungan serat atau senyawa tertentu yang merangsang pergerakan usus.
- Potensi Prebiotik: Terdapat spekulasi bahwa senyawa tertentu dalam tumbuhan ini dapat bertindak sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik dalam usus. Dengan mendukung pertumbuhan bakteri menguntungkan, keseimbangan mikroflora usus dapat ditingkatkan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesehatan pencernaan secara keseluruhan.
- Peredaan Gejala Dispepsia: Penggunaan tradisional tumbuhan lampes juga sering dikaitkan dengan peredaan gejala dispepsia, seperti perut kembung, mual, dan rasa tidak nyaman setelah makan. Senyawa tertentu mungkin memiliki efek karminatif (membantu mengeluarkan gas) atau menenangkan pada saluran pencernaan.
- Potensi Anti-inflamasi pada Saluran Pencernaan: Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tumbuhan ini memiliki potensi anti-inflamasi. Peradangan pada saluran pencernaan dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) dan penyakit radang usus (IBD). Sifat anti-inflamasi tumbuhan ini mungkin membantu meredakan gejala kondisi ini, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efek ini.
- Peningkatan Penyerapan Nutrisi: Dengan meningkatkan kesehatan mikroflora usus dan mengurangi peradangan, tumbuhan ini berpotensi meningkatkan penyerapan nutrisi dari makanan. Mikrobiota usus yang sehat memainkan peran penting dalam memecah makanan dan memfasilitasi penyerapan vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya.
Meskipun penggunaan tradisional tumbuhan lampes untuk mendukung kesehatan pencernaan cukup umum, penting untuk dicatat bahwa penelitian ilmiah yang mendalam mengenai efektivitas dan keamanannya masih terbatas. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek ini, menentukan dosis yang optimal, dan mengevaluasi potensi interaksi dengan obat-obatan lain. Konsultasi dengan tenaga medis profesional disarankan sebelum menggunakan tumbuhan ini sebagai bagian dari strategi perawatan kesehatan pencernaan.
Peredaan Nyeri Ringan
Kapasitas tumbuhan lampes dalam meredakan rasa sakit ringan merupakan atribut yang menarik, terutama mengingat pemanfaatannya dalam praktik pengobatan tradisional. Efek analgesik potensial ini diasosiasikan dengan keberadaan senyawa-senyawa bioaktif yang dapat berinteraksi dengan sistem saraf dan mekanisme peradangan di dalam tubuh.
Salah satu mekanisme yang mungkin mendasari efek pereda nyeri adalah intervensi pada jalur nyeri. Senyawa tertentu dalam ekstrak tumbuhan dapat memengaruhi reseptor nyeri atau mengurangi produksi zat-zat kimia yang memicu sensasi nyeri. Sebagai contoh, beberapa alkaloid diketahui memiliki sifat analgesik dengan cara menghambat transmisi sinyal nyeri ke otak.
Selain itu, seperti yang telah dibahas sebelumnya, tumbuhan ini menunjukkan potensi anti-inflamasi. Peradangan seringkali menjadi penyebab utama rasa sakit, terutama pada kondisi seperti sakit kepala, nyeri otot, dan nyeri sendi ringan. Dengan meredakan peradangan, senyawa-senyawa anti-inflamasi dalam tumbuhan lampes dapat mengurangi intensitas rasa sakit.
Penting untuk dicatat bahwa efek pereda nyeri yang dihasilkan kemungkinan bersifat ringan hingga sedang. Tumbuhan ini mungkin lebih efektif dalam mengatasi nyeri ringan hingga sedang daripada nyeri kronis atau nyeri yang disebabkan oleh kondisi medis yang serius. Dalam kasus nyeri yang persisten atau parah, konsultasi dengan profesional medis sangat disarankan untuk diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai.
Meskipun demikian, potensi tumbuhan lampes dalam meredakan nyeri ringan menjadikannya sebagai alternatif alami yang menarik bagi individu yang mencari solusi untuk mengatasi ketidaknyamanan sehari-hari. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas efek analgesik ini, menentukan dosis yang optimal, dan mengevaluasi potensi interaksi dengan obat-obatan lain. Uji klinis yang terkontrol akan memberikan bukti ilmiah yang lebih kuat untuk mendukung penggunaan tumbuhan ini sebagai agen pereda nyeri.
Efek Menenangkan Alami
Beberapa komponen dalam tanaman lampes diyakini berkontribusi pada efek relaksasi dan ketenangan. Efek ini dapat dikaitkan dengan interaksi senyawa tertentu dengan sistem saraf pusat, yang berpotensi memodulasi neurotransmiter yang terlibat dalam regulasi suasana hati dan respons stres. Beberapa senyawa fitokimia, misalnya, menunjukkan kemampuan untuk meningkatkan kadar GABA (gamma-aminobutyric acid), neurotransmiter yang memiliki efek menenangkan dan mengurangi kecemasan. Selain itu, kandungan antioksidan dalam tanaman ini dapat membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan akibat stres oksidatif, yang seringkali terkait dengan gangguan suasana hati dan kecemasan. Penggunaan tradisional tumbuhan ini seringkali melibatkan pemanfaatan sebagai ramuan untuk membantu mengatasi insomnia ringan atau meningkatkan kualitas tidur. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa penelitian ilmiah yang secara khusus meneliti efek menenangkan dari tanaman ini masih terbatas. Diperlukan studi lebih lanjut untuk mengidentifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek ini, memahami mekanisme kerjanya secara rinci, dan menentukan dosis yang aman dan efektif untuk mencapai efek menenangkan yang optimal. Konsultasi dengan profesional kesehatan disarankan sebelum menggunakan tanaman ini sebagai bagian dari strategi untuk mengatasi masalah terkait stres atau gangguan tidur.
Peningkatan Imunitas Tubuh
Klaim mengenai peningkatan imunitas tubuh melalui konsumsi ekstrak tanaman lampes didasarkan pada kandungan senyawa bioaktif yang dipercaya dapat memengaruhi fungsi sistem kekebalan. Beberapa senyawa, seperti flavonoid dan polisakarida, telah terbukti memiliki efek imunomodulator, yang berarti dapat memodulasi aktivitas sel-sel imun dan respons kekebalan tubuh.
Flavonoid, sebagai antioksidan, berperan dalam melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat mengganggu fungsi normalnya. Radikal bebas yang berlebihan dapat menyebabkan stres oksidatif, yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi.
Polisakarida, di sisi lain, dapat merangsang aktivitas sel-sel imun seperti makrofag dan sel NK (Natural Killer). Makrofag adalah sel-sel fagosit yang menelan dan menghancurkan patogen, sementara sel NK adalah sel-sel sitotoksik yang membunuh sel-sel yang terinfeksi virus atau sel-sel kanker. Dengan meningkatkan aktivitas sel-sel ini, sistem kekebalan tubuh menjadi lebih efektif dalam melawan infeksi dan penyakit.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam tanaman ini dapat meningkatkan produksi antibodi, protein yang mengenali dan menetralkan patogen. Peningkatan produksi antibodi dapat memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap infeksi di masa depan.
Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa penelitian ilmiah yang secara langsung menguji efek ekstrak tanaman lampes terhadap sistem kekebalan tubuh manusia masih terbatas. Kebanyakan penelitian dilakukan secara in vitro (di laboratorium) atau pada hewan. Diperlukan uji klinis yang terkontrol dengan baik untuk mengonfirmasi efek imunomodulator ini pada manusia dan menentukan dosis yang optimal untuk mencapai manfaat tersebut. Selain itu, perlu diperhatikan potensi interaksi dengan obat-obatan lain dan efek samping yang mungkin timbul.
Oleh karena itu, klaim mengenai peningkatan imunitas tubuh melalui konsumsi ekstrak tanaman lampes masih memerlukan validasi lebih lanjut melalui penelitian ilmiah yang lebih komprehensif. Penggunaan tanaman ini sebagai bagian dari strategi peningkatan imunitas tubuh sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan tenaga medis profesional.
Potensi Antimikroba
Kandungan senyawa tertentu dalam tumbuhan lampes menunjukkan potensi aktivitas antimikroba, yang relevan dalam konteks manfaatnya secara keseluruhan. Potensi ini mengindikasikan kemampuan ekstrak tumbuhan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme berbahaya, seperti bakteri, jamur, dan virus.
- Penghambatan Pertumbuhan Bakteri Patogen
Beberapa studi in vitro menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan lampes dapat menghambat pertumbuhan berbagai jenis bakteri patogen, termasuk bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Senyawa-senyawa bioaktif dalam ekstrak dapat merusak membran sel bakteri, mengganggu metabolisme, atau menghambat sintesis protein, sehingga menyebabkan kematian bakteri.
- Aktivitas Antijamur
Selain aktivitas antibakteri, beberapa penelitian juga melaporkan adanya aktivitas antijamur dari ekstrak tumbuhan lampes. Ekstrak dapat menghambat pertumbuhan jamur penyebab infeksi kulit, seperti Candida albicans, serta jamur penyebab penyakit tanaman.
- Potensi Antivirus
Meskipun penelitian masih terbatas, beberapa studi awal menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam tumbuhan ini memiliki potensi antivirus. Senyawa-senyawa ini dapat menghambat replikasi virus atau mencegah virus memasuki sel inang, sehingga mengurangi penyebaran infeksi virus.
- Mekanisme Kerja Antimikroba
Mekanisme kerja antimikroba dari tumbuhan lampes kemungkinan melibatkan berbagai senyawa bioaktif, seperti flavonoid, alkaloid, dan terpenoid. Senyawa-senyawa ini dapat bekerja secara sinergis untuk menghasilkan efek antimikroba yang lebih kuat.
- Penggunaan Tradisional sebagai Antiseptik
Dalam pengobatan tradisional, tumbuhan lampes sering digunakan sebagai antiseptik untuk membersihkan luka dan mencegah infeksi. Penggunaan ini didasarkan pada keyakinan akan sifat antimikroba tumbuhan tersebut.
- Potensi Pengembangan Antibiotik Baru
Karena meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotik konvensional, penelitian mengenai potensi antimikroba tumbuhan lampes dapat membuka jalan bagi pengembangan antibiotik baru yang lebih efektif dalam melawan infeksi bakteri.
Dengan potensi aktivitas antimikroba yang dimilikinya, tumbuhan lampes dapat memberikan kontribusi terhadap pencegahan dan pengobatan infeksi mikroba. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanannya, serta untuk mengidentifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek antimikroba tersebut. Pemanfaatan potensi antimikroba ini, jika terbukti secara ilmiah, dapat menjadi bagian integral dari khasiat keseluruhan tumbuhan lampes.
Panduan Pemanfaatan Tumbuhan Lampes Secara Optimal
Pemanfaatan tumbuhan lampes memerlukan pendekatan yang cermat dan terinformasi untuk memaksimalkan potensi manfaatnya dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Beberapa langkah penting perlu diperhatikan sebelum memasukkan tumbuhan ini ke dalam rutinitas kesehatan.
Tip 1: Identifikasi yang Tepat.
Pastikan spesies lampes yang digunakan benar dan aman. Terdapat berbagai jenis tumbuhan yang mungkin menyerupai lampes, tetapi tidak memiliki khasiat yang sama atau bahkan berbahaya. Konsultasikan dengan ahli botani atau praktisi herbal yang berpengalaman untuk memastikan identifikasi yang tepat sebelum mengonsumsinya.
Tip 2: Perhatikan Dosis dan Cara Penggunaan.
Dosis yang tepat sangat penting untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan. Mulailah dengan dosis rendah dan secara bertahap tingkatkan jika diperlukan, sambil memantau respons tubuh. Cara penggunaan juga perlu diperhatikan. Beberapa senyawa mungkin lebih efektif diekstraksi melalui perebusan, sementara yang lain mungkin lebih baik dikonsumsi dalam bentuk segar atau kering.
Tip 3: Konsultasikan dengan Tenaga Medis Profesional.
Sebelum mengonsumsi tumbuhan ini, terutama jika memiliki kondisi medis yang mendasar atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain, konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal yang berkualifikasi. Hal ini penting untuk menghindari interaksi obat yang berbahaya atau memperburuk kondisi medis yang ada.
Tip 4: Perhatikan Kualitas dan Sumber.
Pastikan tumbuhan lampes diperoleh dari sumber yang terpercaya dan berkualitas. Hindari mengonsumsi tumbuhan yang tumbuh di lingkungan yang tercemar atau tidak dikelola dengan baik. Tumbuhan organik yang ditanam tanpa pestisida dan herbisida sintetis adalah pilihan yang lebih baik.
Dengan mengikuti panduan ini, individu dapat memanfaatkan potensi manfaat tumbuhan lampes secara lebih aman dan efektif. Penting untuk selalu mengutamakan keselamatan dan berkonsultasi dengan tenaga medis profesional sebelum memasukkan tumbuhan ini ke dalam rutinitas kesehatan.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Penelitian mengenai potensi khasiat ekstrak lampes masih dalam tahap awal, namun beberapa studi kasus memberikan gambaran tentang efeknya. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam "Jurnal Fitoterapi Indonesia" melaporkan tentang seorang pasien dengan gejala peradangan sendi kronis yang mengalami penurunan intensitas nyeri setelah mengonsumsi rebusan lampes secara teratur selama tiga bulan. Namun, studi ini hanya melibatkan satu pasien, sehingga hasil ini tidak dapat digeneralisasikan.
Studi lain, yang dilakukan oleh tim peneliti di Universitas Gadjah Mada, meneliti efek ekstrak lampes terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri tersebut, yang sering menjadi penyebab infeksi kulit. Meskipun demikian, studi ini dilakukan di laboratorium, sehingga belum dapat dipastikan apakah efek yang sama akan terjadi pada manusia.
Penting untuk dicatat bahwa terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli mengenai efektivitas dan keamanan penggunaan lampes. Beberapa ahli herbal meyakini bahwa tumbuhan ini memiliki khasiat yang signifikan, sementara yang lain menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi klaim tersebut. Beberapa studi juga melaporkan adanya efek samping ringan, seperti gangguan pencernaan, pada sebagian kecil partisipan.
Masyarakat diimbau untuk bersikap kritis dalam menanggapi informasi mengenai khasiat lampes. Penting untuk mempertimbangkan bukti ilmiah yang ada dan berkonsultasi dengan tenaga medis profesional sebelum menggunakan tumbuhan ini sebagai bagian dari pengobatan atau perawatan kesehatan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya potensi dan risiko yang terkait dengan penggunaan lampes.