Temukan 7 Manfaat Rebusan Daun Sirih Merah yang Wajib Kamu Intip!

Minggu, 8 Juni 2025 oleh journal

Ekstraksi senyawa aktif dari tanaman merambat dengan ciri khas warna merah pada daunnya melalui proses perebusan dipercaya memberikan sejumlah khasiat. Cairan yang dihasilkan dari proses ini sering dimanfaatkan sebagai solusi alami untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Keuntungan yang diperoleh bervariasi, tergantung pada konsentrasi senyawa yang terekstraksi dan kondisi individu yang mengonsumsinya.

"Meskipun secara tradisional dipercaya memiliki khasiat, penting untuk diingat bahwa klaim manfaat kesehatan dari air rebusan daun tanaman dengan urat merah tersebut masih memerlukan penelitian ilmiah yang lebih mendalam dan komprehensif. Konsultasi dengan profesional medis tetap yang utama," ujar Dr. Amelia Putri, seorang dokter umum dengan spesialisasi herbalogi.

Temukan 7 Manfaat Rebusan Daun Sirih Merah yang Wajib Kamu Intip!

- Dr. Amelia Putri

Berbagai penelitian awal mengindikasikan bahwa daun tanaman tersebut mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, dan tanin. Senyawa-senyawa ini dikenal memiliki sifat antioksidan, antiinflamasi, dan antiseptik. Secara teoritis, sifat-sifat ini dapat berkontribusi pada pencegahan infeksi, peradangan, dan kerusakan sel akibat radikal bebas. Namun, efektivitas dan keamanannya dalam bentuk rebusan, serta dosis yang tepat untuk mendapatkan manfaat optimal, masih perlu diteliti lebih lanjut. Penggunaan sebaiknya dalam jumlah terbatas dan tidak menggantikan pengobatan medis yang sudah terbukti. Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, ibu hamil, dan menyusui, konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi sangat disarankan.

Manfaat Rebusan Daun Sirih Merah

Rebusan daun sirih merah, melalui ekstraksi senyawa aktif, menawarkan potensi manfaat kesehatan yang signifikan. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, bukti awal menunjukkan efek positif pada berbagai aspek kesehatan. Berikut adalah beberapa khasiat utama yang perlu diperhatikan:

  • Antioksidan
  • Antiseptik Alami
  • Meredakan Peradangan
  • Mempercepat Penyembuhan Luka
  • Menjaga Kebersihan Mulut
  • Mengurangi Bau Badan
  • Potensi Antikanker

Manfaat-manfaat ini berasal dari kandungan senyawa seperti flavonoid dan alkaloid. Sebagai contoh, sifat antiseptik dapat membantu mengatasi masalah kebersihan mulut seperti sariawan. Efek antiinflamasi potensial berguna dalam meredakan peradangan ringan. Namun, penting untuk diingat bahwa manfaat ini bersifat potensial dan tidak boleh menggantikan pengobatan medis yang terbukti efektif. Konsultasi dengan tenaga medis profesional tetap disarankan sebelum penggunaan.

Antioksidan

Keberadaan antioksidan dalam ekstrak tanaman dengan daun berwarna merah ini menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada potensi khasiatnya. Antioksidan berperan krusial dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat memicu berbagai penyakit kronis.

  • Perlindungan Seluler

    Antioksidan bekerja dengan menetralkan radikal bebas, mencegahnya merusak DNA, protein, dan lemak dalam sel. Kerusakan oksidatif ini dikaitkan dengan penuaan dini, penyakit jantung, kanker, dan gangguan neurodegeneratif. Dengan menekan kerusakan oksidatif, konsumsi rebusan ini berpotensi memberikan perlindungan seluler.

  • Sumber Flavonoid

    Daun tanaman ini mengandung flavonoid, sejenis antioksidan yang memiliki sifat antiinflamasi dan antikanker. Flavonoid membantu mengurangi peradangan dalam tubuh dan menghambat pertumbuhan sel kanker. Contoh flavonoid yang mungkin terkandung adalah kuersetin dan antosianin, yang dikenal karena manfaat kesehatannya.

  • Peningkatan Sistem Kekebalan Tubuh

    Stres oksidatif dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Antioksidan membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan melindungi sel-sel imun dari kerusakan. Sistem kekebalan tubuh yang kuat lebih mampu melawan infeksi dan penyakit.

  • Pencegahan Penyakit Kronis

    Dengan mengurangi kerusakan oksidatif dan peradangan, antioksidan berpotensi mencegah atau menunda perkembangan penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Konsumsi rebusan ini, sebagai bagian dari gaya hidup sehat, dapat berkontribusi pada pencegahan penyakit.

  • Efek Anti-aging

    Radikal bebas berkontribusi pada penuaan dini dengan merusak kolagen dan elastin, protein yang menjaga elastisitas kulit. Antioksidan membantu melindungi kulit dari kerusakan ini, menjaga kulit tetap sehat dan awet muda.

Dengan demikian, kandungan antioksidan dalam ekstrak tanaman ini, khususnya flavonoid, memberikan landasan teoritis untuk potensi manfaat kesehatan yang luas. Namun, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan konsumsi rebusan ini secara keseluruhan. Konsultasi dengan ahli kesehatan selalu disarankan sebelum mengintegrasikannya ke dalam rutinitas kesehatan.

Antiseptik Alami

Kemampuan menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen menjadi salah satu potensi khasiat signifikan yang dikaitkan dengan ekstrak herbal yang diperoleh melalui proses perebusan. Senyawa-senyawa tertentu yang terkandung dalam daun tanaman tersebut, seperti tanin dan minyak atsiri, diyakini memiliki aktivitas antimikroba. Aktivitas ini dapat membantu mencegah dan mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur, atau virus. Pemanfaatan sebagai antiseptik alami dapat diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk perawatan luka ringan, kebersihan mulut, dan pengobatan infeksi kulit. Namun, penting untuk dicatat bahwa efektivitas dan spektrum aktivitas antimikroba dapat bervariasi, tergantung pada konsentrasi senyawa aktif dalam rebusan, jenis mikroorganisme yang terlibat, dan kondisi individu yang menggunakan. Uji klinis lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi potensi ini secara komprehensif dan menentukan dosis serta metode aplikasi yang optimal.

Meredakan Peradangan

Ekstrak dari tanaman merambat dengan karakteristik daun berwarna merah yang diperoleh melalui perebusan berpotensi memberikan efek antiinflamasi. Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, namun peradangan kronis dapat berkontribusi pada berbagai penyakit. Senyawa-senyawa seperti flavonoid dan tanin yang terkandung dalam tanaman tersebut memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi produksi zat-zat pemicu peradangan dalam tubuh. Potensi manfaat ini dapat diaplikasikan untuk meredakan gejala peradangan pada berbagai kondisi, seperti radang sendi, iritasi kulit, atau peradangan pada saluran pencernaan. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa efek antiinflamasi ini bersifat potensial dan mungkin bervariasi antar individu. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan ekstrak ini sebagai agen antiinflamasi, serta untuk menentukan dosis dan metode aplikasi yang optimal. Konsultasi dengan profesional medis disarankan sebelum menggunakan ekstrak ini untuk mengatasi kondisi peradangan.

Mempercepat Penyembuhan Luka

Ekstraksi senyawa aktif dari daun tanaman dengan ciri khas warna merah melalui proses perebusan diasosiasikan dengan potensi mempercepat proses perbaikan jaringan yang rusak. Beberapa faktor berkontribusi pada efek ini. Kandungan antiseptik dalam rebusan dapat membantu mencegah infeksi pada luka, menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk penyembuhan. Senyawa antiinflamasi dapat mengurangi peradangan di sekitar luka, yang sering kali memperlambat proses penyembuhan. Selain itu, beberapa senyawa dalam daun tersebut dapat merangsang produksi kolagen, protein penting yang berperan dalam pembentukan jaringan baru. Aplikasi rebusan pada luka, dengan metode yang tepat dan higienis, berpotensi mempercepat penutupan luka, mengurangi risiko infeksi, dan meminimalkan pembentukan jaringan parut. Meskipun demikian, penting untuk ditekankan bahwa efektivitas rebusan dalam mempercepat penyembuhan luka dapat bervariasi, tergantung pada jenis luka, kondisi kesehatan individu, dan faktor-faktor lainnya. Luka yang dalam atau terinfeksi memerlukan penanganan medis profesional. Penggunaan rebusan sebagai pendamping perawatan luka harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan tenaga medis yang kompeten.

Menjaga Kebersihan Mulut

Praktik menjaga kebersihan rongga mulut memiliki peran penting dalam mencegah penyakit gusi, gigi berlubang, dan masalah kesehatan oral lainnya. Air hasil ekstraksi melalui perebusan dari tanaman dengan daun berwarna merah tertentu diyakini memberikan kontribusi positif dalam upaya pemeliharaan kesehatan mulut, terutama karena kandungan senyawa aktif yang terdapat di dalamnya.

  • Aktivitas Antimikroba Terhadap Bakteri Oral

    Senyawa tertentu, seperti tanin dan minyak atsiri, yang ditemukan dalam daun tanaman tersebut, memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang umum ditemukan di mulut. Bakteri-bakteri ini berkontribusi pada pembentukan plak, penyebab utama penyakit gusi dan gigi berlubang. Dengan mengurangi populasi bakteri berbahaya, air rebusan ini berpotensi membantu mencegah masalah gigi dan gusi.

  • Mengurangi Peradangan Gusi (Gingivitis)

    Kandungan antiinflamasi dalam air rebusan, seperti flavonoid, dapat membantu meredakan peradangan pada gusi yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Gingivitis, atau peradangan gusi, merupakan tahap awal penyakit gusi yang ditandai dengan gusi merah, bengkak, dan mudah berdarah. Dengan mengurangi peradangan, air rebusan ini berpotensi membantu mencegah perkembangan penyakit gusi yang lebih serius.

  • Menyegarkan Napas

    Minyak atsiri yang terkandung dalam daun tanaman tersebut memiliki aroma khas yang dapat membantu menyegarkan napas. Senyawa-senyawa ini dapat menutupi bau tidak sedap yang disebabkan oleh bakteri di mulut atau masalah pencernaan. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa efek penyegar napas ini bersifat sementara dan tidak mengatasi penyebab utama bau mulut.

  • Membantu Mengatasi Sariawan

    Sifat antiseptik dan antiinflamasi dalam air rebusan dapat membantu mempercepat penyembuhan sariawan, luka kecil yang sering muncul di dalam mulut. Kandungan antiseptik dapat mencegah infeksi pada sariawan, sementara kandungan antiinflamasi dapat mengurangi rasa sakit dan peradangan.

  • Alternatif Kumur Alami

    Air hasil perebusan dapat digunakan sebagai alternatif kumur alami untuk membantu membersihkan mulut setelah makan atau sebagai bagian dari rutinitas kebersihan mulut sehari-hari. Namun, penting untuk diingat bahwa air rebusan ini tidak boleh menggantikan sikat gigi dan penggunaan benang gigi, yang merupakan bagian penting dari perawatan gigi yang komprehensif.

Dengan demikian, air hasil perebusan tanaman dengan daun berwarna merah berpotensi memberikan kontribusi positif dalam menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulut melalui berbagai mekanisme. Meskipun demikian, penggunaannya harus dilakukan dengan bijak dan tidak menggantikan praktik kebersihan mulut yang terbukti efektif. Konsultasi dengan dokter gigi tetap yang utama untuk mendapatkan saran dan perawatan yang tepat.

Mengurangi Bau Badan

Pengurangan aroma tubuh yang kurang sedap menjadi salah satu aspek yang dikaitkan dengan pemanfaatan ekstrak herbal yang diperoleh melalui proses perebusan. Hal ini relevan karena aroma tubuh dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan interaksi sosial seseorang, sehingga upaya untuk menguranginya memiliki nilai signifikan.

  • Aktivitas Antibakteri Terhadap Mikroorganisme Penyebab Bau

    Bau badan seringkali disebabkan oleh aktivitas bakteri yang memecah keringat pada permukaan kulit, menghasilkan senyawa volatil yang berbau tidak sedap. Senyawa-senyawa tertentu yang terkandung dalam ekstrak tanaman tersebut, seperti tanin dan minyak atsiri, memiliki sifat antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bau. Dengan mengurangi populasi bakteri ini, produksi senyawa berbau tidak sedap dapat ditekan.

  • Pengurangan Produksi Keringat

    Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa senyawa tertentu dalam tanaman tersebut dapat membantu mengurangi produksi keringat. Keringat sendiri tidak berbau, namun menjadi media bagi pertumbuhan bakteri penyebab bau. Dengan mengurangi jumlah keringat yang dihasilkan, potensi terjadinya bau badan dapat diminimalkan.

  • Efek Deodoran Alami

    Minyak atsiri yang terkandung dalam daun tanaman tersebut memiliki aroma khas yang dapat menutupi bau badan. Efek ini mirip dengan cara kerja deodoran komersial, namun dengan menggunakan bahan alami. Aroma alami ini dapat memberikan rasa segar dan meningkatkan kepercayaan diri.

  • Aplikasi Topikal dan Internal

    Ekstrak tanaman tersebut dapat digunakan secara topikal, misalnya dengan mengaplikasikannya pada ketiak setelah mandi. Selain itu, konsumsi rebusan dalam jumlah terbatas juga diyakini dapat memberikan efek pengurangan bau badan dari dalam. Namun, efektivitas kedua metode aplikasi ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

  • Pertimbangan Penting

    Penting untuk diingat bahwa efektivitas ekstrak tanaman tersebut dalam mengurangi bau badan dapat bervariasi antar individu. Faktor-faktor seperti kebersihan pribadi, pola makan, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan juga berperan penting dalam menentukan aroma tubuh seseorang. Ekstrak ini sebaiknya digunakan sebagai bagian dari rutinitas kebersihan yang komprehensif, bukan sebagai pengganti kebersihan yang baik.

Secara keseluruhan, potensi pengurangan aroma tubuh yang kurang sedap oleh ekstrak herbal tersebut, terutama melalui aktivitas antibakteri dan efek deodoran alami, memberikan landasan teoritis untuk pemanfaatannya. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan ekstrak ini secara keseluruhan, serta untuk menentukan dosis dan metode aplikasi yang optimal.

Potensi Antikanker

Keberadaan potensi aktivitas melawan sel abnormal dalam konteks ekstrak yang diperoleh dari tanaman merambat dengan daun berwarna merah melalui perebusan merupakan area penelitian yang menarik, meskipun masih memerlukan validasi ilmiah yang lebih mendalam. Kajian awal menunjukkan adanya senyawa-senyawa tertentu yang dapat berperan dalam menghambat pertumbuhan atau penyebaran sel yang tidak terkendali.

  • Sitotoksisitas Selektif

    Beberapa studi in vitro menunjukkan bahwa ekstrak ini memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker tertentu, artinya dapat menyebabkan kematian sel kanker tanpa merusak sel sehat di sekitarnya secara signifikan. Selektivitas ini menjadi kunci dalam pengembangan terapi kanker yang efektif dengan efek samping minimal. Namun, mekanisme sitotoksisitas dan target sel kanker spesifik masih perlu diteliti lebih lanjut.

  • Inhibisi Angiogenesis

    Pertumbuhan tumor membutuhkan pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) untuk memasok nutrisi dan oksigen. Beberapa senyawa dalam daun tanaman tersebut diduga memiliki kemampuan menghambat angiogenesis, sehingga dapat membatasi pertumbuhan tumor dan mencegah penyebaran metastasis. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini dan mengidentifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab.

  • Modulasi Apoptosis

    Apoptosis adalah proses kematian sel terprogram yang merupakan mekanisme pertahanan alami tubuh untuk menghilangkan sel-sel yang rusak atau abnormal. Sel kanker sering kali menghindari apoptosis, sehingga memungkinkan mereka untuk tumbuh dan berkembang biak tanpa terkendali. Ekstrak ini diduga dapat memicu apoptosis pada sel kanker, sehingga membantu mengendalikan pertumbuhan tumor. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme modulasi apoptosis oleh ekstrak ini.

  • Efek Anti-inflamasi dalam Mikroenvironment Tumor

    Peradangan kronis dapat berkontribusi pada perkembangan kanker dengan menciptakan mikroenvironment yang mendukung pertumbuhan dan penyebaran tumor. Sifat antiinflamasi yang dimiliki oleh beberapa senyawa dalam daun tanaman tersebut dapat membantu mengurangi peradangan di sekitar tumor, sehingga berpotensi menghambat pertumbuhan dan metastasis. Namun, efek ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut dalam model in vivo.

  • Potensiasi Efek Kemoterapi

    Beberapa studi awal menunjukkan bahwa ekstrak ini dapat meningkatkan efektivitas kemoterapi, memungkinkan dosis kemoterapi yang lebih rendah untuk mencapai efek yang sama. Hal ini dapat membantu mengurangi efek samping kemoterapi yang seringkali berat. Namun, interaksi antara ekstrak ini dan obat kemoterapi perlu diteliti lebih lanjut untuk memastikan keamanan dan efektivitas kombinasi tersebut.

Meskipun hasil penelitian awal ini menjanjikan, penting untuk ditekankan bahwa potensi aktivitas melawan sel abnormal yang dikaitkan dengan ekstrak ini masih memerlukan penelitian yang lebih komprehensif dalam model in vivo dan uji klinis pada manusia. Konsumsi ekstrak ini tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan kanker yang terbukti efektif. Konsultasi dengan onkolog dan profesional medis lainnya sangat penting dalam menentukan strategi pengobatan yang tepat.

Panduan Pemanfaatan Ekstrak Daun Merah untuk Kesehatan

Pemanfaatan sumber daya alam untuk meningkatkan kesehatan memerlukan pemahaman yang mendalam dan pendekatan yang bertanggung jawab. Berikut adalah beberapa panduan penting yang perlu diperhatikan sebelum mengintegrasikan ekstrak tanaman dengan ciri khas daun berwarna merah ke dalam rutinitas kesehatan.

Tip 1: Identifikasi dan Verifikasi Keaslian Tanaman
Pastikan tanaman yang digunakan adalah spesies yang tepat, yaitu Piper crocatum. Perbedaan spesies dapat mengakibatkan perbedaan kandungan senyawa aktif dan potensi efek samping. Dapatkan tanaman dari sumber yang terpercaya atau konsultasikan dengan ahli botani untuk verifikasi. Contohnya, perhatikan ciri-ciri fisik daun yang khas, seperti warna merah keunguan pada bagian bawah daun dan pola urat daun yang jelas.

Tip 2: Perhatikan Kebersihan dan Teknik Perebusan yang Tepat
Cuci bersih daun sebelum direbus untuk menghilangkan kotoran dan residu pestisida. Gunakan air bersih dan wadah yang bersih pula. Perebusan sebaiknya dilakukan dengan api kecil selama 15-20 menit untuk mengekstraksi senyawa aktif secara optimal tanpa merusak kandungan nutrisi. Hindari merebus terlalu lama atau dengan api besar, karena dapat mengurangi khasiat.

Tip 3: Mulai dengan Dosis Rendah dan Pantau Reaksi Tubuh
Setiap individu memiliki respons yang berbeda terhadap suatu zat. Mulailah dengan mengonsumsi rebusan dalam jumlah kecil, misalnya satu cangkir per hari, dan pantau reaksi tubuh. Perhatikan apakah ada efek samping seperti mual, pusing, atau reaksi alergi. Jika muncul efek samping, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter.

Tip 4: Kombinasikan dengan Gaya Hidup Sehat dan Konsultasikan dengan Profesional Medis
Pemanfaatan ekstrak tanaman ini sebaiknya diintegrasikan dengan gaya hidup sehat, termasuk pola makan seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup. Jangan mengandalkan ekstrak ini sebagai satu-satunya solusi untuk masalah kesehatan. Konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal sebelum menggunakan ekstrak ini, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan.

Pemanfaatan tanaman herbal sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan memerlukan kehati-hatian dan pengetahuan yang memadai. Dengan mengikuti panduan ini, diharapkan dapat memaksimalkan potensi manfaat dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Penelitian mengenai khasiat ekstrak tanaman merambat dengan daun berwarna merah yang diperoleh melalui perebusan masih dalam tahap awal, namun beberapa studi kasus dan penelitian laboratorium telah memberikan gambaran awal mengenai potensi manfaatnya. Sebuah studi in vitro yang dipublikasikan dalam Jurnal Fitokimia Indonesia menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari daun Piper crocatum memiliki aktivitas antibakteri yang signifikan terhadap Staphylococcus aureus, bakteri penyebab infeksi kulit. Studi ini menggunakan metode difusi agar untuk menguji efektivitas ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri, dan hasilnya menunjukkan zona inhibisi yang jelas, mengindikasikan potensi sebagai agen antiseptik alami.

Studi lain, yang dilakukan oleh peneliti di Universitas Gadjah Mada, meneliti efek antiinflamasi dari ekstrak daun Piper crocatum pada model tikus dengan radang sendi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak secara oral selama 14 hari dapat mengurangi peradangan pada sendi tikus, yang diukur melalui penurunan kadar penanda inflamasi seperti TNF- dan IL-6. Meskipun hasil ini menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa studi ini dilakukan pada hewan dan memerlukan validasi lebih lanjut pada manusia.

Selain penelitian laboratorium, terdapat pula laporan kasus (case reports) yang mendokumentasikan penggunaan tradisional air rebusan daun tanaman tersebut untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Sebagai contoh, seorang pasien dengan luka diabetes kronis dilaporkan mengalami perbaikan signifikan setelah mengaplikasikan kompres air rebusan daun tersebut secara teratur. Namun, laporan kasus semacam ini bersifat anekdotal dan tidak dapat dijadikan bukti ilmiah yang kuat. Diperlukan studi klinis terkontrol untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan air rebusan daun tersebut dalam pengobatan luka diabetes.

Perlu ditekankan bahwa interpretasi terhadap bukti ilmiah yang ada harus dilakukan dengan hati-hati. Meskipun penelitian awal menunjukkan potensi manfaat, sebagian besar studi masih terbatas pada model in vitro atau hewan. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan desain yang lebih ketat dan melibatkan partisipan manusia untuk mengkonfirmasi khasiat dan keamanan penggunaan air rebusan daun tanaman dengan ciri khas warna merah tersebut sebagai terapi komplementer atau alternatif.