Temukan 7 Manfaat Daun Kenci, yang Jarang Diketahui

Kamis, 12 Juni 2025 oleh journal

Tumbuhan kenci, atau yang dikenal juga dengan nama lain di berbagai daerah, memiliki daun yang berpotensi memberikan dampak positif bagi kesehatan. Kegunaan dari bagian tumbuhan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pengobatan tradisional hingga pemeliharaan kondisi tubuh secara umum. Kandungan senyawa aktif di dalamnya dipercaya berkontribusi terhadap khasiat yang dirasakan.

"Penggunaan ekstrak dari dedaunan tanaman kenci sebagai bagian dari pengobatan tradisional memiliki potensi yang menarik, namun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami mekanisme kerjanya secara menyeluruh dan memastikan keamanannya," ujar Dr. Amelia Wijaya, seorang ahli herbal terkemuka.

Temukan 7 Manfaat Daun Kenci, yang Jarang Diketahui

- Dr. Amelia Wijaya, Ahli Herbal.

Keberadaan senyawa aktif dalam tumbuhan ini, seperti flavonoid dan alkaloid, dipercaya berperan dalam memberikan efek positif bagi kesehatan.

Flavonoid, misalnya, dikenal memiliki sifat antioksidan yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Sementara itu, alkaloid seringkali dikaitkan dengan efek anti-inflamasi dan analgesik. Beberapa penelitian awal menunjukkan potensi penggunaan ekstrak tumbuhan ini dalam meredakan peradangan ringan dan mengurangi rasa sakit. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa efek ini dapat bervariasi antar individu, dan penggunaan dalam jangka panjang atau dosis tinggi harus dilakukan dengan hati-hati. Konsultasi dengan tenaga medis profesional sangat disarankan sebelum mengintegrasikannya ke dalam rutinitas kesehatan, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Dosis yang umum digunakan dalam pengobatan tradisional biasanya berupa rebusan daun yang diminum sekali sehari, namun ini bukanlah pengganti pengobatan medis yang telah diresepkan.

Manfaat Daun Kenci

Daun kenci, dengan kandungan senyawa aktifnya, menawarkan beragam potensi positif bagi kesehatan. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang perlu diperhatikan:

  • Antioksidan alami
  • Potensi anti-inflamasi
  • Meredakan nyeri ringan
  • Mendukung kesehatan pencernaan
  • Menjaga fungsi hati
  • Meningkatkan imunitas
  • Menurunkan gula darah

Manfaat-manfaat ini saling terkait dan berkontribusi pada peningkatan kesehatan secara holistik. Sebagai contoh, sifat antioksidan daun kenci membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, yang pada gilirannya dapat mengurangi risiko penyakit kronis. Potensi anti-inflamasinya dapat membantu meredakan gejala peradangan pada berbagai kondisi, sementara efeknya pada kesehatan pencernaan dapat meningkatkan penyerapan nutrisi dan mengurangi masalah pencernaan. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat ini secara definitif dan menentukan dosis yang aman dan efektif.

Antioksidan Alami

Keberadaan senyawa antioksidan dalam dedaunan tanaman kenci menjadi salah satu faktor utama yang mendasari potensinya dalam mendukung kesehatan. Antioksidan berperan krusial dalam menetralisir radikal bebas, molekul tidak stabil yang dihasilkan oleh proses metabolisme tubuh dan paparan lingkungan seperti polusi dan radiasi UV. Radikal bebas dapat memicu kerusakan seluler yang berujung pada stres oksidatif, kondisi yang dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini. Dengan menetralkan radikal bebas, senyawa antioksidan yang terkandung dalam tumbuhan tersebut dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan, mengurangi risiko penyakit kronis, serta mendukung kesehatan secara keseluruhan. Aktivitas antioksidan ini berkontribusi signifikan terhadap nilai terapeutik yang dikaitkan dengan pemanfaatan tumbuhan tersebut.

Potensi anti-inflamasi

Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Meskipun peradangan akut diperlukan untuk proses penyembuhan, peradangan kronis dapat berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit, termasuk radang sendi, penyakit jantung, dan bahkan beberapa jenis kanker. Ekstrak dari tanaman tersebut menunjukkan potensi dalam meredakan peradangan melalui berbagai mekanisme. Senyawa aktif yang terkandung di dalamnya dapat menghambat produksi molekul pro-inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin, yang berperan dalam memicu dan memperburuk peradangan. Dengan mengurangi kadar molekul-molekul ini, ekstrak tersebut dapat membantu meredakan gejala peradangan, seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan. Potensi ini menjadikan tumbuhan tersebut sebagai kandidat potensial untuk terapi komplementer dalam penanganan kondisi inflamasi, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanannya pada manusia.

Meredakan Nyeri Ringan

Salah satu aspek yang menarik dari pemanfaatan tumbuhan kenci adalah potensinya dalam meredakan sensasi tidak nyaman ringan. Beberapa penelitian pendahuluan dan penggunaan tradisional menunjukkan bahwa senyawa tertentu yang terkandung dalam tanaman ini dapat memberikan efek analgesik ringan. Mekanisme kerjanya diduga melibatkan interaksi dengan sistem saraf pusat dan perifer, mempengaruhi persepsi terhadap rasa sakit. Meskipun demikian, perlu ditekankan bahwa efek pereda nyeri ini cenderung bersifat ringan hingga sedang, dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti pengobatan medis yang diresepkan untuk kondisi nyeri yang lebih berat atau kronis. Lebih lanjut, efektivitasnya dapat bervariasi antar individu, dan konsultasi dengan profesional kesehatan tetap penting sebelum menggunakannya sebagai bagian dari strategi penanganan nyeri, terutama jika individu tersebut memiliki kondisi medis yang mendasari atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Potensi ini membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut dalam pengembangan terapi alami yang lebih aman dan efektif dalam mengatasi nyeri ringan.

Mendukung Kesehatan Pencernaan

Kesehatan sistem pencernaan memegang peranan krusial dalam menjaga kesejahteraan tubuh secara menyeluruh. Kemampuan tubuh untuk mencerna makanan, menyerap nutrisi, dan membuang limbah secara efektif berdampak langsung pada energi, imunitas, dan pencegahan berbagai penyakit. Tumbuhan kenci menunjukkan potensi dalam mendukung fungsi-fungsi vital ini melalui berbagai mekanisme.

  • Peningkatan Produksi Enzim Pencernaan

    Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa ekstrak dari tanaman ini dapat merangsang produksi enzim pencernaan, seperti amilase, protease, dan lipase. Enzim-enzim ini esensial dalam memecah karbohidrat, protein, dan lemak menjadi molekul yang lebih kecil sehingga mudah diserap oleh usus. Peningkatan produksi enzim dapat membantu mengatasi masalah pencernaan seperti kembung, gas, dan gangguan penyerapan nutrisi.

  • Efek Anti-inflamasi pada Saluran Pencernaan

    Sifat anti-inflamasi yang dimiliki tanaman ini dapat membantu meredakan peradangan pada saluran pencernaan. Peradangan kronis pada usus, seperti pada penyakit radang usus (IBD), dapat mengganggu fungsi pencernaan dan menyebabkan gejala seperti nyeri perut, diare, dan perdarahan. Dengan mengurangi peradangan, ekstrak tumbuhan ini berpotensi memperbaiki kesehatan usus dan meredakan gejala yang terkait.

  • Regulasi Mikrobiota Usus

    Mikrobiota usus, atau kumpulan mikroorganisme yang hidup di saluran pencernaan, memainkan peran penting dalam pencernaan, imunitas, dan kesehatan mental. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dari tumbuhan ini dapat membantu menyeimbangkan komposisi mikrobiota usus dengan meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dan menghambat pertumbuhan bakteri jahat. Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat dapat meningkatkan pencernaan, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan mengurangi risiko penyakit kronis.

  • Efek Laksatif Ringan

    Penggunaan tradisional tumbuhan ini seringkali dikaitkan dengan efek laksatif ringan. Senyawa tertentu di dalamnya dapat membantu melancarkan buang air besar dan mencegah konstipasi. Meskipun demikian, efek laksatif ini cenderung bersifat ringan dan tidak sekuat obat pencahar konvensional. Penggunaan yang berlebihan harus dihindari untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan.

Secara keseluruhan, tumbuhan kenci menunjukkan potensi yang menjanjikan dalam mendukung kesehatan pencernaan melalui berbagai mekanisme, mulai dari peningkatan produksi enzim pencernaan hingga regulasi mikrobiota usus. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi manfaat ini secara definitif dan menentukan dosis yang aman dan efektif. Integrasi tumbuhan ini ke dalam pola makan atau pengobatan herbal sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan.

Menjaga Fungsi Hati

Fungsi hati yang optimal krusial bagi kesehatan secara keseluruhan. Organ ini berperan vital dalam detoksifikasi, metabolisme nutrisi, dan produksi berbagai senyawa penting bagi tubuh. Upaya menjaga kesehatan hati menjadi relevan dalam konteks potensi khasiat yang ditawarkan oleh tumbuhan kenci, mengingat beberapa penelitian awal mengindikasikan adanya efek protektif terhadap organ tersebut.

  • Detoksifikasi Racun

    Hati bertanggung jawab untuk menetralkan dan menghilangkan racun dari aliran darah. Senyawa tertentu yang terdapat pada tanaman kenci diduga dapat meningkatkan aktivitas enzim detoksifikasi di hati, sehingga membantu organ ini bekerja lebih efisien dalam membersihkan tubuh dari zat-zat berbahaya. Contohnya, paparan terhadap polusi lingkungan atau konsumsi makanan olahan dapat membebani fungsi hati, dan senyawa aktif dari tumbuhan ini berpotensi meringankan beban tersebut.

  • Perlindungan Terhadap Kerusakan Hati

    Stres oksidatif dan peradangan merupakan faktor utama yang dapat merusak sel-sel hati. Sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang dimiliki tanaman kenci berpotensi melindungi hati dari kerusakan akibat radikal bebas dan peradangan kronis. Misalnya, pada kasus penyakit hati berlemak non-alkoholik (NAFLD), peradangan kronis dapat menyebabkan kerusakan hati progresif, dan senyawa aktif dari tanaman ini berpotensi memperlambat perkembangan penyakit tersebut.

  • Regenerasi Sel Hati

    Hati memiliki kemampuan unik untuk meregenerasi dirinya sendiri setelah mengalami kerusakan. Beberapa penelitian laboratorium menunjukkan bahwa ekstrak dari tanaman kenci dapat merangsang regenerasi sel-sel hati yang rusak. Kemampuan ini sangat penting untuk pemulihan dari cedera hati atau penyakit kronis. Contohnya, setelah infeksi virus hepatitis, hati perlu meregenerasi sel-selnya untuk memulihkan fungsi normalnya.

  • Mengurangi Penumpukan Lemak di Hati

    Penumpukan lemak berlebihan di hati dapat menyebabkan penyakit hati berlemak, yang dapat berkembang menjadi sirosis dan gagal hati. Senyawa tertentu dalam tanaman kenci diduga dapat membantu mengurangi penumpukan lemak di hati dengan meningkatkan metabolisme lemak dan mengurangi produksi lemak. Hal ini sangat relevan bagi individu dengan obesitas, diabetes, atau sindrom metabolik, yang berisiko tinggi mengalami penyakit hati berlemak.

  • Meningkatkan Produksi Empedu

    Empedu, yang diproduksi oleh hati, berperan penting dalam pencernaan lemak dan penyerapan vitamin yang larut dalam lemak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tanaman kenci dapat meningkatkan produksi empedu, sehingga membantu meningkatkan pencernaan dan penyerapan nutrisi. Hal ini sangat bermanfaat bagi individu dengan masalah pencernaan lemak atau gangguan pada kantung empedu.

Berbagai aspek yang telah dipaparkan menunjukkan potensi dukungan terhadap fungsi hati melalui pemanfaatan tumbuhan kenci. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi manfaat ini secara definitif dan menentukan dosis yang aman dan efektif. Penggunaan tanaman kenci sebagai bagian dari strategi menjaga kesehatan hati sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang mendasari atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

Meningkatkan Imunitas

Kemampuan tubuh dalam melawan infeksi dan penyakit, atau yang dikenal sebagai imunitas, merupakan sistem kompleks yang melibatkan berbagai sel, jaringan, dan organ. Konsumsi tumbuhan kenci dipercaya memiliki potensi dalam memperkuat sistem pertahanan alami tubuh ini. Beberapa mekanisme yang mendasari dugaan peningkatan imunitas melalui pemanfaatan tanaman tersebut meliputi:

  • Stimulasi Produksi Sel Imun

    Senyawa aktif yang terkandung di dalamnya dapat merangsang produksi sel-sel imun, seperti sel T, sel B, dan sel NK (Natural Killer cells). Sel-sel ini berperan penting dalam mengidentifikasi dan menghancurkan patogen, seperti bakteri, virus, dan jamur. Peningkatan jumlah sel imun dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk merespons infeksi dengan lebih cepat dan efektif.

  • Peningkatan Aktivitas Sel Imun

    Selain meningkatkan jumlah sel imun, tanaman tersebut juga berpotensi meningkatkan aktivitas sel-sel imun yang sudah ada. Senyawa tertentu di dalamnya dapat meningkatkan kemampuan sel-sel imun untuk membunuh patogen dan memproduksi antibodi. Antibodi merupakan protein yang menargetkan patogen dan membantu melumpuhkannya.

  • Sifat Anti-inflamasi

    Peradangan kronis dapat melemahkan sistem imun dan meningkatkan risiko infeksi. Sifat anti-inflamasi yang dimiliki tumbuhan ini dapat membantu mengurangi peradangan kronis, sehingga memungkinkan sistem imun berfungsi dengan lebih optimal. Dengan mengurangi peradangan, tubuh dapat lebih fokus pada melawan infeksi daripada mengatasi peradangan kronis.

  • Efek Antioksidan

    Radikal bebas dapat merusak sel-sel imun dan mengganggu fungsi sistem imun. Sifat antioksidan yang dimiliki tumbuhan ini dapat membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas, sehingga menjaga integritas dan fungsi sistem imun. Perlindungan terhadap stres oksidatif ini berkontribusi pada peningkatan efisiensi respons imun.

  • Dukungan Mikrobiota Usus yang Sehat

    Mikrobiota usus yang sehat memainkan peran penting dalam perkembangan dan fungsi sistem imun. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan ini dapat membantu menyeimbangkan komposisi mikrobiota usus, meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dan menghambat pertumbuhan bakteri jahat. Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat dapat memperkuat sistem imun dan mengurangi risiko infeksi.

Secara keseluruhan, keyakinan bahwa tumbuhan kenci dapat meningkatkan imunitas didasarkan pada potensi senyawa aktifnya dalam memodulasi berbagai aspek sistem imun. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi manfaat ini secara definitif dan menentukan dosis yang aman dan efektif. Pemanfaatan tumbuhan ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan imunitas sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang mendasari atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Penting untuk diingat bahwa imunitas yang kuat juga bergantung pada faktor-faktor lain, seperti pola makan sehat, istirahat yang cukup, dan pengelolaan stres yang baik.

Menurunkan gula darah

Salah satu potensi efek yang dikaitkan dengan konsumsi tumbuhan kenci adalah kemampuannya dalam membantu mengendalikan kadar glukosa dalam darah. Penelitian awal dan penggunaan tradisional menunjukkan bahwa senyawa tertentu yang terkandung di dalamnya dapat berperan dalam mengatur metabolisme gula dan meningkatkan sensitivitas insulin. Mekanisme yang mendasari efek ini melibatkan beberapa jalur biologis.

  • Peningkatan Sensitivitas Insulin: Insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas, berperan penting dalam memfasilitasi masuknya glukosa dari aliran darah ke dalam sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi. Resistensi insulin, kondisi di mana sel-sel tubuh kurang responsif terhadap insulin, merupakan ciri khas diabetes tipe 2. Senyawa aktif dalam tumbuhan kenci diduga dapat meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin, sehingga memungkinkan glukosa lebih mudah masuk ke dalam sel dan menurunkan kadar glukosa darah.
  • Inhibisi Enzim Pencernaan Karbohidrat: Beberapa senyawa dalam tumbuhan ini berpotensi menghambat aktivitas enzim alfa-glukosidase dan alfa-amilase, enzim-enzim yang berperan dalam memecah karbohidrat menjadi glukosa di saluran pencernaan. Dengan menghambat enzim-enzim ini, penyerapan glukosa ke dalam aliran darah dapat diperlambat, sehingga mencegah lonjakan kadar glukosa darah setelah makan.
  • Peningkatan Metabolisme Glukosa: Tanaman ini diduga dapat meningkatkan metabolisme glukosa di dalam sel-sel tubuh. Hal ini dapat meningkatkan penggunaan glukosa sebagai energi dan mengurangi kadar glukosa darah.
  • Perlindungan Sel Beta Pankreas: Sel beta pankreas bertanggung jawab untuk memproduksi insulin. Kerusakan pada sel beta pankreas dapat menyebabkan penurunan produksi insulin dan peningkatan kadar glukosa darah. Sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang dimiliki tumbuhan ini berpotensi melindungi sel beta pankreas dari kerusakan, sehingga menjaga kemampuan pankreas untuk memproduksi insulin yang cukup.

Meskipun demikian, penting untuk ditekankan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengonfirmasi efek penurunan glukosa darah ini secara definitif dan menentukan dosis yang aman dan efektif. Individu yang menderita diabetes atau berisiko tinggi terkena diabetes sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi tumbuhan ini sebagai bagian dari strategi pengelolaan gula darah mereka. Penggunaan tumbuhan ini tidak boleh menggantikan pengobatan medis yang diresepkan oleh dokter, tetapi dapat digunakan sebagai terapi komplementer di bawah pengawasan medis yang ketat. Pemantauan kadar glukosa darah secara teratur sangat penting untuk memastikan keamanan dan efektivitas penggunaan tumbuhan ini.

Tips Pemanfaatan Optimal Potensi Tumbuhan

Pemanfaatan tumbuhan tertentu untuk tujuan kesehatan memerlukan pendekatan yang bijaksana dan terinformasi. Berikut adalah beberapa panduan untuk memaksimalkan potensi positifnya sambil meminimalkan risiko yang mungkin timbul:

Tip 1: Identifikasi Tumbuhan dengan Tepat
Pastikan identifikasi tumbuhan dilakukan dengan akurat. Kesalahan identifikasi dapat berakibat fatal jika tumbuhan yang digunakan ternyata beracun atau memiliki efek yang berbeda dari yang diharapkan. Konsultasikan dengan ahli botani atau gunakan sumber informasi yang terpercaya untuk memastikan kebenaran identifikasi.

Tip 2: Perhatikan Dosis dan Frekuensi Penggunaan
Dosis dan frekuensi penggunaan memegang peranan penting dalam menentukan efektivitas dan keamanan. Ikuti dosis yang direkomendasikan berdasarkan penelitian ilmiah atau panduan dari herbalis yang berpengalaman. Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan efek samping yang merugikan.

Tip 3: Perhatikan Kondisi Kesehatan Individu
Kondisi kesehatan individu, seperti riwayat penyakit, alergi, dan penggunaan obat-obatan lain, dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap tumbuhan tersebut. Konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal sebelum menggunakan tumbuhan ini, terutama jika memiliki kondisi medis tertentu.

Tip 4: Perhatikan Interaksi dengan Obat-obatan Lain
Senyawa aktif dalam tumbuhan dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi. Interaksi ini dapat meningkatkan atau mengurangi efektivitas obat, atau bahkan menyebabkan efek samping yang berbahaya. Informasikan kepada dokter mengenai penggunaan tumbuhan ini jika sedang menjalani pengobatan medis.

Tip 5: Pilih Sumber yang Terpercaya
Pastikan tumbuhan diperoleh dari sumber yang terpercaya dan memiliki reputasi baik. Tumbuhan yang terkontaminasi pestisida, logam berat, atau bahan kimia berbahaya lainnya dapat membahayakan kesehatan. Pilih produk yang telah diuji kualitasnya dan memiliki sertifikasi yang relevan.

Tip 6: Pantau Respons Tubuh dan Hentikan Penggunaan Jika Muncul Efek Samping
Perhatikan respons tubuh setelah menggunakan tumbuhan tersebut. Jika muncul efek samping seperti ruam kulit, gatal-gatal, mual, muntah, atau diare, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter. Efek samping dapat menjadi indikasi alergi atau intoleransi terhadap tumbuhan tersebut.

Dengan mengikuti panduan ini, pemanfaatan potensi tumbuhan untuk mendukung kesehatan dapat dilakukan secara lebih aman dan efektif. Tetaplah berhati-hati dan terinformasi dalam setiap langkah yang diambil.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Meskipun pemanfaatan tumbuhan kenci telah lama dikenal dalam praktik pengobatan tradisional, bukti ilmiah yang mendukung khasiatnya masih terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Beberapa studi awal, terutama yang dilakukan secara in vitro (di laboratorium) dan pada hewan coba, menunjukkan potensi efek positif dari ekstrak tumbuhan ini terhadap berbagai parameter kesehatan. Namun, studi klinis yang melibatkan manusia masih sangat sedikit dan seringkali memiliki skala kecil, sehingga sulit untuk menarik kesimpulan yang kuat.

Salah satu studi kasus yang menarik meneliti efek ekstrak tumbuhan ini pada sekelompok pasien dengan kadar glukosa darah tinggi. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan kadar glukosa darah setelah konsumsi ekstrak secara teratur selama periode waktu tertentu. Namun, perlu dicatat bahwa studi ini tidak memiliki kelompok kontrol (kelompok yang tidak menerima ekstrak), sehingga sulit untuk menentukan apakah penurunan kadar glukosa darah tersebut benar-benar disebabkan oleh ekstrak tumbuhan ini atau faktor lain. Selain itu, mekanisme kerja ekstrak dalam menurunkan kadar glukosa darah juga belum sepenuhnya dipahami.

Terdapat pula studi kasus yang melaporkan potensi efek anti-inflamasi dari ekstrak tumbuhan ini pada pasien dengan kondisi peradangan kronis. Namun, studi-studi ini umumnya bersifat observasional dan tidak menggunakan desain penelitian yang ketat, sehingga sulit untuk mengesampingkan kemungkinan bias. Selain itu, dosis dan formulasi ekstrak yang digunakan dalam studi-studi ini juga bervariasi, sehingga sulit untuk membandingkan hasilnya secara langsung.

Mengingat keterbatasan bukti ilmiah yang ada, penting untuk bersikap kritis terhadap klaim mengenai manfaat kesehatan yang dikaitkan dengan pemanfaatan tumbuhan ini. Penelitian lebih lanjut, yang melibatkan studi klinis terkontrol dengan skala yang lebih besar dan metodologi yang lebih ketat, sangat diperlukan untuk mengonfirmasi khasiatnya dan menentukan dosis yang aman dan efektif. Konsultasi dengan profesional kesehatan selalu disarankan sebelum menggunakan tumbuhan ini sebagai bagian dari strategi pengobatan atau pencegahan penyakit.