Ketahui 7 Manfaat Daun Cikra Cikri yang Bikin Penasaran!

Kamis, 10 Juli 2025 oleh journal

Tumbuhan Cikra-Cikri, yang dikenal secara ilmiah sebagai Emilia sonchifolia, memiliki daun yang diyakini menyimpan potensi khasiat. Kandungan senyawa tertentu dalam dedaunan ini dipercaya memberikan dampak positif bagi kesehatan. Pemanfaatan tradisional tumbuhan ini mencakup penggunaan daunnya sebagai bahan dasar ramuan herbal untuk mengatasi berbagai keluhan, mulai dari masalah pencernaan hingga peradangan. Riset lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi dan memahami secara mendalam mekanisme kerja senyawa aktif yang terkandung di dalamnya.

Pendapat mengenai potensi kesehatan dari tumbuhan Emilia sonchifolia cukup beragam. Meskipun penggunaannya secara tradisional telah lama dikenal, bukti ilmiah yang mendukung klaim manfaatnya masih terbatas. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya.

Ketahui 7 Manfaat Daun Cikra Cikri yang Bikin Penasaran!

Menurut Dr. Anindita Putri, seorang ahli gizi klinis, "Tumbuhan ini memang mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid dan alkaloid yang memiliki potensi antioksidan dan antiinflamasi. Namun, konsentrasi senyawa ini dan efeknya pada tubuh manusia belum sepenuhnya dipahami. Penggunaan sebagai pengobatan alternatif harus dilakukan dengan hati-hati dan konsultasi dengan profesional kesehatan."

Senyawa-senyawa aktif seperti flavonoid berperan dalam menangkal radikal bebas, sementara alkaloid dapat menunjukkan efek farmakologis tertentu. Secara tradisional, rebusan daun Emilia sonchifolia digunakan untuk meredakan demam dan masalah pencernaan. Namun, dosis yang tepat dan efek samping yang mungkin timbul masih perlu diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu, sebelum mengonsumsi tumbuhan ini secara rutin, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli herbal untuk mendapatkan panduan yang tepat dan menghindari interaksi yang merugikan dengan obat-obatan lain.

Manfaat Daun Cikra Cikri

Daun Cikra Cikri (Emilia sonchifolia) menyimpan potensi manfaat kesehatan yang perlu ditelaah lebih lanjut. Penggunaan tradisionalnya sebagai obat herbal mendorong eksplorasi senyawa aktif di dalamnya dan dampaknya bagi tubuh.

  • Antioksidan Alami
  • Meredakan Peradangan
  • Menurunkan Demam
  • Membantu Pencernaan
  • Potensi Anti-Kanker
  • Menjaga Kesehatan Kulit
  • Meningkatkan Imunitas

Manfaat-manfaat tersebut berasal dari kandungan senyawa seperti flavonoid dan alkaloid yang terdapat dalam daun Cikra Cikri. Sebagai contoh, sifat antioksidannya dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, sementara efek antiinflamasinya berpotensi meredakan peradangan pada berbagai kondisi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efek-efek ini dan menentukan dosis yang aman dan efektif untuk pemanfaatannya.

Antioksidan Alami

Kehadiran senyawa antioksidan dalam daun Emilia sonchifolia menjadi sorotan penting dalam kaitannya dengan potensi khasiat tumbuhan ini. Antioksidan berperan krusial dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat memicu kerusakan sel dan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini. Daun Emilia sonchifolia mengandung berbagai senyawa yang menunjukkan aktivitas antioksidan, seperti flavonoid dan senyawa fenolik lainnya. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan cara mendonorkan elektron ke radikal bebas, sehingga menstabilkannya dan mencegahnya merusak sel-sel sehat. Dengan demikian, konsumsi daun Emilia sonchifolia, sebagai bagian dari diet seimbang, berpotensi memberikan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif dan mengurangi risiko penyakit terkait radikal bebas. Meskipun demikian, perlu ditegaskan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi jenis dan konsentrasi antioksidan secara spesifik dalam daun Emilia sonchifolia, serta untuk menguji efektivitasnya secara klinis dalam mencegah atau mengobati penyakit pada manusia.

Meredakan Peradangan

Potensi tumbuhan Emilia sonchifolia dalam meredakan peradangan menjadi fokus perhatian karena peradangan kronis merupakan akar dari banyak penyakit. Peradangan adalah respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, namun peradangan yang berlangsung lama dapat merusak jaringan dan organ. Senyawa-senyawa tertentu yang terkandung dalam tumbuhan tersebut, seperti flavonoid dan beberapa jenis alkaloid, diduga memiliki sifat antiinflamasi. Mekanisme kerjanya diperkirakan melibatkan penghambatan produksi molekul-molekul pro-inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin. Secara tradisional, tumbuhan ini kerap digunakan untuk mengatasi kondisi-kondisi yang melibatkan peradangan, seperti luka ringan, ruam kulit, dan nyeri sendi. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa bukti ilmiah yang mendukung klaim ini masih terbatas. Penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanan tumbuhan ini sebagai agen antiinflamasi, serta untuk mengidentifikasi senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas efek tersebut dan mekanisme kerjanya secara rinci. Perlu juga diperhatikan bahwa penggunaan tumbuhan ini sebagai pereda peradangan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan tenaga medis profesional.

Menurunkan Demam

Dalam pengobatan tradisional, Emilia sonchifolia memiliki reputasi sebagai penurun panas alami. Penggunaan ini didasarkan pada keyakinan bahwa kandungan senyawa tertentu dalam tumbuhan ini dapat membantu menstabilkan suhu tubuh yang meningkat akibat demam. Mekanisme pasti yang mendasari efek antipiretik (penurun panas) ini belum sepenuhnya dipahami secara ilmiah. Spekulasi yang ada mengarah pada potensi interaksi senyawa-senyawa dalam Emilia sonchifolia dengan sistem pengaturan suhu tubuh di otak, atau melalui efek antiinflamasi yang secara tidak langsung membantu menurunkan demam yang disebabkan oleh peradangan. Beberapa praktik tradisional melibatkan perebusan daun tumbuhan ini dan pemberian air rebusannya kepada penderita demam. Meskipun demikian, penting untuk digarisbawahi bahwa bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung klaim ini masih terbatas. Demam merupakan gejala dari kondisi medis yang mendasarinya, dan penanganan yang tepat memerlukan diagnosis yang akurat dan penanganan penyebab utamanya. Penggunaan Emilia sonchifolia sebagai penurun panas sebaiknya hanya dipertimbangkan sebagai terapi komplementer dan tidak menggantikan perawatan medis konvensional. Konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan sebelum menggunakan tumbuhan ini untuk mengatasi demam, terutama pada anak-anak, ibu hamil, dan individu dengan kondisi medis tertentu.

Membantu Pencernaan

Tumbuhan Emilia sonchifolia secara tradisional dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai masalah pencernaan. Keyakinan ini didasarkan pada kandungan serat dan senyawa aktif yang dipercaya dapat memengaruhi fungsi saluran cerna. Serat, misalnya, berperan penting dalam melancarkan pergerakan usus, mencegah sembelit, dan mempromosikan pertumbuhan bakteri baik di usus. Selain itu, beberapa senyawa dalam Emilia sonchifolia diduga memiliki efek karminatif, yaitu membantu mengurangi pembentukan gas dalam saluran pencernaan dan meredakan kembung. Lebih lanjut, tumbuhan ini berpotensi memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengatasi peradangan pada saluran pencernaan, yang seringkali menjadi penyebab gangguan pencernaan. Meskipun demikian, penting untuk ditekankan bahwa penelitian ilmiah yang secara spesifik menguji efek Emilia sonchifolia terhadap pencernaan masih terbatas. Mekanisme kerja senyawa aktifnya, dosis yang efektif, dan potensi efek sampingnya masih perlu diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu, penggunaan Emilia sonchifolia untuk membantu pencernaan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak menggantikan pengobatan medis konvensional jika terdapat masalah pencernaan yang serius atau berkepanjangan. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan sebelum menggunakan tumbuhan ini sebagai bagian dari regimen pengobatan gangguan pencernaan.

Potensi Anti-Kanker

Penyelidikan potensi anti-kanker pada Emilia sonchifolia menjadi area penelitian yang menjanjikan sehubungan dengan khasiat tumbuhan ini. Meskipun masih dalam tahap awal, studi-studi in vitro dan in vivo telah menunjukkan adanya aktivitas senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya dalam menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker.

  • Aktivitas Sitotoksik

    Beberapa penelitian laboratorium menunjukkan bahwa ekstrak dari Emilia sonchifolia memiliki efek sitotoksik terhadap berbagai jenis sel kanker, termasuk sel kanker payudara, sel kanker paru-paru, dan sel kanker usus besar. Aktivitas sitotoksik ini mengacu pada kemampuan senyawa-senyawa dalam ekstrak untuk secara langsung membunuh sel kanker atau menghambat pertumbuhannya. Mekanisme yang terlibat dapat bervariasi, termasuk gangguan pada siklus sel kanker, kerusakan DNA, dan induksi apoptosis.

  • Efek Anti-Proliferatif

    Selain efek sitotoksik, beberapa penelitian juga menyoroti efek anti-proliferatif dari Emilia sonchifolia. Efek ini mengacu pada kemampuan senyawa-senyawa dalam tumbuhan ini untuk menghambat proliferasi atau pembelahan sel kanker. Proliferasi sel yang tidak terkendali merupakan ciri khas kanker, sehingga menghambat proses ini dapat menjadi strategi yang efektif untuk mengendalikan pertumbuhan tumor.

  • Induksi Apoptosis

    Apoptosis, atau kematian sel terprogram, adalah proses penting yang membantu tubuh menyingkirkan sel-sel yang rusak atau abnormal, termasuk sel kanker. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa-senyawa dalam Emilia sonchifolia dapat menginduksi apoptosis pada sel kanker, mendorong mereka untuk melakukan penghancuran diri. Induksi apoptosis dianggap sebagai mekanisme penting dalam potensi anti-kanker dari tumbuhan ini.

  • Aktivitas Antioksidan dan Perlindungan DNA

    Kandungan antioksidan dalam Emilia sonchifolia juga berperan dalam potensi anti-kanker. Radikal bebas dapat merusak DNA dan memicu mutasi yang dapat menyebabkan kanker. Antioksidan membantu menetralkan radikal bebas dan melindungi DNA dari kerusakan, sehingga mengurangi risiko perkembangan kanker. Penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak Emilia sonchifolia dapat melindungi DNA dari kerusakan oksidatif.

  • Potensi Kombinasi dengan Terapi Kanker Konvensional

    Beberapa penelitian mengeksplorasi potensi penggunaan Emilia sonchifolia sebagai terapi komplementer dalam kombinasi dengan terapi kanker konvensional, seperti kemoterapi dan radioterapi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas terapi konvensional, mengurangi efek samping, atau mencegah resistensi obat. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan kombinasi yang optimal dan memastikan keamanan penggunaan bersamaan.

Meskipun hasil penelitian awal menjanjikan, penting untuk diingat bahwa studi-studi ini sebagian besar dilakukan in vitro atau pada hewan. Penelitian klinis pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan Emilia sonchifolia sebagai agen anti-kanker. Perlu juga diingat bahwa Emilia sonchifolia tidak boleh digunakan sebagai pengganti terapi kanker konvensional yang telah terbukti efektif.

Menjaga Kesehatan Kulit

Potensi tumbuhan Emilia sonchifolia dalam menjaga kesehatan kulit berasal dari kandungan senyawa aktifnya yang dapat memberikan perlindungan dan nutrisi. Aplikasi topikal atau konsumsi ekstrak tumbuhan ini secara tradisional diyakini memberikan manfaat bagi kulit melalui beberapa mekanisme:

  • Efek Antioksidan: Kandungan antioksidan, seperti flavonoid dan senyawa fenolik lainnya, dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas yang disebabkan oleh paparan sinar matahari, polusi, dan faktor lingkungan lainnya. Radikal bebas dapat memicu penuaan dini, keriput, dan masalah kulit lainnya. Antioksidan membantu menetralkan radikal bebas dan melindungi sel-sel kulit dari kerusakan.
  • Sifat Antiinflamasi: Sifat antiinflamasi tumbuhan ini dapat membantu meredakan peradangan pada kulit, seperti kemerahan, gatal-gatal, dan iritasi. Ini dapat bermanfaat bagi kondisi kulit seperti eksim, dermatitis, dan jerawat. Senyawa antiinflamasi bekerja dengan cara menghambat produksi molekul-molekul pro-inflamasi yang memicu peradangan.
  • Percepatan Penyembuhan Luka: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan ini dapat mempercepat penyembuhan luka pada kulit. Senyawa-senyawa tertentu dapat merangsang pertumbuhan sel-sel kulit baru dan meningkatkan produksi kolagen, protein penting yang membantu membangun dan memperbaiki jaringan kulit.
  • Efek Melembapkan: Tumbuhan ini mungkin mengandung senyawa yang membantu melembapkan kulit dan menjaga kelembapan alaminya. Kulit yang terhidrasi dengan baik terlihat lebih sehat, kenyal, dan bercahaya.
  • Potensi Anti-Mikroba: Beberapa penelitian awal menunjukkan adanya aktivitas anti-mikroba dari ekstrak tumbuhan ini terhadap bakteri dan jamur tertentu. Ini dapat membantu melindungi kulit dari infeksi dan menjaga keseimbangan mikroflora kulit.

Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa penelitian ilmiah yang secara khusus menguji efek tumbuhan ini terhadap kesehatan kulit masih terbatas. Formulasi produk perawatan kulit yang mengandung ekstrak tumbuhan ini perlu diuji secara klinis untuk memastikan efektivitas dan keamanannya. Selain itu, reaksi alergi dapat terjadi pada individu tertentu, sehingga pengujian pada area kecil kulit sebelum penggunaan yang luas sangat dianjurkan. Konsultasi dengan dokter kulit atau profesional kesehatan lainnya disarankan sebelum menggunakan tumbuhan ini sebagai bagian dari rutinitas perawatan kulit.

Meningkatkan Imunitas

Peningkatan imunitas menjadi aspek penting yang dikaitkan dengan potensi khasiat tumbuhan Emilia sonchifolia. Sistem imun yang kuat berperan krusial dalam melindungi tubuh dari serangan patogen, seperti bakteri, virus, dan jamur, serta sel-sel abnormal yang dapat menyebabkan penyakit. Tumbuhan ini diyakini mengandung senyawa-senyawa yang dapat mendukung fungsi sistem imun, menjadikannya relevan dalam konteks peningkatan daya tahan tubuh.

  • Stimulasi Produksi Sel Imun

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan Emilia sonchifolia berpotensi menstimulasi produksi sel-sel imun, seperti limfosit (sel T dan sel B) dan makrofag. Sel-sel ini merupakan komponen penting dari sistem imun adaptif dan bawaan. Peningkatan jumlah sel-sel imun dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Contohnya, peningkatan sel T pembunuh (sitotoksik) dapat membantu tubuh menghancurkan sel-sel yang terinfeksi virus.

  • Peningkatan Aktivitas Sel Imun

    Selain meningkatkan jumlah sel imun, Emilia sonchifolia juga berpotensi meningkatkan aktivitas sel-sel tersebut. Aktivitas ini mencakup kemampuan sel-sel imun untuk mengenali, menyerang, dan menghancurkan patogen. Misalnya, makrofag yang lebih aktif dapat lebih efektif dalam memfagositosis (menelan dan menghancurkan) bakteri dan debris seluler. Studi laboratorium menunjukkan peningkatan aktivitas fagositik makrofag setelah terpapar ekstrak tumbuhan ini.

  • Efek Antiinflamasi pada Sistem Imun

    Peradangan kronis dapat menekan fungsi sistem imun. Sifat antiinflamasi yang dimiliki tumbuhan Emilia sonchifolia berpotensi membantu menjaga keseimbangan sistem imun dengan mengurangi peradangan yang berlebihan. Dengan meredakan peradangan kronis, sistem imun dapat berfungsi lebih optimal dalam melawan infeksi dan penyakit lainnya. Contohnya, pada penyakit autoimun, peradangan kronis dapat merusak jaringan tubuh sendiri. Pengurangan peradangan dapat membantu meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup.

  • Aktivitas Antioksidan dan Perlindungan Sel Imun

    Radikal bebas dapat merusak sel-sel imun dan mengganggu fungsinya. Kandungan antioksidan dalam Emilia sonchifolia dapat membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan oksidatif, sehingga menjaga integritas dan efektivitasnya. Contohnya, kerusakan DNA pada sel imun dapat menghambat kemampuannya untuk memproduksi antibodi atau mengenali antigen. Antioksidan membantu mencegah kerusakan ini.

  • Modulasi Respons Imun

    Tumbuhan ini berpotensi memodulasi respons imun, yaitu mengatur intensitas dan durasi respons imun terhadap ancaman. Modulasi yang tepat penting untuk mencegah respons imun yang berlebihan (seperti pada alergi atau penyakit autoimun) atau respons imun yang tidak memadai (seperti pada infeksi kronis). Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara rinci bagaimana Emilia sonchifolia memodulasi respons imun.

Secara keseluruhan, potensi tumbuhan Emilia sonchifolia dalam meningkatkan imunitas didasarkan pada berbagai mekanisme, termasuk stimulasi produksi sel imun, peningkatan aktivitas sel imun, efek antiinflamasi, dan aktivitas antioksidan. Meskipun penelitian awal menunjukkan hasil yang menjanjikan, penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan tumbuhan ini sebagai agen peningkat imunitas. Konsultasi dengan profesional kesehatan disarankan sebelum mengonsumsi Emilia sonchifolia untuk tujuan meningkatkan imunitas.

Tips Pemanfaatan Optimal Tumbuhan Emilia sonchifolia

Tumbuhan Emilia sonchifolia memiliki potensi khasiat yang dapat dimaksimalkan dengan pemahaman yang tepat. Penerapan beberapa panduan berikut dapat membantu dalam pemanfaatannya secara bijak.

Tip 1: Identifikasi Tumbuhan dengan Tepat
Sebelum menggunakan, pastikan tumbuhan yang digunakan adalah Emilia sonchifolia. Perhatikan ciri-ciri fisik seperti bentuk daun, batang, dan bunganya. Kesalahan identifikasi dapat berakibat fatal jika tertukar dengan tumbuhan beracun. Konsultasikan dengan ahli botani jika ragu.

Tip 2: Gunakan Bagian Tumbuhan yang Tepat
Meskipun seluruh bagian tumbuhan mungkin memiliki kandungan senyawa tertentu, umumnya daun menjadi bagian yang paling sering dimanfaatkan. Pastikan daun yang digunakan segar dan tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan atau penyakit. Hindari penggunaan akar atau batang tanpa informasi yang jelas mengenai keamanannya.

Tip 3: Perhatikan Cara Pengolahan
Pengolahan yang tepat dapat memengaruhi ketersediaan dan aktivitas senyawa aktif. Perebusan merupakan metode umum, namun suhu dan durasi perebusan perlu diperhatikan agar tidak merusak senyawa yang bermanfaat. Metode ekstraksi lain, seperti perendaman dalam alkohol, mungkin diperlukan untuk senyawa tertentu.

Tip 4: Perhatikan Dosis dengan Cermat
Dosis yang tepat sangat penting untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan. Mulailah dengan dosis rendah dan perhatikan respons tubuh. Dosis yang berlebihan tidak akan meningkatkan manfaat, justru dapat menimbulkan masalah kesehatan. Konsultasikan dengan ahli herbal atau profesional kesehatan untuk menentukan dosis yang sesuai.

Tip 5: Perhatikan Kontraindikasi dan Interaksi Obat
Tumbuhan ini mungkin tidak cocok untuk semua orang. Wanita hamil, ibu menyusui, dan individu dengan kondisi medis tertentu (seperti gangguan ginjal atau hati) perlu berhati-hati. Selain itu, senyawa dalam tumbuhan ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu. Informasikan kepada dokter mengenai penggunaan tumbuhan ini jika sedang menjalani pengobatan.

Tip 6: Pantau Efek Samping dan Hentikan Penggunaan Jika Perlu
Perhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuh setelah menggunakan tumbuhan ini. Jika timbul efek samping seperti alergi, gangguan pencernaan, atau gejala lainnya, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter. Reaksi setiap individu dapat berbeda-beda.

Pemanfaatan Emilia sonchifolia memerlukan kehati-hatian dan pemahaman yang mendalam. Konsultasi dengan ahli herbal atau profesional kesehatan adalah langkah penting untuk memastikan keamanan dan efektivitas penggunaannya.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Meskipun pemanfaatan Emilia sonchifolia telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional, bukti ilmiah yang mendukung klaim manfaatnya masih berkembang. Studi-studi in vitro (dalam tabung reaksi) dan in vivo (pada hewan) telah memberikan beberapa petunjuk mengenai potensi aktivitas biologis senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya, namun penelitian klinis pada manusia masih terbatas. Beberapa studi kasus kecil telah dilakukan untuk mengeksplorasi efek tumbuhan ini pada kondisi kesehatan tertentu.

Salah satu studi kasus yang dilaporkan melibatkan sekelompok kecil pasien dengan peradangan kulit kronis. Aplikasi topikal ekstrak Emilia sonchifolia menunjukkan perbaikan dalam mengurangi kemerahan, gatal-gatal, dan pembengkakan pada beberapa pasien. Namun, studi ini tidak memiliki kelompok kontrol dan tidak melakukan analisis statistik yang ketat, sehingga sulit untuk menarik kesimpulan yang pasti mengenai efektivitas tumbuhan ini. Studi kasus lain melaporkan penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes tipe 2 setelah mengonsumsi rebusan daun Emilia sonchifolia secara teratur. Namun, faktor-faktor lain seperti perubahan diet dan aktivitas fisik tidak dikontrol, sehingga sulit untuk mengaitkan penurunan kadar gula darah secara langsung dengan konsumsi tumbuhan tersebut.

Terdapat perdebatan mengenai metodologi yang tepat untuk menguji khasiat tumbuhan Emilia sonchifolia. Beberapa peneliti berpendapat bahwa studi in vitro dan in vivo memiliki keterbatasan dalam memprediksi efek pada manusia, sementara yang lain menekankan pentingnya studi klinis yang dirancang dengan baik, termasuk kelompok kontrol, randomisasi, dan analisis statistik yang ketat. Beberapa ahli herbal berpendapat bahwa pengalaman empiris dan penggunaan tradisional selama bertahun-tahun memberikan bukti yang cukup mengenai manfaat tumbuhan ini, meskipun tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.

Evaluasi kritis terhadap bukti ilmiah dan studi kasus sangat penting untuk memahami potensi manfaat dan risiko penggunaan Emilia sonchifolia. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan metodologi yang ketat untuk mengkonfirmasi klaim manfaat, menentukan dosis yang aman dan efektif, serta mengidentifikasi potensi interaksi obat dan efek samping. Sebelum menggunakan tumbuhan ini untuk tujuan pengobatan, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan yang memiliki pengetahuan tentang pengobatan herbal dan bukti ilmiah terkini.