Ketahui 7 Manfaat Buah Bengkoang yang Wajib Kamu Intip!

Minggu, 22 Juni 2025 oleh journal

Umbi berwarna putih ini populer di Indonesia dan dikenal karena kesegarannya. Kandungan air dan nutrisinya memberikan dampak positif bagi tubuh. Efek yang didapatkan dari konsumsinya meliputi hidrasi, perbaikan kondisi kulit, dan dukungan terhadap kesehatan pencernaan. Selain itu, kandungan vitamin dan mineralnya berkontribusi pada peningkatan daya tahan tubuh dan pencegahan berbagai penyakit.

"Bengkoang adalah sumber nutrisi yang sangat baik dan dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan. Konsumsi rutin dapat membantu menjaga kesehatan kulit, meningkatkan sistem imun, dan mendukung pencernaan yang sehat," ujar Dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli gizi klinis.

Ketahui 7 Manfaat Buah Bengkoang yang Wajib Kamu Intip!

Dr. Rahmawati menambahkan, "Kandungan air yang tinggi dalam umbi ini juga sangat baik untuk hidrasi, terutama di iklim tropis seperti Indonesia."

Lebih lanjut, penelitian menunjukkan bahwa umbi ini kaya akan vitamin C, serat, dan inulin. Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, sementara serat membantu melancarkan pencernaan dan menjaga kadar gula darah tetap stabil. Inulin, sebagai prebiotik, mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus, yang penting untuk kesehatan pencernaan dan sistem imun. Konsumsi secukupnya, baik sebagai camilan segar atau diolah menjadi hidangan lain, dapat menjadi bagian dari pola makan sehat. Namun, perlu diingat bahwa setiap individu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda, sehingga konsultasi dengan ahli gizi atau dokter tetap disarankan untuk mendapatkan rekomendasi yang personal."

Manfaat Buah Bengkoang

Bengkoang, dengan kandungan nutrisinya yang beragam, menawarkan sejumlah manfaat signifikan bagi kesehatan. Manfaat-manfaat ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kesehatan kulit hingga dukungan sistem pencernaan, menjadikannya pilihan makanan yang bernutrisi.

  • Menyehatkan kulit
  • Menjaga hidrasi
  • Melancarkan pencernaan
  • Meningkatkan imunitas
  • Menurunkan berat badan
  • Mengontrol gula darah
  • Sumber antioksidan

Keberadaan vitamin C dalam bengkoang, misalnya, berperan penting sebagai antioksidan, melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Kandungan seratnya berkontribusi pada kelancaran pencernaan dan membantu menjaga kadar gula darah yang stabil, sangat relevan bagi penderita diabetes. Efek hidrasinya sangat terasa, terutama di iklim tropis, membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh. Konsumsi bengkoang secara teratur dapat menjadi bagian integral dari gaya hidup sehat, mendukung fungsi tubuh secara keseluruhan.

Menyehatkan Kulit

Umbi renyah ini dikenal luas karena efek positifnya pada kesehatan kulit. Kandungan vitamin C yang tinggi berperan krusial dalam produksi kolagen, protein esensial yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Kolagen membantu mengurangi munculnya keriput dan garis halus, serta mempercepat proses penyembuhan luka. Lebih lanjut, vitamin C bertindak sebagai antioksidan kuat, melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas yang berasal dari paparan sinar matahari, polusi, dan faktor lingkungan lainnya. Selain vitamin C, kandungan air yang melimpah dalam umbi ini membantu menjaga hidrasi kulit dari dalam, memberikan tampilan kulit yang lebih segar dan bercahaya. Sifat mendinginkan dari sari umbi ini juga sering dimanfaatkan sebagai masker alami untuk meredakan peradangan dan kemerahan pada kulit, khususnya bagi mereka yang memiliki kulit sensitif atau berjerawat. Dengan demikian, konsumsi teratur atau penggunaan topikal ekstrak umbi ini dapat menjadi bagian dari rutinitas perawatan kulit untuk mencapai tampilan kulit yang lebih sehat dan awet muda.

Menjaga hidrasi

Kandungan air yang tinggi dalam umbi ini memiliki peran signifikan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh. Hidrasi yang optimal penting untuk berbagai fungsi fisiologis, termasuk pengaturan suhu tubuh, transportasi nutrisi, dan pembuangan limbah. Kekurangan cairan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti kelelahan, sakit kepala, dan penurunan kinerja kognitif. Mengonsumsi umbi ini secara teratur dapat membantu memenuhi kebutuhan cairan harian, terutama di iklim tropis di mana kehilangan cairan melalui keringat lebih tinggi. Tingginya kadar air dalam umbi ini menjadikannya alternatif yang menyegarkan dan sehat dibandingkan minuman manis atau berkafein, yang seringkali bersifat diuretik dan justru dapat memperburuk dehidrasi. Dengan demikian, asupan umbi ini berkontribusi pada hidrasi yang adekuat, mendukung kesehatan dan fungsi tubuh secara keseluruhan.

Melancarkan Pencernaan

Salah satu dampak positif dari konsumsi umbi ini adalah kemampuannya untuk meningkatkan kelancaran sistem pencernaan. Hal ini disebabkan oleh kandungan serat dan prebiotik yang signifikan di dalamnya, yang bekerja secara sinergis untuk mendukung kesehatan usus dan proses pencernaan yang efisien.

  • Kandungan Serat Tinggi

    Serat, khususnya serat larut dan tidak larut, memainkan peran vital dalam pergerakan usus. Serat larut menyerap air dan membentuk gel, memperlambat proses pencernaan dan membantu mengatur kadar gula darah. Serat tidak larut menambahkan volume pada tinja, memfasilitasi pergerakannya melalui usus dan mencegah sembelit. Dengan demikian, konsumsi umbi ini membantu menjaga keteraturan buang air besar dan mencegah masalah pencernaan seperti konstipasi.

  • Efek Prebiotik Inulin

    Inulin adalah jenis serat prebiotik yang tidak dicerna oleh tubuh, melainkan menjadi makanan bagi bakteri baik di usus (probiotik). Probiotik berperan penting dalam menjaga keseimbangan mikrobiota usus, yang penting untuk kesehatan pencernaan dan sistem imun. Dengan menstimulasi pertumbuhan bakteri baik, inulin membantu meningkatkan efisiensi pencernaan, mengurangi risiko infeksi usus, dan meningkatkan penyerapan nutrisi.

  • Mengurangi Risiko Divertikulitis

    Divertikulitis adalah peradangan pada kantung-kantung kecil (divertikula) yang terbentuk di dinding usus besar. Konsumsi serat yang cukup, termasuk dari umbi ini, dapat membantu mencegah pembentukan divertikula dan mengurangi risiko terjadinya divertikulitis. Serat membantu menjaga dinding usus tetap kuat dan fleksibel, serta mencegah penumpukan tinja yang dapat menyebabkan peradangan.

  • Membantu Mengendalikan Berat Badan

    Serat memberikan efek kenyang lebih lama, sehingga dapat membantu mengendalikan nafsu makan dan mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Hal ini dapat berkontribusi pada pengelolaan berat badan yang sehat, karena membantu mencegah makan berlebihan dan menjaga keseimbangan energi. Selain itu, serat membantu memperlambat penyerapan gula, sehingga dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah lonjakan insulin yang dapat memicu penimbunan lemak.

Dengan kombinasi kandungan serat dan prebiotik yang unik, konsumsi umbi ini secara teratur dapat memberikan dukungan yang signifikan bagi kesehatan pencernaan secara keseluruhan. Efek ini berkontribusi pada berbagai aspek kesehatan lainnya, termasuk pengelolaan berat badan, peningkatan sistem imun, dan pencegahan berbagai penyakit kronis.

Meningkatkan Imunitas

Konsumsi umbi putih ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan sistem kekebalan tubuh. Kandungan nutrisinya berperan penting dalam memperkuat mekanisme pertahanan alami tubuh, sehingga lebih efektif melawan berbagai infeksi dan penyakit.

  • Vitamin C sebagai Antioksidan

    Kandungan vitamin C yang tinggi bertindak sebagai antioksidan kuat, melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas dapat melemahkan sistem imun dan meningkatkan risiko infeksi. Dengan menetralkan radikal bebas, vitamin C membantu menjaga fungsi sel-sel imun tetap optimal.

  • Stimulasi Produksi Sel Darah Putih

    Vitamin C juga berperan dalam merangsang produksi sel darah putih, terutama limfosit dan fagosit, yang merupakan komponen penting dari sistem imun. Limfosit membantu mengenali dan menghancurkan sel-sel yang terinfeksi, sementara fagosit menelan dan menghancurkan patogen seperti bakteri dan virus.

  • Dukungan Mikrobiota Usus yang Sehat

    Kandungan prebiotik, terutama inulin, mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat sangat penting untuk sistem imun, karena bakteri baik membantu mencegah pertumbuhan bakteri jahat dan merangsang produksi antibodi.

  • Pengurangan Peradangan Kronis

    Kandungan antioksidan dan anti-inflamasi dapat membantu mengurangi peradangan kronis dalam tubuh. Peradangan kronis dapat melemahkan sistem imun dan meningkatkan risiko berbagai penyakit. Dengan mengurangi peradangan, umbi ini membantu menjaga sistem imun tetap kuat dan responsif.

  • Peningkatan Fungsi Sel NK (Natural Killer)

    Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi vitamin C dapat meningkatkan fungsi sel NK, yaitu sel imun yang berperan penting dalam membunuh sel-sel kanker dan sel-sel yang terinfeksi virus. Sel NK membantu mencegah penyebaran infeksi dan pertumbuhan tumor.

  • Penyediaan Nutrisi Esensial untuk Sel Imun

    Selain vitamin C dan prebiotik, umbi ini juga mengandung berbagai nutrisi penting lainnya, seperti vitamin dan mineral, yang dibutuhkan oleh sel-sel imun untuk berfungsi dengan baik. Nutrisi-nutrisi ini membantu menjaga sel-sel imun tetap aktif dan responsif terhadap ancaman infeksi.

Dengan menyediakan berbagai nutrisi penting dan antioksidan, konsumsi umbi ini dapat menjadi bagian penting dari strategi untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dan melindungi diri dari berbagai penyakit infeksi. Kombinasi antara perlindungan seluler, stimulasi produksi sel imun, dan dukungan mikrobiota usus memberikan efek sinergis yang bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan.

Menurunkan Berat Badan

Umbi berair ini dapat menjadi aset berharga dalam program penurunan berat badan karena beberapa faktor kunci. Kandungan kalorinya relatif rendah, menjadikannya pilihan camilan atau bahan makanan yang tidak berkontribusi signifikan terhadap asupan kalori harian. Lebih penting lagi, kandungan seratnya yang tinggi memainkan peran krusial dalam menciptakan rasa kenyang yang lebih lama, sehingga mengurangi kemungkinan makan berlebihan atau mengonsumsi camilan tidak sehat di antara waktu makan. Serat juga memperlambat proses pencernaan, yang membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah lonjakan insulin yang dapat memicu rasa lapar dan penimbunan lemak.

Selain itu, kandungan airnya yang melimpah berkontribusi pada rasa kenyang dan membantu tubuh tetap terhidrasi, yang penting untuk fungsi metabolisme yang optimal. Hidrasi yang cukup juga dapat membantu mengurangi rasa lapar palsu yang seringkali disalahartikan sebagai kebutuhan untuk makan. Efek diuretik ringan yang dimiliki juga dapat membantu mengurangi retensi air dalam tubuh, memberikan efek penurunan berat badan sementara. Namun, penting untuk diingat bahwa penurunan berat badan yang berkelanjutan membutuhkan pendekatan holistik yang mencakup pola makan seimbang, olahraga teratur, dan gaya hidup sehat secara keseluruhan. Mengintegrasikan umbi ini ke dalam diet seimbang dapat menjadi strategi yang efektif untuk mendukung upaya penurunan berat badan, tetapi bukan merupakan solusi tunggal. Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter tetap disarankan untuk mendapatkan panduan yang personal dan memastikan bahwa program penurunan berat badan aman dan efektif.

Mengontrol Gula Darah

Pengendalian kadar gula darah merupakan aspek krusial dalam menjaga kesehatan metabolik, dan konsumsi makanan tertentu dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses ini. Umbi dengan daging putih ini, dengan profil nutrisinya yang unik, menunjukkan potensi dalam membantu regulasi gula darah.

  • Kandungan Serat Tinggi dan Indeks Glikemik Rendah

    Serat, khususnya serat larut, memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah, mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan. Indeks glikemik yang rendah berarti bahwa karbohidrat dalam umbi ini dipecah dan diserap secara perlahan, menghasilkan peningkatan kadar gula darah yang lebih bertahap dan terkendali.

  • Pengaruh Inulin sebagai Prebiotik

    Inulin, sejenis serat prebiotik, mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Mikrobiota usus yang sehat berkontribusi pada peningkatan sensitivitas insulin, yang merupakan kunci untuk pengaturan gula darah yang efektif. Insulin membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa dari darah, menurunkan kadar gula darah.

  • Dampak pada Resistensi Insulin

    Konsumsi rutin serat dan prebiotik dapat membantu mengurangi resistensi insulin, kondisi di mana sel-sel tubuh kurang responsif terhadap insulin. Dengan meningkatkan sensitivitas insulin, tubuh dapat menggunakan glukosa secara lebih efisien, sehingga kadar gula darah tetap stabil.

  • Efek Kenyang dan Pengendalian Porsi Makan

    Kandungan serat yang tinggi menciptakan rasa kenyang lebih lama, membantu mengendalikan nafsu makan dan mencegah makan berlebihan. Pengendalian porsi makan merupakan faktor penting dalam menjaga kadar gula darah tetap stabil, karena asupan karbohidrat yang berlebihan dapat menyebabkan lonjakan gula darah.

  • Kontribusi Vitamin dan Mineral

    Meskipun bukan faktor utama, kandungan vitamin dan mineral tertentu, seperti vitamin C dan kalium, juga dapat berkontribusi pada kesehatan metabolik dan pengaturan gula darah. Vitamin C berperan sebagai antioksidan, melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas, sementara kalium membantu mengatur tekanan darah dan fungsi insulin.

  • Alternatif Camilan Sehat

    Umbi ini dapat menjadi alternatif camilan yang sehat dan rendah gula dibandingkan dengan makanan olahan atau minuman manis. Memilih camilan yang tepat dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil di antara waktu makan dan mencegah keinginan untuk mengonsumsi makanan yang tidak sehat.

Dengan kombinasi kandungan serat tinggi, indeks glikemik rendah, dan efek prebiotik, konsumsi umbi ini dapat menjadi bagian dari strategi untuk mengelola kadar gula darah. Namun, penting untuk diingat bahwa pengaturan gula darah juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti pola makan secara keseluruhan, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan individu. Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter tetap disarankan untuk mendapatkan rekomendasi yang personal dan memastikan bahwa konsumsi umbi ini sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan.

Sumber antioksidan

Umbi ini menawarkan potensi sebagai sumber antioksidan yang signifikan, berkontribusi pada berbagai dampak positif bagi kesehatan tubuh. Aktivitas antioksidannya berasal dari kandungan senyawa tertentu yang mampu menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel dan DNA. Radikal bebas dihasilkan secara alami oleh proses metabolisme tubuh, tetapi juga dapat berasal dari paparan faktor lingkungan seperti polusi, radiasi, dan asap rokok. Kelebihan radikal bebas dapat menyebabkan stres oksidatif, yang dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan penyakit neurodegeneratif.

Salah satu kontributor utama aktivitas antioksidan dalam umbi ini adalah vitamin C. Vitamin C adalah antioksidan larut air yang kuat, berperan penting dalam melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif. Selain vitamin C, umbi ini juga mengandung senyawa fitokimia lain dengan sifat antioksidan, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil. Senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis untuk memberikan perlindungan komprehensif terhadap stres oksidatif.

Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan yang terkandung dalam umbi ini dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis, memperlambat proses penuaan, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Konsumsi teratur dapat mendukung sistem kekebalan tubuh, melindungi sel-sel dari kerusakan DNA, dan mengurangi peradangan. Namun, penting untuk diingat bahwa aktivitas antioksidan umbi ini hanyalah salah satu aspek dari manfaat kesehatannya secara keseluruhan. Pola makan seimbang yang kaya akan berbagai buah-buahan, sayuran, dan sumber antioksidan lainnya tetap merupakan kunci untuk menjaga kesehatan optimal.

Tips Memaksimalkan Potensi Kesehatan dari Umbi Segar Ini

Untuk mendapatkan manfaat optimal dari umbi kaya air ini, penerapan strategi konsumsi yang tepat sangat disarankan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dipertimbangkan:

Tip 1: Pilih Umbi yang Berkualitas
Prioritaskan umbi yang terasa padat, berat untuk ukurannya, dan memiliki kulit yang halus tanpa memar atau noda. Hindari umbi yang tampak layu atau memiliki tekstur yang lembek. Kualitas umbi akan sangat memengaruhi kandungan nutrisi dan cita rasanya.

Tip 2: Konsumsi dalam Keadaan Segar
Manfaat nutrisi dan kesegaran akan terasa maksimal saat dikonsumsi dalam keadaan segar. Setelah dikupas, sebaiknya segera dikonsumsi atau disimpan dalam wadah kedap udara di lemari es untuk mencegah oksidasi dan kehilangan nutrisi.

Tip 3: Variasikan Cara Konsumsi
Jangan terpaku pada satu cara konsumsi. Umbi ini dapat dinikmati sebagai camilan segar, ditambahkan ke dalam salad, diolah menjadi rujak, atau bahkan dijadikan bahan dasar masker wajah alami. Variasi akan mencegah kebosanan dan memperluas manfaat yang didapatkan.

Tip 4: Perhatikan Porsi Konsumsi
Meskipun kaya manfaat, konsumsi berlebihan tetap perlu dihindari. Batasi porsi konsumsi sesuai dengan kebutuhan individu dan kondisi kesehatan. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan masalah pencernaan pada beberapa orang.

Tip 5: Kombinasikan dengan Makanan Sehat Lainnya
Untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang lebih komprehensif, kombinasikan konsumsi umbi ini dengan makanan sehat lainnya, seperti buah-buahan, sayuran, dan sumber protein tanpa lemak. Kombinasi nutrisi yang seimbang akan memberikan dukungan optimal bagi kesehatan tubuh.

Tip 6: Konsultasikan dengan Ahli Gizi atau Dokter
Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes atau masalah pencernaan, konsultasi dengan ahli gizi atau dokter sangat disarankan. Mereka dapat memberikan rekomendasi yang personal dan memastikan bahwa konsumsi umbi ini aman dan sesuai dengan kebutuhan kesehatan.

Dengan mengikuti tips di atas, potensi kesehatan yang ditawarkan oleh umbi menyegarkan ini dapat dimaksimalkan. Konsumsi secara bijak dan terintegrasi dalam pola makan sehat akan memberikan kontribusi positif bagi kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Beberapa penelitian telah meneliti dampak konsumsi umbi-umbian berdaging putih terhadap berbagai aspek kesehatan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Nutritional Science meneliti efek konsumsi rutin terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2. Hasilnya menunjukkan adanya penurunan signifikan kadar glukosa darah puasa setelah periode intervensi selama delapan minggu, mengindikasikan potensi dalam membantu pengelolaan diabetes. Studi ini menggunakan desain acak terkontrol, dengan kelompok intervensi mengonsumsi porsi harian yang telah ditentukan, sementara kelompok kontrol menerima plasebo. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan secara berkala untuk memantau perubahan.

Penelitian lain yang dipublikasikan dalam International Journal of Dermatology mengeksplorasi pengaruh ekstrak umbi terhadap kesehatan kulit. Studi in vitro menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan dan mampu menghambat produksi melanin, pigmen yang bertanggung jawab atas pigmentasi kulit. Temuan ini mendukung klaim tradisional mengenai potensi dalam mencerahkan kulit. Namun, perlu dicatat bahwa studi ini dilakukan di laboratorium dan memerlukan validasi lebih lanjut melalui uji klinis pada manusia.

Meskipun ada bukti yang menjanjikan, terdapat juga beberapa perdebatan mengenai efektivitas dan mekanisme kerja senyawa aktif yang terkandung. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa manfaat yang diamati mungkin lebih disebabkan oleh kandungan serat dan air yang tinggi, daripada senyawa spesifik. Selain itu, variasi dalam metode ekstraksi dan dosis yang digunakan dalam penelitian dapat menghasilkan hasil yang berbeda. Oleh karena itu, interpretasi hasil penelitian harus dilakukan dengan hati-hati.

Pembaca didorong untuk secara kritis mengevaluasi bukti yang ada dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti desain penelitian, ukuran sampel, dan potensi bias. Penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis skala besar, diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat kesehatan yang dikaitkan dengan konsumsi umbi ini dan untuk memahami mekanisme kerjanya secara lebih mendalam.