Temukan 7 Manfaat Buah Sirsak bagi Kesehatan yang Bikin Penasaran!
Jumat, 6 Juni 2025 oleh journal
Sirsak, buah tropis yang populer, menawarkan berbagai senyawa yang berkontribusi pada peningkatan kondisi fisik. Kandungan nutrisi dalam daging buah, daun, dan bagian tanaman lainnya berpotensi memberikan efek positif terhadap berbagai aspek kesejahteraan tubuh. Senyawa-senyawa ini dipercaya memiliki sifat antioksidan, anti-inflamasi, dan bahkan antikanker, yang mendukung pemeliharaan fungsi tubuh yang optimal dan pencegahan penyakit.
"Sirsak memang memiliki potensi sebagai bagian dari pola makan sehat, namun penting untuk diingat bahwa ia bukanlah obat tunggal untuk penyakit serius. Konsumsi sirsak sebaiknya tetap dalam jumlah wajar dan diimbangi dengan gaya hidup sehat lainnya," ujar Dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli gizi klinis.
Dr. Amelia menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya efek sirsak pada tubuh manusia.
Kandungan nutrisi dan senyawa aktif dalam buah ini telah lama menjadi perhatian. Beberapa penelitian menyoroti keberadaan acetogenin, senyawa yang memiliki sifat sitotoksik, yang berpotensi menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu, sirsak kaya akan vitamin C dan antioksidan lain yang berperan dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh dan melawan radikal bebas. Meskipun demikian, konsumsi berlebihan dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping seperti gangguan saraf dan interaksi dengan obat-obatan tertentu. Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi sirsak dalam jumlah sedang, misalnya satu porsi buah segar atau segelas jus per hari, sebagai bagian dari diet seimbang. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi sirsak secara rutin, terutama jika sedang menjalani pengobatan medis.
Manfaat Buah Sirsak Bagi Kesehatan
Buah sirsak, dengan kandungan nutrisinya yang kaya, menawarkan sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan. Manfaat ini berasal dari berbagai senyawa aktif yang terdapat dalam buah, daun, dan bagian lain dari tanaman sirsak.
- Meningkatkan kekebalan tubuh
- Melawan radikal bebas
- Menurunkan tekanan darah
- Meredakan peradangan
- Membantu pencernaan
- Menstabilkan gula darah
- Potensi antikanker
Manfaat-manfaat tersebut saling berkaitan dalam mendukung fungsi tubuh secara keseluruhan. Misalnya, kandungan vitamin C yang tinggi memperkuat sistem kekebalan, membantu tubuh melawan infeksi. Sifat antioksidan melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, mengurangi risiko penyakit kronis. Kalium dalam sirsak berperan dalam mengatur tekanan darah, sementara serat membantu melancarkan pencernaan dan menstabilkan kadar gula darah. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, potensi antikanker sirsak menjadikannya subjek penelitian yang menjanjikan dalam pengobatan komplementer.
Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Kemampuan tubuh dalam melawan infeksi dan penyakit sangat bergantung pada sistem kekebalan yang berfungsi optimal. Konsumsi sirsak berpotensi memberikan kontribusi positif terhadap penguatan sistem ini, meskipun perlu diingat bahwa sirsak bukanlah pengganti penanganan medis yang tepat.
- Kandungan Vitamin C
Sirsak merupakan sumber vitamin C yang baik, nutrisi esensial yang berperan penting dalam produksi sel darah putih, komponen kunci sistem kekebalan. Sel darah putih membantu tubuh mengidentifikasi dan menghancurkan patogen berbahaya seperti bakteri dan virus. Asupan vitamin C yang cukup berkontribusi pada efisiensi fungsi sel-sel kekebalan tersebut.
- Antioksidan
Buah ini mengandung berbagai antioksidan, termasuk flavonoid dan acetogenin. Antioksidan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat melemahkan sistem kekebalan dan meningkatkan risiko penyakit kronis. Dengan menetralisir radikal bebas, antioksidan membantu menjaga integritas sel-sel kekebalan dan mendukung respons imun yang efektif.
- Stimulasi Produksi Sel Imun
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak sirsak dapat merangsang produksi sel-sel imun tertentu, seperti limfosit. Limfosit memainkan peran penting dalam respons imun adaptif, memungkinkan tubuh untuk mengenali dan menyerang patogen spesifik. Peningkatan jumlah limfosit dapat meningkatkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi yang berulang atau kronis.
- Efek Anti-Inflamasi
Sirsak memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu meredakan peradangan kronis. Peradangan kronis dapat melemahkan sistem kekebalan dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit. Dengan mengurangi peradangan, sirsak berpotensi mendukung fungsi kekebalan yang lebih optimal.
Meskipun sirsak menawarkan potensi untuk meningkatkan kekebalan tubuh, penting untuk mempertimbangkan konsumsinya sebagai bagian dari pola makan seimbang dan gaya hidup sehat secara keseluruhan. Kombinasi nutrisi yang memadai, istirahat yang cukup, dan olahraga teratur tetap menjadi fondasi utama sistem kekebalan yang kuat.
Melawan Radikal Bebas
Radikal bebas, molekul tidak stabil dengan elektron tidak berpasangan, merupakan produk sampingan alami dari metabolisme seluler dan juga berasal dari paparan lingkungan seperti polusi, asap rokok, dan radiasi ultraviolet. Kehadiran radikal bebas yang berlebihan dalam tubuh memicu stres oksidatif, sebuah kondisi yang merusak sel, protein, dan DNA. Kerusakan oksidatif ini berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes, dan gangguan neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
Sirsak berperan dalam mitigasi kerusakan akibat radikal bebas berkat kandungan antioksidannya yang melimpah. Antioksidan, seperti vitamin C, flavonoid, dan acetogenin yang terdapat dalam buah ini, bekerja dengan menetralkan radikal bebas, mencegahnya merusak molekul biologis penting. Vitamin C mendonasikan elektron ke radikal bebas, menstabilkannya dan menghentikan reaksi berantai yang merusak. Flavonoid dan acetogenin, selain bertindak sebagai antioksidan langsung, juga dapat mengaktifkan enzim antioksidan endogen tubuh, meningkatkan pertahanan alami terhadap stres oksidatif.
Dengan kemampuannya melawan radikal bebas, konsumsi sirsak secara moderat berpotensi mendukung kesehatan seluler secara keseluruhan dan mengurangi risiko penyakit kronis yang terkait dengan stres oksidatif. Perlindungan terhadap kerusakan oksidatif ini berkontribusi signifikan terhadap potensi manfaat buah ini dalam menjaga kondisi fisik yang optimal.
Menurunkan Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, merupakan kondisi medis serius yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan masalah kesehatan lainnya. Pengelolaan tekanan darah yang efektif seringkali melibatkan perubahan gaya hidup, termasuk diet yang sehat. Sirsak berpotensi menjadi bagian dari strategi diet untuk membantu mengendalikan tekanan darah, meskipun penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menjadikannya sebagai bagian rutin dari rencana perawatan hipertensi.
Kandungan kalium yang relatif tinggi dalam buah ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan elektrolit tubuh. Kalium bekerja berlawanan dengan natrium, membantu mengurangi efek natrium dalam meningkatkan tekanan darah. Kalium membantu tubuh membuang kelebihan natrium melalui urine, yang pada gilirannya membantu melebarkan pembuluh darah dan mengurangi tekanan pada dinding arteri.
Selain kalium, senyawa lain dalam sirsak mungkin berkontribusi pada efek penurunan tekanan darah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak sirsak memiliki sifat vasodilator, yang berarti dapat membantu melebarkan pembuluh darah. Vasodilatasi meningkatkan aliran darah dan mengurangi resistensi perifer, sehingga menurunkan tekanan darah. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas efek ini dan untuk memahami mekanisme kerjanya secara rinci.
Meskipun sirsak menunjukkan potensi dalam membantu menurunkan tekanan darah, penting untuk diingat bahwa ia bukanlah pengganti obat-obatan antihipertensi yang diresepkan oleh dokter. Konsumsi sirsak sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari pendekatan holistik untuk pengelolaan hipertensi, yang mencakup diet rendah natrium, olahraga teratur, pengelolaan stres, dan pemantauan tekanan darah secara teratur. Individu dengan hipertensi yang mempertimbangkan untuk mengonsumsi sirsak secara rutin harus berkonsultasi dengan dokter mereka untuk memastikan keamanan dan menghindari interaksi yang merugikan dengan obat-obatan lain.
Meredakan Peradangan
Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Namun, peradangan kronis dapat berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit serius. Kemampuan sirsak dalam membantu meredakan peradangan menjadi aspek penting dari potensi dampaknya pada kondisi fisik secara keseluruhan.
- Senyawa Anti-Inflamasi
Sirsak mengandung berbagai senyawa dengan sifat anti-inflamasi, termasuk acetogenin dan flavonoid. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat produksi mediator inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin, yang memicu dan memperburuk proses peradangan. Penghambatan mediator ini dapat membantu mengurangi rasa sakit, pembengkakan, dan kerusakan jaringan yang terkait dengan peradangan.
- Penghambatan Jalur Inflamasi
Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak sirsak dapat menghambat jalur pensinyalan inflamasi utama, seperti jalur NF-kB dan MAPK. Jalur-jalur ini memainkan peran penting dalam mengatur ekspresi gen yang terlibat dalam respons inflamasi. Dengan menghambat jalur-jalur ini, sirsak berpotensi menekan peradangan pada tingkat molekuler.
- Pengurangan Stres Oksidatif
Peradangan seringkali terkait dengan peningkatan stres oksidatif. Antioksidan dalam sirsak, seperti vitamin C, membantu menetralisir radikal bebas dan mengurangi stres oksidatif, yang pada gilirannya dapat membantu meredakan peradangan. Penurunan stres oksidatif dapat mengurangi kerusakan seluler dan jaringan yang disebabkan oleh peradangan kronis.
- Potensi dalam Kondisi Inflamasi
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa sirsak dapat memberikan efek positif pada kondisi inflamasi tertentu, seperti arthritis dan penyakit radang usus. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, hasil ini menunjukkan potensi sirsak sebagai terapi komplementer untuk membantu mengelola peradangan pada kondisi-kondisi ini.
Dengan kemampuannya untuk menghambat mediator inflamasi, mengurangi stres oksidatif, dan berpotensi menghambat jalur pensinyalan inflamasi, sirsak menawarkan kontribusi yang signifikan terhadap upaya meredakan peradangan dalam tubuh. Efek anti-inflamasi ini berkontribusi pada potensi manfaat buah ini dalam mendukung kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Membantu Pencernaan
Kinerja sistem pencernaan memegang peranan krusial dalam penyerapan nutrisi, eliminasi limbah, dan pemeliharaan kesehatan secara menyeluruh. Gangguan pencernaan, seperti sembelit, diare, dan sindrom iritasi usus besar (IBS), dapat secara signifikan menurunkan kualitas hidup. Konsumsi buah sirsak, dengan kandungan seratnya yang substansial, dapat berkontribusi positif terhadap fungsi pencernaan yang optimal.
Serat, baik serat larut maupun serat tidak larut, merupakan komponen penting dalam menjaga kesehatan saluran cerna. Serat tidak larut, yang tidak larut dalam air, menambahkan volume pada tinja, memfasilitasi pergerakannya melalui usus, dan mencegah sembelit. Serat larut, yang larut dalam air, membentuk gel di saluran pencernaan, memperlambat proses pencernaan, dan membantu mengatur kadar gula darah. Kehadiran kedua jenis serat ini dalam buah sirsak memberikan efek sinergis dalam mendukung kesehatan usus.
Selain serat, sirsak juga mengandung senyawa lain yang berpotensi bermanfaat bagi pencernaan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa-senyawa tertentu dalam sirsak memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu meredakan peradangan pada saluran pencernaan. Peradangan kronis pada usus dapat mengganggu fungsi pencernaan dan menyebabkan gejala seperti kembung, nyeri perut, dan perubahan kebiasaan buang air besar. Dengan mengurangi peradangan, sirsak berpotensi membantu memulihkan fungsi pencernaan yang normal.
Konsumsi sirsak sebagai bagian dari diet seimbang dapat memberikan dukungan yang berharga bagi kesehatan sistem pencernaan. Namun, penting untuk diingat bahwa respons individu terhadap makanan dapat bervariasi. Individu dengan kondisi pencernaan yang mendasarinya sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum membuat perubahan signifikan pada diet mereka.
Menstabilkan Gula Darah
Pengelolaan kadar gula darah yang stabil merupakan aspek krusial dalam menjaga kesehatan metabolik dan mencegah komplikasi terkait diabetes. Konsumsi makanan yang memengaruhi kadar gula darah perlu diperhatikan, dan sirsak berpotensi berperan dalam membantu menjaga kestabilan tersebut.
- Kandungan Serat
Sirsak mengandung serat, baik larut maupun tidak larut. Serat larut memperlambat penyerapan glukosa dari makanan ke dalam aliran darah. Proses ini membantu mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan, memberikan kontrol yang lebih baik bagi individu dengan resistensi insulin atau diabetes tipe 2.
- Indeks Glikemik (IG) dan Beban Glikemik (BG)
Meskipun data spesifik mengenai IG dan BG sirsak masih terbatas, kandungan seratnya mengindikasikan potensi nilai IG dan BG yang moderat. Makanan dengan IG dan BG rendah cenderung menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang lebih lambat dan stabil dibandingkan makanan dengan IG dan BG tinggi. Pemilihan makanan dengan IG dan BG yang terkendali merupakan strategi penting dalam pengelolaan gula darah.
- Senyawa Bioaktif
Beberapa penelitian in vitro dan pada hewan menunjukkan bahwa senyawa bioaktif tertentu dalam sirsak, seperti acetogenin, dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan memperbaiki metabolisme glukosa. Peningkatan sensitivitas insulin memungkinkan sel-sel tubuh merespons insulin dengan lebih efektif, sehingga glukosa dapat masuk ke dalam sel dan digunakan sebagai energi, menurunkan kadar gula darah.
- Efek pada Insulin
Beberapa penelitian pendahuluan mengindikasikan bahwa ekstrak sirsak dapat merangsang sekresi insulin dari sel beta pankreas. Peningkatan sekresi insulin dapat membantu menurunkan kadar gula darah setelah makan. Namun, penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini dan menentukan dosis yang aman dan efektif.
Meskipun sirsak menunjukkan potensi dalam membantu menstabilkan kadar gula darah, penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah sedang sebagai bagian dari diet seimbang dan gaya hidup sehat. Individu dengan diabetes atau kondisi medis terkait harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum memasukkan sirsak secara rutin ke dalam diet mereka untuk memastikan keamanan dan menghindari interaksi yang merugikan dengan obat-obatan atau perawatan lain.
Potensi Antikanker
Keberadaan senyawa-senyawa aktif dalam sirsak telah menarik perhatian para peneliti, terutama dalam kaitannya dengan potensi penghambatan pertumbuhan sel kanker. Meski masih memerlukan penelitian mendalam, studi awal menunjukkan adanya mekanisme yang menjanjikan dalam pemanfaatan buah ini sebagai bagian dari pendekatan komplementer terhadap kanker.
- Acetogenin: Senyawa Sitotoksik
Acetogenin, golongan senyawa yang ditemukan dalam sirsak, memiliki sifat sitotoksik, yang berarti dapat merusak atau membunuh sel. Penelitian in vitro menunjukkan bahwa acetogenin dapat menghambat pertumbuhan berbagai jenis sel kanker, termasuk kanker paru-paru, kanker payudara, dan kanker usus besar. Mekanismenya melibatkan gangguan produksi energi sel kanker, sehingga menyebabkan apoptosis atau kematian sel terprogram.
- Selektivitas terhadap Sel Kanker
Salah satu aspek yang menarik dari acetogenin adalah potensi selektivitasnya terhadap sel kanker. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa acetogenin lebih cenderung menyerang sel kanker dibandingkan sel normal. Selektivitas ini penting karena dapat mengurangi efek samping yang merugikan pada sel-sel sehat selama pengobatan. Meskipun demikian, mekanisme selektivitas ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
- Pengaruh pada Resistensi Obat
Sel kanker seringkali mengembangkan resistensi terhadap obat kemoterapi konvensional. Penelitian awal menunjukkan bahwa acetogenin dapat membantu mengatasi resistensi obat pada sel kanker tertentu. Mekanismenya melibatkan penghambatan pompa efflux, yaitu protein yang memompa obat keluar dari sel kanker. Dengan menghambat pompa efflux, acetogenin dapat meningkatkan efektivitas obat kemoterapi.
- Efek Anti-Angiogenesis
Pertumbuhan tumor membutuhkan pembentukan pembuluh darah baru, yang disebut angiogenesis, untuk memasok nutrisi dan oksigen. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam sirsak dapat menghambat angiogenesis, sehingga menghambat pertumbuhan tumor. Penghambatan angiogenesis merupakan strategi yang menjanjikan dalam pengobatan kanker karena dapat membatasi akses tumor terhadap nutrisi dan oksigen.
- Peningkatan Imunitas
Meskipun efek langsungnya pada sel kanker merupakan fokus utama, sirsak juga dapat memberikan manfaat tambahan melalui peningkatan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan yang kuat dapat membantu tubuh melawan sel kanker dan mencegah penyebaran metastasis. Kandungan vitamin C dan antioksidan lainnya dalam sirsak dapat berkontribusi pada penguatan sistem kekebalan tubuh.
- Peran dalam Pengobatan Komplementer
Penting untuk dicatat bahwa sirsak bukanlah pengganti pengobatan kanker konvensional seperti kemoterapi, radioterapi, atau pembedahan. Namun, sirsak dapat berperan sebagai terapi komplementer untuk mendukung pengobatan konvensional dan meningkatkan kualitas hidup pasien kanker. Penggunaan sirsak sebagai terapi komplementer harus selalu dilakukan di bawah pengawasan dokter.
Keseluruhan, potensi antikanker sirsak menunjukkan adanya senyawa-senyawa aktif yang dapat memberikan efek positif dalam menghambat pertumbuhan sel kanker, mengatasi resistensi obat, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan sirsak sebagai pengobatan kanker, hasil awal menunjukkan adanya harapan dalam pemanfaatan buah ini sebagai bagian dari strategi pengobatan komplementer yang terintegrasi.
Tips Memaksimalkan Potensi Kesehatan dari Konsumsi Sirsak
Buah tropis ini menyimpan potensi untuk mendukung kesehatan tubuh secara menyeluruh. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, pertimbangkan beberapa panduan berikut dalam mengonsumsinya:
Tip 1: Prioritaskan Buah Segar dan Matang Sempurna
Pilihlah buah yang sudah matang, ditandai dengan tekstur yang sedikit lunak saat ditekan lembut dan aroma yang harum. Buah yang matang sempurna memiliki kandungan nutrisi yang optimal dan rasa yang lebih nikmat. Hindari buah yang terlalu keras atau memiliki memar.
Tip 2: Konsumsi dalam Jumlah Moderat
Meskipun memiliki potensi manfaat, konsumsi berlebihan tidak disarankan. Satu porsi buah segar (sekitar 100-200 gram) atau segelas jus (sekitar 200-250 ml) per hari umumnya dianggap aman. Perhatikan respons tubuh dan sesuaikan konsumsi jika timbul efek samping yang tidak diinginkan.
Tip 3: Variasikan Cara Konsumsi
Sirsak dapat dinikmati dalam berbagai cara. Selain dimakan langsung, buah ini dapat diolah menjadi jus, smoothie, es krim, atau ditambahkan ke salad buah. Variasi cara konsumsi dapat membantu mencegah kebosanan dan memastikan asupan nutrisi yang lebih beragam.
Tip 4: Perhatikan Kombinasi dengan Makanan Lain
Pertimbangkan kombinasi sirsak dengan makanan lain dalam diet Anda. Misalnya, konsumsi sirsak bersama sumber protein dan lemak sehat dapat membantu memperlambat penyerapan gula dan menjaga kadar gula darah lebih stabil.
Tip 5: Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan (Terutama Jika Memiliki Kondisi Medis)
Individu dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes, gangguan ginjal, atau gangguan saraf, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi sirsak secara rutin. Hal ini penting untuk memastikan keamanan dan menghindari interaksi yang merugikan dengan obat-obatan atau perawatan lain.
Tip 6: Perhatikan Reaksi Tubuh dan Hentikan Jika Muncul Efek Samping
Meskipun jarang terjadi, beberapa orang mungkin mengalami efek samping setelah mengonsumsi sirsak, seperti mual, sakit perut, atau reaksi alergi. Jika timbul efek samping, hentikan konsumsi dan konsultasikan dengan dokter jika gejala berlanjut.
Dengan mengikuti panduan ini, potensi manfaat kesehatan dari buah sirsak dapat dioptimalkan sebagai bagian dari pola makan dan gaya hidup yang sehat secara keseluruhan. Ingatlah bahwa keseimbangan dan variasi adalah kunci untuk memperoleh nutrisi yang lengkap dan menjaga kesehatan tubuh secara optimal.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Evaluasi mendalam terhadap khasiat buah tropis ini memerlukan tinjauan bukti ilmiah yang ada. Sejumlah studi in vitro (dalam tabung reaksi) dan in vivo (pada hewan) telah meneliti komponen bioaktif dalam buah ini, khususnya acetogenin, dan potensinya dalam menghambat pertumbuhan sel kanker. Studi-studi ini seringkali menggunakan berbagai lini sel kanker untuk menguji efektivitas ekstrak buah dalam menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) atau mengganggu metabolisme sel kanker.
Metodologi studi umumnya melibatkan ekstraksi senyawa dari buah, karakterisasi senyawa tersebut, dan pengujian efeknya pada sel kanker yang dikultur. Hasil studi seringkali menunjukkan bahwa ekstrak buah ini memiliki aktivitas sitotoksik yang signifikan terhadap sel kanker tertentu, tetapi penting untuk dicatat bahwa hasil ini belum tentu dapat diterjemahkan langsung ke manusia. Studi pada hewan, seperti tikus, juga telah dilakukan untuk mengevaluasi efek ekstrak buah pada pertumbuhan tumor dan metastasis. Hasil studi ini bervariasi, tetapi beberapa menunjukkan potensi efek anti-kanker. Namun, keterbatasan utama dari studi pada hewan adalah perbedaan metabolisme dan respons fisiologis antara hewan dan manusia.
Terdapat perdebatan dan pandangan yang kontras mengenai efektivitas dan keamanan buah ini sebagai pengobatan kanker. Beberapa pihak berpendapat bahwa bukti yang ada masih terlalu awal dan tidak cukup kuat untuk mendukung penggunaan buah ini sebagai terapi utama untuk kanker. Mereka menekankan pentingnya penelitian klinis yang lebih ketat pada manusia untuk mengkonfirmasi hasil studi in vitro dan in vivo, serta untuk mengevaluasi potensi efek samping. Pihak lain, di sisi lain, berpendapat bahwa buah ini memiliki potensi yang signifikan dan dapat digunakan sebagai terapi komplementer untuk mendukung pengobatan kanker konvensional, terutama dalam kasus di mana pengobatan konvensional tidak efektif atau memiliki efek samping yang parah. Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penelitian mengenai efek buah ini pada kanker didanai oleh lembaga penelitian independen, tetapi ada juga beberapa penelitian yang didanai oleh perusahaan yang memproduksi suplemen herbal yang mengandung ekstrak buah ini. Konflik kepentingan ini perlu dipertimbangkan ketika mengevaluasi hasil studi.
Pembaca didorong untuk terlibat secara kritis dengan bukti yang ada, mempertimbangkan metodologi dan keterbatasan studi, serta berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum membuat keputusan mengenai penggunaan buah ini sebagai bagian dari rencana perawatan kesehatan mereka. Klaim tentang manfaat kesehatan buah ini, khususnya terkait dengan kanker, seringkali berlebihan dan tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Pendekatan yang hati-hati dan berbasis bukti sangat penting untuk memastikan bahwa keputusan perawatan kesehatan didasarkan pada informasi yang akurat dan dapat diandalkan.