Intip 7 Manfaat Buah & Sayuran Bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui

Kamis, 19 Juni 2025 oleh journal

Konsumsi produk alami dari tumbuhan memberikan kontribusi signifikan terhadap kondisi fisik yang prima. Kandungan vitamin, mineral, serat, dan antioksidan di dalamnya mendukung fungsi organ tubuh yang optimal. Asupan teratur dikaitkan dengan penurunan risiko berbagai penyakit kronis dan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.

Memasukkan berbagai jenis hasil kebun ke dalam menu harian adalah investasi terbaik untuk kesehatan jangka panjang. Kandungan nutrisi yang beragam bekerja secara sinergis untuk melindungi tubuh dari berbagai ancaman penyakit, ujar Dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli gizi klinis terkemuka.

Intip 7 Manfaat Buah & Sayuran Bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui

Dr. Rahmawati menambahkan bahwa...

Penelitian ilmiah secara konsisten menunjukkan korelasi positif antara konsumsi produk hortikultura dan peningkatan kesejahteraan.

Senyawa aktif seperti vitamin C dalam jeruk berperan penting dalam memperkuat sistem imun. Serat dalam apel membantu menjaga kesehatan pencernaan dan mengontrol kadar gula darah. Sementara itu, antioksidan seperti beta-karoten dalam wortel melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Untuk mendapatkan hasil maksimal, disarankan untuk mengonsumsi minimal lima porsi per hari, dengan variasi jenis dan warna untuk memastikan asupan nutrisi yang lengkap. Pengolahan yang tepat, seperti mengukus atau menumis ringan, juga penting untuk mempertahankan kandungan nutrisi yang optimal.

Manfaat Buah dan Sayuran bagi Kesehatan

Konsumsi buah dan sayuran secara teratur merupakan fondasi penting untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh. Berbagai manfaat yang terkandung di dalamnya memberikan dampak positif yang signifikan bagi fungsi organ dan pencegahan penyakit.

  • Imunitas tubuh meningkat
  • Pencernaan lebih lancar
  • Jantung lebih sehat
  • Berat badan ideal
  • Kulit lebih cerah
  • Energi bertambah
  • Pencegahan penyakit kronis

Manfaat ini saling terkait dan berkontribusi pada kesejahteraan holistik. Sebagai contoh, kandungan serat dalam sayuran hijau tidak hanya melancarkan pencernaan, tetapi juga membantu mengontrol kadar gula darah, yang pada gilirannya mengurangi risiko diabetes tipe 2. Vitamin dan mineral dalam buah-buahan memperkuat sistem kekebalan tubuh, melindungi dari infeksi. Mengintegrasikan beragam jenis produk hortikultura ke dalam pola makan sehari-hari adalah strategi efektif untuk mencapai dan mempertahankan kondisi fisik yang optimal.

Imunitas Tubuh Meningkat

Kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang memadai. Konsumsi produk nabati, khususnya, menyediakan komponen penting yang mendukung dan memperkuat sistem pertahanan alami tubuh. Kekurangan nutrisi dapat melemahkan sistem imun, meningkatkan kerentanan terhadap berbagai penyakit.

  • Vitamin C dan Produksi Sel Darah Putih

    Vitamin C, yang banyak ditemukan dalam buah jeruk, stroberi, dan paprika, berperan krusial dalam produksi dan fungsi sel darah putih. Sel darah putih adalah lini pertahanan utama tubuh melawan patogen. Vitamin C membantu sel-sel ini bekerja lebih efektif dalam menghancurkan virus dan bakteri. Kekurangan vitamin C dapat menurunkan kemampuan sel darah putih dalam menjalankan tugasnya.

  • Antioksidan dan Perlindungan Sel

    Radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh, dapat melemahkan sistem imun. Buah-buahan dan sayuran kaya akan antioksidan, seperti vitamin E dalam alpukat dan kacang-kacangan, serta beta-karoten dalam wortel. Antioksidan menetralkan radikal bebas, melindungi sel-sel imun dari kerusakan, dan memastikan sistem imun berfungsi optimal.

  • Probiotik dan Kesehatan Usus

    Sebagian besar sistem imun berada di saluran pencernaan. Probiotik, bakteri baik yang ditemukan dalam sayuran fermentasi seperti kimchi dan sauerkraut, membantu menjaga keseimbangan mikroorganisme di usus. Keseimbangan yang sehat ini memperkuat dinding usus, mencegah patogen masuk ke aliran darah, dan merangsang respons imun yang efektif.

  • Fitonutrien dan Modulasi Imun

    Fitonutrien, senyawa alami yang ditemukan dalam tumbuhan, memiliki efek imunomodulator. Sebagai contoh, sulforaphane dalam brokoli dapat meningkatkan aktivitas sel-sel pembunuh alami, yang berperan penting dalam menghancurkan sel-sel yang terinfeksi virus atau sel kanker. Fitonutrien bekerja secara sinergis untuk memperkuat dan menyeimbangkan respons imun tubuh.

Dengan menyediakan nutrisi esensial yang diperlukan untuk fungsi imun yang optimal, integrasi produk nabati ke dalam pola makan sehari-hari merupakan strategi proaktif untuk memperkuat pertahanan tubuh terhadap penyakit. Variasi jenis dan warna buah serta sayuran memastikan asupan beragam nutrisi yang saling melengkapi untuk mendukung sistem imun yang kuat dan responsif.

Pencernaan Lebih Lancar

Kelancaran proses pencernaan merupakan aspek krusial dalam menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Konsumsi produk hortikultura, terutama buah dan sayuran, memainkan peran vital dalam memfasilitasi fungsi sistem pencernaan yang optimal. Manfaat ini bersumber dari beberapa faktor kunci yang terkandung dalam hasil kebun tersebut.

Serat, baik serat larut maupun serat tidak larut, merupakan komponen utama yang berkontribusi pada kelancaran pencernaan. Serat tidak larut, seperti yang ditemukan dalam sayuran hijau dan kulit buah, menambah volume pada tinja, mempermudah pergerakan melalui usus, dan mencegah konstipasi. Sementara itu, serat larut, seperti yang terdapat dalam apel dan jeruk, membentuk gel dalam saluran pencernaan, memperlambat penyerapan gula, dan membantu mengatur kadar kolesterol.

Selain serat, buah dan sayuran mengandung enzim alami yang membantu memecah makanan menjadi molekul yang lebih kecil dan mudah diserap. Contohnya, bromelain dalam nanas membantu mencerna protein, sementara papain dalam pepaya membantu mencerna protein dan mengurangi peradangan.

Kandungan air yang tinggi dalam banyak buah dan sayuran juga berkontribusi pada hidrasi yang optimal, yang penting untuk menjaga kelancaran pergerakan usus. Dehidrasi dapat memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan konstipasi.

Lebih lanjut, beberapa jenis sayuran fermentasi, seperti kimchi dan sauerkraut, mengandung probiotik, yaitu bakteri baik yang menyeimbangkan mikroflora usus. Keseimbangan mikroflora usus yang sehat penting untuk pencernaan yang efisien, penyerapan nutrisi yang optimal, dan perlindungan terhadap infeksi usus.

Dengan demikian, integrasi buah dan sayuran ke dalam pola makan sehari-hari memberikan kontribusi signifikan terhadap kelancaran pencernaan, yang pada gilirannya mendukung kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Jantung Lebih Sehat

Kondisi kardiovaskular yang prima merupakan indikator penting dari kesehatan secara menyeluruh. Konsumsi produk nabati berperan krusial dalam mendukung fungsi jantung yang optimal dan mengurangi risiko penyakit terkait.

  • Penurunan Tekanan Darah

    Kalium, mineral yang berlimpah dalam pisang, bayam, dan ubi jalar, membantu mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh dan menetralkan efek natrium. Asupan kalium yang cukup berkontribusi pada penurunan tekanan darah, salah satu faktor risiko utama penyakit jantung. Penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi kalium dan rendah natrium secara signifikan mengurangi risiko hipertensi.

  • Pengurangan Kadar Kolesterol LDL

    Serat larut, yang banyak ditemukan dalam apel, pir, dan oatmeal, mengikat kolesterol LDL (kolesterol "jahat") dalam saluran pencernaan dan mencegah penyerapannya ke dalam aliran darah. Penurunan kadar kolesterol LDL membantu mencegah pembentukan plak di arteri, mengurangi risiko aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.

  • Perlindungan Terhadap Kerusakan Oksidatif

    Antioksidan, seperti vitamin C, vitamin E, dan flavonoid, yang berlimpah dalam buah beri, sayuran berwarna, dan teh hijau, melindungi sel-sel jantung dari kerusakan akibat radikal bebas. Kerusakan oksidatif berkontribusi pada peradangan dan perkembangan penyakit jantung. Antioksidan menetralkan radikal bebas, mengurangi peradangan, dan melindungi kesehatan jantung.

  • Pengaturan Kadar Homosistein

    Folat, vitamin B yang banyak ditemukan dalam sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian, membantu mengatur kadar homosistein dalam darah. Kadar homosistein yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Asupan folat yang cukup membantu menjaga kadar homosistein tetap terkendali dan melindungi kesehatan jantung.

Kombinasi efek dari kalium, serat larut, antioksidan, dan folat menjadikan konsumsi produk nabati sebagai strategi efektif untuk menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Pola makan yang kaya akan buah dan sayuran, dikombinasikan dengan gaya hidup sehat lainnya, memberikan fondasi yang kuat untuk kesehatan jantung jangka panjang.

Berat Badan Ideal

Pencapaian dan pemeliharaan berat badan yang sehat adalah komponen integral dari kesejahteraan fisik secara menyeluruh. Asupan produk hortikultura, khususnya buah dan sayuran, memainkan peran sentral dalam mendukung upaya mencapai target tersebut, bukan hanya sebagai pendukung namun juga sebagai fondasi utama.

  • Kepadatan Kalori Rendah dan Rasa Kenyang

    Buah dan sayuran umumnya memiliki kepadatan kalori yang rendah, artinya mengandung lebih sedikit kalori per volume makanan dibandingkan dengan makanan olahan atau tinggi lemak. Konsumsi makanan dengan kepadatan kalori rendah membantu menciptakan rasa kenyang tanpa mengonsumsi kalori berlebihan, yang penting untuk mengendalikan asupan kalori secara keseluruhan. Contohnya, semangkuk besar salad sayuran akan memberikan rasa kenyang yang signifikan dengan kalori yang relatif sedikit dibandingkan dengan seporsi kecil makanan cepat saji.

  • Kandungan Serat Tinggi dan Pengaturan Nafsu Makan

    Serat, yang berlimpah dalam buah dan sayuran, memperlambat proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Hal ini membantu menstabilkan kadar gula darah dan mencegah lonjakan insulin, yang dapat memicu rasa lapar dan keinginan untuk mengonsumsi makanan manis atau berlemak. Serat juga memperpanjang rasa kenyang setelah makan, mengurangi frekuensi ngemil dan membantu mengendalikan asupan kalori di antara waktu makan. Contohnya, mengonsumsi apel atau pir sebagai camilan dapat membantu menekan nafsu makan hingga waktu makan berikutnya.

  • Pengganti Makanan Tinggi Kalori yang Sehat

    Buah dan sayuran dapat digunakan sebagai pengganti makanan tinggi kalori yang kurang sehat. Misalnya, mengonsumsi buah-buahan sebagai pengganti makanan penutup manis dapat mengurangi asupan gula dan lemak jenuh secara signifikan. Menggunakan sayuran sebagai pengganti karbohidrat olahan dalam hidangan utama dapat mengurangi asupan kalori dan meningkatkan asupan nutrisi. Contohnya, mengganti nasi putih dengan nasi kembang kol atau spageti dengan zucchini yang diparut.

  • Peningkatan Metabolisme dan Pembakaran Lemak

    Beberapa jenis buah dan sayuran mengandung senyawa yang dapat meningkatkan metabolisme dan membantu membakar lemak. Contohnya, cabai mengandung capsaicin, yang dapat meningkatkan thermogenesis (produksi panas tubuh) dan membantu membakar kalori. Teh hijau mengandung katekin, yang dapat meningkatkan metabolisme dan oksidasi lemak. Meskipun efeknya mungkin tidak signifikan secara individu, integrasi buah dan sayuran dengan sifat-sifat ini ke dalam pola makan dapat memberikan kontribusi positif terhadap upaya penurunan berat badan.

Dengan demikian, konsumsi rutin produk hortikultura, khususnya buah dan sayuran, menyediakan berbagai mekanisme yang mendukung pencapaian dan pemeliharaan berat badan yang ideal. Kombinasi kepadatan kalori rendah, kandungan serat tinggi, kemampuan sebagai pengganti makanan yang sehat, dan potensi untuk meningkatkan metabolisme menjadikan produk nabati sebagai komponen penting dalam strategi pengelolaan berat badan yang efektif.

Kulit Lebih Cerah

Kondisi kulit yang tampak lebih cerah seringkali menjadi indikator kesehatan internal yang baik. Asupan nutrisi dari sumber alami, terutama dari produk tumbuhan, berkontribusi signifikan terhadap perbaikan tampilan kulit. Efek ini dihasilkan melalui beberapa mekanisme utama yang melibatkan komponen bioaktif dalam bahan makanan tersebut.

Vitamin C, ditemukan dalam buah-buahan sitrus, stroberi, dan sayuran berdaun hijau, merupakan antioksidan kuat yang melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas, yang dihasilkan oleh paparan sinar matahari, polusi, dan stres, dapat merusak kolagen dan elastin, protein yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Vitamin C juga berperan penting dalam sintesis kolagen, yang membantu menjaga struktur kulit dan mengurangi tampilan kerutan.

Vitamin A, yang ditemukan dalam wortel, ubi jalar, dan labu, penting untuk regenerasi sel kulit. Vitamin A membantu mempercepat pergantian sel-sel kulit mati dengan sel-sel baru, menghasilkan kulit yang lebih halus dan bercahaya. Selain itu, vitamin A membantu mengatur produksi sebum, minyak alami yang diproduksi oleh kulit. Produksi sebum yang seimbang membantu mencegah jerawat dan menjaga kelembapan kulit.

Antioksidan lain, seperti vitamin E, selenium, dan karotenoid, juga berkontribusi pada kesehatan kulit. Vitamin E melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV, selenium membantu mengurangi peradangan, dan karotenoid, seperti beta-karoten, memberikan perlindungan terhadap kerusakan akibat radikal bebas dan memberikan warna kulit yang lebih cerah.

Kandungan air yang tinggi dalam banyak buah dan sayuran membantu menjaga hidrasi kulit. Kulit yang terhidrasi dengan baik tampak lebih kenyal, halus, dan bercahaya. Dehidrasi dapat menyebabkan kulit kering, kusam, dan rentan terhadap iritasi.

Dengan demikian, asupan nutrisi yang memadai dari sumber alami berkontribusi pada kondisi kulit yang lebih sehat dan cerah melalui perlindungan terhadap kerusakan oksidatif, peningkatan regenerasi sel, pengaturan produksi sebum, dan peningkatan hidrasi. Integrasi berbagai jenis hasil kebun ke dalam pola makan sehari-hari merupakan strategi efektif untuk mencapai dan mempertahankan tampilan kulit yang optimal.

Energi Bertambah

Peningkatan tingkat energi merupakan salah satu indikator subjektif yang seringkali dilaporkan sebagai dampak positif dari pola makan yang kaya akan produk hortikultura. Hal ini berkorelasi dengan berbagai mekanisme fisiologis yang ditingkatkan oleh kandungan nutrisi dalam buah dan sayuran.

  • Glukosa Stabil dan Pelepasan Energi Bertahap

    Buah dan sayuran, terutama yang kaya serat, membantu mengatur pelepasan glukosa ke dalam aliran darah. Berbeda dengan makanan olahan yang menyebabkan lonjakan dan penurunan kadar gula darah secara cepat, konsumsi buah dan sayuran menghasilkan pelepasan energi yang lebih stabil dan berkelanjutan, menghindari rasa lelah dan penurunan konsentrasi di antara waktu makan.

  • Vitamin B Kompleks dan Metabolisme Energi

    Vitamin B kompleks, yang ditemukan dalam sayuran hijau, biji-bijian, dan kacang-kacangan, memainkan peran vital dalam mengubah makanan menjadi energi. Vitamin-vitamin ini bertindak sebagai koenzim dalam berbagai reaksi metabolik yang memecah karbohidrat, lemak, dan protein, menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berfungsi secara optimal.

  • Mineral Esensial dan Fungsi Seluler

    Mineral seperti zat besi, magnesium, dan kalium, yang berlimpah dalam buah dan sayuran, penting untuk berbagai fungsi seluler yang berkontribusi pada produksi energi. Zat besi berperan dalam transportasi oksigen ke sel-sel tubuh, magnesium terlibat dalam ratusan reaksi enzimatik, dan kalium membantu menjaga keseimbangan elektrolit, yang penting untuk fungsi saraf dan otot.

  • Hidrasi Optimal dan Fungsi Fisik

    Kandungan air yang tinggi dalam banyak buah dan sayuran membantu menjaga hidrasi tubuh. Dehidrasi dapat menyebabkan kelelahan, penurunan konsentrasi, dan penurunan performa fisik. Konsumsi buah dan sayuran membantu memastikan hidrasi yang optimal, yang penting untuk fungsi fisik dan mental yang optimal.

  • Pengurangan Peradangan dan Peningkatan Pemulihan

    Senyawa anti-inflamasi dalam buah dan sayuran, seperti antioksidan dan fitonutrien, membantu mengurangi peradangan kronis dalam tubuh. Peradangan kronis dapat menguras energi dan menyebabkan kelelahan. Dengan mengurangi peradangan, buah dan sayuran membantu meningkatkan pemulihan setelah aktivitas fisik dan meningkatkan tingkat energi secara keseluruhan.

Dengan demikian, peningkatan tingkat energi yang seringkali dikaitkan dengan pola makan yang kaya akan produk tumbuhan merupakan hasil dari kombinasi faktor yang bekerja secara sinergis. Pengaturan kadar gula darah, dukungan terhadap metabolisme energi, pemenuhan kebutuhan mineral esensial, pemeliharaan hidrasi optimal, dan pengurangan peradangan berkontribusi pada perasaan bugar dan berenergi sepanjang hari.

Pencegahan Penyakit Kronis

Kemampuan tubuh untuk melawan perkembangan penyakit degeneratif sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi. Pola makan yang didominasi produk alami dari tumbuhan memberikan perlindungan signifikan terhadap berbagai kondisi kronis, melalui mekanisme kompleks yang memengaruhi fungsi seluler dan sistemik.

  • Pengendalian Peradangan Sistemik

    Senyawa fitokimia dalam buah dan sayuran, seperti flavonoid dan karotenoid, memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat. Peradangan kronis merupakan faktor kunci dalam perkembangan penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker. Konsumsi rutin produk nabati membantu menekan respons peradangan, melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan dan mengurangi risiko penyakit kronis.

  • Modulasi Stres Oksidatif

    Antioksidan, seperti vitamin C, vitamin E, dan selenium, menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak DNA dan struktur seluler lainnya. Stres oksidatif berperan dalam penuaan dini dan perkembangan berbagai penyakit kronis. Asupan antioksidan yang cukup dari buah dan sayuran membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif, memperlambat proses penuaan dan mengurangi risiko penyakit.

  • Regulasi Kadar Gula Darah

    Serat larut dalam buah dan sayuran memperlambat penyerapan glukosa dari makanan, membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Hal ini sangat penting untuk mencegah resistensi insulin dan perkembangan diabetes tipe 2. Konsumsi rutin produk nabati yang kaya serat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi risiko diabetes.

  • Pemeliharaan Kesehatan Mikrobiota Usus

    Serat prebiotik dalam buah dan sayuran mempromosikan pertumbuhan bakteri baik dalam usus. Mikrobiota usus yang sehat memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh, metabolisme, dan perlindungan terhadap penyakit kronis. Konsumsi rutin produk nabati yang kaya serat prebiotik membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus, meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi risiko penyakit.

Melalui kombinasi efek anti-inflamasi, antioksidan, regulator gula darah, dan pemelihara mikrobiota usus, konsumsi produk nabati secara teratur memberikan kontribusi signifikan terhadap pencegahan penyakit kronis. Integrasi berbagai jenis buah dan sayuran ke dalam pola makan sehari-hari merupakan strategi proaktif untuk meningkatkan kesehatan jangka panjang dan mengurangi risiko perkembangan berbagai kondisi degeneratif.

Tips untuk Memaksimalkan Potensi Hasil Kebun bagi Kebugaran Fisik

Penerapan strategi cerdas dalam pemilihan dan pengolahan produk alami dapat mengoptimalkan kontribusinya terhadap vitalitas dan imunitas tubuh. Berikut adalah beberapa panduan praktis:

Tip 1: Prioritaskan Variasi Warna dalam Setiap Hidangan
Pigmen alami yang memberikan warna pada hasil kebun seringkali mengindikasikan kandungan fitonutrien yang berbeda. Semakin beragam warna dalam menu harian, semakin luas spektrum nutrisi yang diperoleh. Contoh: Kombinasikan paprika merah, wortel, bayam, dan terong dalam satu hidangan untuk mendapatkan manfaat dari berbagai antioksidan dan vitamin.

Tip 2: Optimalkan Metode Memasak untuk Mempertahankan Kandungan Nutrisi
Metode pengolahan yang berlebihan dapat mengurangi kandungan vitamin dan mineral dalam hasil kebun. Pilih metode memasak yang lebih lembut, seperti mengukus, memanggang, atau menumis dengan sedikit minyak. Contoh: Kukus brokoli daripada merebusnya untuk mempertahankan kandungan sulforaphane, senyawa anti-kanker yang kuat.

Tip 3: Integrasikan Hasil Kebun dalam Setiap Waktu Makan
Upayakan untuk menyertakan setidaknya satu jenis hasil kebun dalam setiap waktu makan, termasuk sarapan, makan siang, dan makan malam. Hal ini membantu memastikan asupan nutrisi yang berkelanjutan sepanjang hari. Contoh: Tambahkan buah beri ke oatmeal saat sarapan, konsumsi salad sayuran saat makan siang, dan sertakan sayuran panggang sebagai lauk saat makan malam.

Tip 4: Manfaatkan Produk Lokal dan Musiman
Hasil kebun yang dipanen saat musimnya tiba cenderung memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dan rasa yang lebih segar. Selain itu, mendukung petani lokal berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Contoh: Beli mangga saat musim mangga tiba, dan konsumsi sayuran hijau yang tumbuh di wilayah setempat.

Penerapan panduan di atas akan memaksimalkan potensi hasil kebun dalam mendukung kesehatan tubuh secara menyeluruh, mulai dari peningkatan imunitas hingga perlindungan terhadap penyakit degeneratif. Konsistensi dan variasi merupakan kunci untuk mendapatkan manfaat optimal.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Riset epidemiologis ekstensif secara konsisten menghubungkan konsumsi rutin produk tumbuhan dengan penurunan signifikan insiden penyakit kardiovaskular. Studi kohort prospektif yang diterbitkan dalam Journal of the American Heart Association (2017) melibatkan lebih dari 70.000 partisipan selama periode 25 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa individu yang mengonsumsi lima porsi atau lebih produk hortikultura setiap hari memiliki risiko 20% lebih rendah terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari tiga porsi per hari.

Sebuah meta-analisis dari 95 studi observasional yang dipublikasikan dalam International Journal of Cancer (2018) meneliti hubungan antara asupan produk tumbuhan dan risiko berbagai jenis kanker. Analisis ini menyimpulkan bahwa konsumsi tinggi produk hortikultura dikaitkan dengan penurunan risiko kanker paru-paru, kanker kolorektal, kanker payudara, dan kanker prostat. Mekanisme yang mendasari efek protektif ini diduga melibatkan kandungan antioksidan dan fitokimia dalam produk tumbuhan, yang membantu menetralkan radikal bebas dan menekan pertumbuhan sel kanker.

Ulasan sistematis dan meta-analisis yang diterbitkan dalam Diabetes Care (2019) meninjau efek intervensi diet yang kaya akan produk tumbuhan pada kontrol glikemik dan profil lipid pada individu dengan diabetes tipe 2. Analisis ini menemukan bahwa diet nabati secara signifikan menurunkan kadar HbA1c (hemoglobin glikosilasi), kadar glukosa puasa, dan kadar kolesterol LDL (kolesterol "jahat"). Temuan ini menunjukkan bahwa diet nabati dapat menjadi strategi efektif untuk mengelola diabetes tipe 2 dan mengurangi risiko komplikasi kardiovaskular.

Meskipun bukti ilmiah secara umum mendukung efek positif konsumsi produk tumbuhan terhadap kesehatan, beberapa studi menunjukkan hasil yang beragam atau tidak signifikan. Variasi dalam desain studi, populasi yang diteliti, dan metode pengukuran asupan makanan dapat berkontribusi pada inkonsistensi ini. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi hubungan antara konsumsi produk tumbuhan dan hasil kesehatan, serta untuk mengembangkan rekomendasi diet yang lebih spesifik dan personal.