Ketahui 7 Manfaat Air Rebusan Daun Seledri yang Jarang Diketahui
Senin, 23 Juni 2025 oleh journal
Cairan yang diperoleh dari perebusan bagian tanaman seledri, khususnya daunnya, dipercaya memiliki sejumlah khasiat. Proses ekstraksi melalui perebusan ini melarutkan senyawa-senyawa yang terkandung dalam daun seledri ke dalam air, menghasilkan minuman yang secara tradisional digunakan untuk mendukung kesehatan. Potensi kegunaannya bervariasi, dan sering dikaitkan dengan kandungan nutrisi serta senyawa aktif yang ada di dalam seledri itu sendiri.
"Air hasil olahan seledri ini, jika dikonsumsi dengan bijak, berpotensi memberikan efek positif bagi kesehatan. Namun, perlu diingat bahwa ini bukanlah pengganti pengobatan medis yang sudah terbukti efektif. Konsultasi dengan dokter tetap diperlukan, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan," ujar dr. Anindita Putri, seorang ahli gizi klinis.
- dr. Anindita Putri, Ahli Gizi Klinis
Khasiat kesehatan yang dikaitkan dengan minuman ini berasal dari senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam seledri. Beberapa studi menunjukkan bahwa seledri kaya akan antioksidan, seperti flavonoid dan vitamin C, yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Selain itu, kandungan kaliumnya dapat membantu menjaga keseimbangan cairan dan tekanan darah. Senyawa phthalides dalam seledri juga dipercaya memiliki efek relaksan pada pembuluh darah. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat-manfaat ini secara lebih komprehensif. Penggunaan yang disarankan adalah mengonsumsi dalam jumlah sedang sebagai bagian dari pola makan sehat dan seimbang, serta selalu berkonsultasi dengan profesional medis sebelum menjadikannya sebagai bagian dari rejimen kesehatan rutin.
Manfaat Air Rebusan Daun Seledri
Air rebusan daun seledri, sebagai hasil ekstraksi senyawa bioaktif, menawarkan potensi manfaat yang perlu dipahami secara seksama. Berikut adalah beberapa khasiat utama yang sering dikaitkan dengan konsumsi air rebusan daun seledri:
- Hidrasi optimal
- Antioksidan tinggi
- Menurunkan tekanan darah
- Efek diuretik alami
- Meredakan peradangan
- Mendukung pencernaan
- Sumber vitamin K
Manfaat-manfaat ini saling berkaitan dan berkontribusi pada kesehatan secara holistik. Sebagai contoh, efek diuretiknya dapat membantu ginjal membuang kelebihan natrium, yang berkontribusi pada penurunan tekanan darah. Antioksidan membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, sementara vitamin K penting untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang. Walaupun demikian, penting untuk diingat bahwa air rebusan daun seledri bukanlah obat utama, dan konsumsi berlebihan dapat menimbulkan efek samping. Konsultasi dengan profesional kesehatan disarankan sebelum menjadikannya bagian rutin dari diet.
Hidrasi Optimal
Kecukupan cairan tubuh, atau hidrasi optimal, merupakan fondasi penting bagi berbagai fungsi fisiologis. Air rebusan dari sayuran hijau ini berkontribusi pada pemeliharaan hidrasi karena kandungan airnya yang tinggi. Mengonsumsi cairan ini dapat membantu memenuhi kebutuhan cairan harian, terutama bagi individu yang kurang mengonsumsi air putih. Hidrasi yang memadai berperan dalam menjaga suhu tubuh, melancarkan pencernaan, membantu penyerapan nutrisi, serta mendukung fungsi ginjal dalam membuang limbah. Dengan demikian, asupan cairan hasil olahan seledri ini dapat menjadi salah satu cara untuk mendukung keseimbangan cairan dalam tubuh, meskipun tidak boleh menjadi satu-satunya sumber hidrasi. Penting untuk diingat bahwa air putih tetap merupakan sumber hidrasi utama yang paling direkomendasikan.
Antioksidan Tinggi
Keberadaan antioksidan dalam kadar tinggi menjadi salah satu alasan utama mengapa konsumsi air rebusan daun seledri sering dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan. Antioksidan berperan krusial dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu berbagai penyakit kronis.
- Perlindungan Seluler
Antioksidan, seperti flavonoid dan vitamin C yang terkandung dalam seledri, bekerja dengan menyumbangkan elektron kepada radikal bebas, menstabilkannya dan mencegahnya merusak sel-sel sehat. Proses ini mengurangi stres oksidatif, yang dikaitkan dengan penuaan dini, penyakit jantung, dan kanker.
- Pengurangan Risiko Penyakit Kronis
Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan berkontribusi pada penurunan risiko penyakit kronis. Studi epidemiologis menunjukkan bahwa diet kaya antioksidan berhubungan dengan insiden penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker yang lebih rendah.
- Peningkatan Sistem Kekebalan Tubuh
Stres oksidatif dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Antioksidan membantu memperkuat pertahanan tubuh dengan melindungi sel-sel imun dari kerusakan. Hal ini memungkinkan sistem kekebalan tubuh berfungsi lebih efektif dalam melawan infeksi dan penyakit.
- Efek Anti-inflamasi
Beberapa antioksidan memiliki sifat anti-inflamasi. Peradangan kronis merupakan faktor risiko bagi berbagai penyakit, termasuk arthritis dan penyakit radang usus. Antioksidan membantu meredakan peradangan dengan menekan produksi molekul-molekul pro-inflamasi.
- Peningkatan Kesehatan Kulit
Radikal bebas dapat merusak kolagen dan elastin, protein yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Antioksidan membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas, sehingga dapat membantu mencegah penuaan dini dan menjaga kesehatan kulit.
- Dukungan Fungsi Otak
Otak sangat rentan terhadap kerusakan akibat radikal bebas karena konsumsi oksigennya yang tinggi. Antioksidan dapat membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan, yang berpotensi meningkatkan fungsi kognitif dan mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Dengan demikian, kandungan antioksidan yang tinggi pada rebusan daun seledri dapat memberikan kontribusi positif bagi kesehatan secara keseluruhan. Namun, perlu diingat bahwa diet seimbang dan gaya hidup sehat tetap merupakan kunci utama untuk mendapatkan manfaat antioksidan yang optimal. Konsumsi rebusan daun seledri sebaiknya diintegrasikan sebagai bagian dari pola makan yang bervariasi dan kaya akan buah-buahan serta sayuran lainnya.
Menurunkan Tekanan Darah
Salah satu khasiat yang sering dikaitkan dengan konsumsi rebusan daun seledri adalah potensinya dalam membantu menurunkan tekanan darah. Efek ini menjadi perhatian karena tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, yang menjadi penyebab utama kematian di banyak negara. Kandungan senyawa aktif dalam seledri diduga berperan dalam mekanisme penurunan tekanan darah ini.
- Kandungan Kalium
Seledri merupakan sumber kalium, mineral penting yang berperan dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Kalium membantu menetralkan efek natrium, yang dapat meningkatkan tekanan darah. Dengan meningkatkan ekskresi natrium melalui urin, kalium membantu menurunkan volume darah dan tekanan pada dinding arteri.
- Senyawa Phthalides
Seledri mengandung senyawa phthalides, yang dipercaya memiliki efek relaksan pada pembuluh darah. Phthalides bekerja dengan melemaskan otot-otot polos di dinding arteri, sehingga memperlebar pembuluh darah dan menurunkan resistensi perifer. Akibatnya, darah dapat mengalir lebih lancar, dan tekanan darah menurun.
- Efek Diuretik
Rebusan daun seledri memiliki efek diuretik ringan, yang berarti dapat meningkatkan produksi urin. Peningkatan ekskresi urin membantu mengurangi volume darah, yang pada gilirannya dapat menurunkan tekanan darah. Efek diuretik ini dapat bermanfaat bagi individu dengan retensi cairan atau edema.
- Antioksidan dan Peradangan
Seledri kaya akan antioksidan, seperti flavonoid dan vitamin C, yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Peradangan kronis dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Antioksidan membantu melindungi pembuluh darah dari kerusakan dan menjaga kelenturannya.
- Pengaruh pada Sistem Saraf
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam seledri dapat memengaruhi sistem saraf, yang berperan dalam mengatur tekanan darah. Senyawa-senyawa ini dapat membantu menenangkan sistem saraf, mengurangi stres dan kecemasan, yang pada gilirannya dapat menurunkan tekanan darah.
- Pentingnya Konsumsi Teratur
Untuk mendapatkan manfaat penurunan tekanan darah dari rebusan daun seledri, konsumsi secara teratur dalam jumlah sedang disarankan. Namun, penting untuk diingat bahwa rebusan daun seledri bukanlah pengganti pengobatan medis untuk tekanan darah tinggi. Individu dengan tekanan darah tinggi harus tetap mengikuti anjuran dokter dan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan.
Meskipun rebusan daun seledri menunjukkan potensi dalam membantu menurunkan tekanan darah, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini secara lebih komprehensif. Konsumsi rebusan daun seledri sebaiknya diintegrasikan sebagai bagian dari gaya hidup sehat yang mencakup diet seimbang, olahraga teratur, dan pengelolaan stres yang baik. Individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi rebusan daun seledri secara teratur.
Efek Diuretik Alami
Keberadaan efek diuretik alami merupakan salah satu aspek penting yang berkontribusi pada potensi kegunaan cairan hasil perebusan tanaman Apium graveolens. Sifat ini memengaruhi mekanisme tubuh dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, yang kemudian berdampak pada berbagai fungsi fisiologis.
- Peningkatan Volume Urin
Efek diuretik alami pada cairan ini mendorong peningkatan produksi urin. Proses ini membantu tubuh membuang kelebihan cairan dan natrium, yang dapat bermanfaat bagi individu dengan retensi cairan atau edema. Peningkatan volume urin juga dapat membantu membersihkan ginjal dan saluran kemih.
- Pengaturan Tekanan Darah
Dengan membantu tubuh membuang kelebihan natrium, efek diuretik dapat berkontribusi pada penurunan tekanan darah. Natrium berperan dalam menahan air dalam tubuh, sehingga peningkatan ekskresinya dapat mengurangi volume darah dan tekanan pada dinding arteri. Efek ini menjadikan cairan ini relevan dalam pengelolaan tekanan darah tinggi, meskipun tidak sebagai pengganti pengobatan medis.
- Pencegahan Batu Ginjal
Peningkatan volume urin akibat efek diuretik dapat membantu mencegah pembentukan batu ginjal. Urin yang lebih encer mengurangi konsentrasi mineral yang dapat membentuk batu, seperti kalsium oksalat. Selain itu, peningkatan aliran urin membantu membersihkan kristal-kristal kecil yang mungkin terbentuk di ginjal.
- Detoksifikasi Ringan
Efek diuretik dapat membantu tubuh membuang limbah dan racun melalui urin. Meskipun ginjal merupakan organ detoksifikasi utama, peningkatan produksi urin dapat membantu meringankan beban kerja ginjal dan meningkatkan efisiensi pembuangan limbah metabolik.
- Perhatian pada Keseimbangan Elektrolit
Penting untuk dicatat bahwa efek diuretik dapat menyebabkan hilangnya elektrolit penting, seperti kalium dan magnesium. Oleh karena itu, konsumsi cairan ini sebaiknya dilakukan dalam jumlah sedang dan diimbangi dengan asupan makanan yang kaya elektrolit untuk menjaga keseimbangan tubuh.
- Interaksi dengan Obat-obatan
Efek diuretik dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, terutama diuretik lain atau obat-obatan yang memengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit. Individu yang sedang mengonsumsi obat-obatan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi cairan ini secara teratur untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.
Secara keseluruhan, efek diuretik alami berkontribusi pada potensi manfaat cairan hasil perebusan Apium graveolens, terutama dalam hal pengaturan cairan tubuh dan tekanan darah. Namun, penting untuk mempertimbangkan potensi efek samping dan interaksi dengan obat-obatan, serta mengonsumsinya secara bijak sebagai bagian dari gaya hidup sehat.
Meredakan Peradangan
Ekstrak yang diperoleh dari perebusan dedaunan Apium graveolens memiliki potensi dalam meredakan peradangan, suatu respons kompleks dari sistem kekebalan tubuh terhadap cedera atau infeksi. Peradangan kronis dikaitkan dengan berbagai penyakit degeneratif, termasuk penyakit jantung, arthritis, dan bahkan beberapa jenis kanker. Kemampuan suatu zat untuk memodulasi respons inflamasi dapat memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan secara keseluruhan.
Senyawa-senyawa bioaktif yang terkandung dalam tanaman seledri, terutama flavonoid dan polifenol, berperan penting dalam efek anti-inflamasi ini. Senyawa-senyawa ini bekerja melalui berbagai mekanisme, termasuk:
- Inhibisi Enzim Pro-Inflamasi: Beberapa senyawa dalam seledri dapat menghambat aktivitas enzim seperti siklooksigenase (COX) dan lipoksigenase (LOX), yang berperan dalam produksi mediator inflamasi seperti prostaglandin dan leukotrien. Dengan menghambat enzim-enzim ini, produksi molekul-molekul yang memicu peradangan dapat ditekan.
- Reduksi Produksi Sitokin: Sitokin adalah protein yang berperan sebagai pembawa pesan dalam sistem kekebalan tubuh. Beberapa sitokin, seperti tumor necrosis factor-alpha (TNF-) dan interleukin-1 beta (IL-1), memicu dan memperkuat respons inflamasi. Senyawa dalam seledri dapat mengurangi produksi sitokin-sitokin pro-inflamasi ini, sehingga meredakan peradangan.
- Aktivasi Jalur Anti-Inflamasi: Selain menghambat jalur pro-inflamasi, senyawa dalam seledri juga dapat mengaktifkan jalur anti-inflamasi dalam tubuh. Jalur-jalur ini membantu menekan respons inflamasi dan memulihkan keseimbangan sistem kekebalan tubuh.
- Efek Antioksidan: Radikal bebas dapat memicu dan memperburuk peradangan. Senyawa antioksidan dalam seledri, seperti vitamin C dan flavonoid, membantu menetralkan radikal bebas, sehingga melindungi sel-sel dari kerusakan dan mengurangi peradangan.
Meskipun penelitian in vitro dan pada hewan menunjukkan potensi efek anti-inflamasi dari senyawa-senyawa dalam seledri, penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat ini secara lebih komprehensif. Dosis yang efektif dan mekanisme aksi yang tepat juga perlu dipelajari lebih lanjut. Konsumsi cairan hasil perebusan seledri sebagai bagian dari diet seimbang dapat memberikan kontribusi positif dalam pengelolaan peradangan, namun tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan medis yang terbukti efektif. Individu dengan kondisi peradangan kronis sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi cairan ini secara teratur.
Mendukung Pencernaan
Cairan yang diperoleh dari ekstraksi dedaunan Apium graveolens dapat berkontribusi positif terhadap proses pencernaan melalui beberapa mekanisme. Efek ini relevan mengingat sistem pencernaan yang sehat merupakan fondasi penting bagi kesehatan secara keseluruhan, memengaruhi penyerapan nutrisi, eliminasi limbah, dan fungsi kekebalan tubuh.
- Kandungan Serat: Meskipun jumlahnya tidak signifikan seperti pada konsumsi seledri utuh, air rebusan masih mengandung sedikit serat yang larut dalam air. Serat ini membantu meningkatkan volume tinja, mempermudah pergerakan usus, dan mencegah konstipasi. Serat juga berperan sebagai prebiotik, menyediakan makanan bagi bakteri baik dalam usus, yang mendukung kesehatan mikrobioma usus.
- Efek Hidrasi: Kecukupan cairan sangat penting untuk fungsi pencernaan yang optimal. Air membantu melunakkan tinja, mencegah konstipasi, dan memfasilitasi pergerakan makanan melalui saluran pencernaan. Asupan cairan dari rebusan seledri berkontribusi pada hidrasi tubuh, mendukung proses pencernaan secara keseluruhan.
- Senyawa Pahit: Seledri mengandung senyawa pahit alami yang dapat merangsang produksi enzim pencernaan. Senyawa pahit ini memicu reseptor rasa pahit di lidah, yang mengirimkan sinyal ke otak untuk meningkatkan produksi air liur, asam lambung, dan enzim pencernaan lainnya. Peningkatan produksi enzim pencernaan membantu memecah makanan menjadi partikel yang lebih kecil, mempermudah penyerapan nutrisi.
- Efek Anti-inflamasi: Peradangan dalam saluran pencernaan dapat mengganggu fungsi pencernaan dan menyebabkan berbagai masalah pencernaan. Senyawa anti-inflamasi dalam seledri, seperti flavonoid dan polifenol, dapat membantu meredakan peradangan dalam saluran pencernaan, meningkatkan kesehatan dan fungsi pencernaan.
- Sifat Diuretik: Efek diuretik ringan dapat membantu mengurangi kembung dan retensi cairan, yang seringkali terkait dengan masalah pencernaan. Dengan meningkatkan produksi urin, tubuh dapat membuang kelebihan cairan dan mengurangi tekanan pada saluran pencernaan.
Perlu ditekankan bahwa dukungan terhadap pencernaan yang diberikan oleh cairan ini bersifat komplementer, bukan pengganti gaya hidup sehat dan pola makan seimbang. Asupan serat yang cukup dari sumber lain, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, tetap penting untuk menjaga kesehatan pencernaan yang optimal. Individu dengan masalah pencernaan kronis sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Sumber Vitamin K
Keberadaan Vitamin K dalam larutan yang dihasilkan dari perebusan dedaunan Apium graveolens memiliki signifikansi penting, mengingat peran vital vitamin ini dalam berbagai proses fisiologis. Kontribusi terhadap asupan Vitamin K ini dapat menjadi salah satu aspek yang dipertimbangkan dalam memahami potensi manfaat dari konsumsi cairan tersebut.
- Pembekuan Darah yang Optimal
Vitamin K esensial dalam sintesis protein-protein yang terlibat dalam kaskade pembekuan darah. Protein-protein ini, seperti protrombin dan faktor koagulasi VII, IX, dan X, bergantung pada Vitamin K untuk berfungsi dengan benar. Kekurangan Vitamin K dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah, meningkatkan risiko perdarahan. Konsumsi cairan hasil perebusan seledri, sebagai sumber Vitamin K, dapat membantu memastikan pembekuan darah yang optimal.
- Kesehatan Tulang
Vitamin K juga berperan dalam kesehatan tulang. Vitamin ini membantu mengaktifkan osteokalsin, protein yang penting untuk mineralisasi tulang. Osteokalsin membantu mengikat kalsium ke tulang, meningkatkan kepadatan tulang dan mengurangi risiko osteoporosis. Asupan Vitamin K yang memadai, termasuk dari sumber seperti cairan hasil perebusan seledri, dapat mendukung kesehatan tulang sepanjang hidup.
- Regulasi Kalsifikasi Jaringan Lunak
Selain berperan dalam mineralisasi tulang, Vitamin K juga membantu mencegah kalsifikasi jaringan lunak, seperti arteri dan ginjal. Vitamin K mengaktifkan protein matriks Gla (MGP), yang menghambat pengendapan kalsium di jaringan lunak. Kalsifikasi jaringan lunak dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan gangguan ginjal. Konsumsi Vitamin K yang cukup dapat membantu menjaga kesehatan jaringan lunak.
- Dukungan Fungsi Seluler
Vitamin K juga terlibat dalam berbagai fungsi seluler, termasuk pertumbuhan sel, diferensiasi sel, dan metabolisme energi. Vitamin K berperan sebagai kofaktor untuk enzim gamma-glutamil karboksilase (GGCX), yang memodifikasi protein-protein yang terlibat dalam proses-proses seluler ini. Konsumsi Vitamin K yang memadai dapat mendukung fungsi seluler yang optimal.
Dengan demikian, keberadaan Vitamin K dalam larutan yang dihasilkan dari perebusan Apium graveolens memberikan kontribusi terhadap berbagai aspek kesehatan, mulai dari pembekuan darah hingga kesehatan tulang dan fungsi seluler. Meskipun kandungan Vitamin K dalam cairan ini mungkin tidak sebesar pada konsumsi seledri utuh, kontribusi ini tetap relevan sebagai bagian dari pola makan yang seimbang dan bervariasi. Penting untuk mempertimbangkan asupan Vitamin K dari berbagai sumber makanan untuk memastikan kecukupan nutrisi yang optimal.
Panduan Konsumsi yang Bijak
Konsumsi air hasil olahan tanaman Apium graveolens dapat diintegrasikan ke dalam rutinitas harian dengan memperhatikan beberapa aspek penting. Pertimbangan ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi manfaat sekaligus meminimalkan risiko efek samping yang mungkin timbul.
Tip 1: Perhatikan Kualitas Bahan Baku
Gunakan seledri segar dan berkualitas baik. Seledri organik, jika tersedia, menjadi pilihan yang lebih baik untuk mengurangi paparan pestisida. Cuci bersih seluruh bagian tanaman sebelum proses perebusan untuk menghilangkan kotoran dan residu.
Tip 2: Batasi Jumlah Konsumsi
Konsumsi dalam jumlah sedang, sekitar satu hingga dua gelas per hari, umumnya dianggap aman. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek diuretik yang berlebihan dan ketidakseimbangan elektrolit. Perhatikan respons tubuh dan kurangi konsumsi jika timbul efek samping yang tidak diinginkan.
Tip 3: Variasikan dengan Bahan Lain
Untuk meningkatkan cita rasa dan manfaat nutrisi, kombinasikan dengan bahan lain seperti jahe, lemon, atau madu. Hindari penambahan gula berlebihan. Kombinasi dengan bahan lain juga dapat membantu menyeimbangkan rasa pahit alami seledri.
Tip 4: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti gangguan ginjal, tekanan darah rendah, atau alergi terhadap seledri, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi secara teratur. Interaksi dengan obat-obatan tertentu juga perlu dipertimbangkan.
Integrasi yang tepat dan bijak, dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan individu dan kualitas bahan baku, akan memaksimalkan potensi manfaatnya dalam mendukung kesehatan secara holistik.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Meskipun penggunaan cairan hasil ekstraksi seledri telah lama dikenal dalam praktik pengobatan tradisional, bukti ilmiah yang mendukung khasiatnya masih terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Beberapa studi awal dan laporan kasus memberikan indikasi potensi manfaat, namun sebagian besar penelitian masih berada pada tahap in vitro (uji laboratorium) atau melibatkan hewan percobaan.
Salah satu studi yang relevan meneliti efek senyawa phthalides, yang terkandung dalam seledri, terhadap tekanan darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa phthalides dapat membantu melemaskan otot-otot polos di dinding arteri, sehingga menurunkan tekanan darah pada hewan percobaan. Namun, efek yang sama belum sepenuhnya terkonfirmasi pada manusia, dan dosis yang efektif untuk mencapai efek tersebut masih belum diketahui secara pasti. Studi lain meneliti aktivitas antioksidan dari ekstrak seledri, menunjukkan kemampuannya dalam menetralkan radikal bebas dan melindungi sel-sel dari kerusakan. Meskipun menjanjikan, studi-studi ini masih memerlukan validasi lebih lanjut melalui uji klinis yang lebih besar dan terkontrol.
Terdapat pula laporan kasus anekdotal mengenai individu yang mengalami perbaikan kondisi kesehatan tertentu setelah mengonsumsi cairan hasil ekstraksi seledri secara teratur. Namun, laporan-laporan ini bersifat subjektif dan tidak dapat dianggap sebagai bukti ilmiah yang kuat. Efek plasebo, perubahan gaya hidup, dan faktor-faktor lain dapat berkontribusi pada hasil yang dilaporkan. Penting untuk membedakan antara bukti anekdotal dan bukti ilmiah yang diperoleh melalui metode penelitian yang ketat.
Interpretasi terhadap bukti ilmiah yang tersedia harus dilakukan dengan hati-hati dan kritis. Diperlukan penelitian lebih lanjut, dengan metodologi yang solid dan ukuran sampel yang memadai, untuk mengkonfirmasi potensi manfaat, menentukan dosis yang efektif, dan mengidentifikasi efek samping yang mungkin timbul. Konsultasi dengan profesional kesehatan tetap merupakan langkah yang bijak sebelum mengintegrasikan konsumsi cairan hasil ekstraksi seledri ke dalam rejimen kesehatan rutin.