7 Manfaat Buah Coklat, Khasiatnya yang Wajib Kamu Ketahui
Minggu, 22 Juni 2025 oleh journal
Biji kakao, bahan dasar pembuatan cokelat, menyimpan berbagai senyawa yang berpotensi memberikan efek positif bagi kesehatan. Konsumsi produk olahan biji ini dikaitkan dengan peningkatan suasana hati, perlindungan terhadap kerusakan sel akibat radikal bebas, serta potensi manfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Kandungan nutrisinya, termasuk antioksidan dan mineral, berkontribusi pada efek-efek tersebut.
"Konsumsi produk olahan kakao, terutama yang mengandung kadar kakao tinggi dan gula rendah, berpotensi memberikan dampak positif pada kesehatan kardiovaskular dan kognitif. Namun, perlu diingat bahwa ini bukanlah pengganti gaya hidup sehat secara keseluruhan, melainkan pelengkap yang berpotensi bermanfaat," ujar Dr. Amelia Putri, seorang ahli gizi klinis.
- Dr. Amelia Putri, Ahli Gizi Klinis.
Senyawa bioaktif dalam biji kakao, seperti flavonoid (terutama flavanol seperti epicatechin dan catechin), berperan penting dalam memberikan manfaat ini. Flavanol memiliki sifat antioksidan yang melindungi sel dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa flavanol dapat meningkatkan aliran darah, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan fungsi endotel, lapisan dalam pembuluh darah. Magnesium dan zat besi, mineral penting yang juga terkandung dalam biji kakao, mendukung fungsi saraf dan kekebalan tubuh. Konsumsi moderat cokelat hitam (dark chocolate) dengan kadar kakao minimal 70% sering direkomendasikan, dengan porsi sekitar 30-60 gram per hari. Penting untuk memperhatikan kandungan gula dan lemak dalam produk cokelat yang dikonsumsi, serta berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan individu.
Apa Manfaat Buah Cokelat
Buah cokelat, atau biji kakao, menawarkan sejumlah manfaat kesehatan penting. Manfaat-manfaat ini berasal dari kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif yang terdapat di dalamnya, yang berkontribusi pada berbagai aspek kesejahteraan fisik dan mental.
- Meningkatkan suasana hati
- Perlindungan sel
- Kesehatan jantung
- Fungsi kognitif
- Tekanan darah stabil
- Aliran darah lancar
- Kekebalan tubuh
Senyawa flavonoid dalam kakao, khususnya flavanol, memberikan perlindungan antioksidan yang signifikan, menangkal radikal bebas yang merusak sel. Konsumsi cokelat hitam, dengan kandungan kakao tinggi dan gula rendah, telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular dan peningkatan fungsi kognitif, seperti memori dan perhatian. Mineral seperti magnesium dan zat besi turut menunjang kesehatan saraf dan sistem imun, menjadikannya komponen penting dalam diet seimbang.
Meningkatkan suasana hati
Konsumsi olahan biji kakao, terutama cokelat, seringkali dikaitkan dengan perbaikan suasana hati. Efek ini diduga berasal dari beberapa mekanisme biologis yang dipicu oleh senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya. Salah satunya adalah peningkatan kadar endorfin di otak. Endorfin adalah neurotransmiter yang memiliki efek analgesik dan euforia, sehingga memberikan sensasi nyaman dan bahagia. Selain itu, kakao mengandung senyawa seperti phenylethylamine (PEA), yang sering disebut sebagai "molekul cinta," karena kadarnya meningkat saat seseorang merasakan perasaan jatuh cinta. PEA berperan dalam meningkatkan kewaspadaan, fokus, dan perasaan senang. Lebih lanjut, kandungan triptofan dalam kakao, yang merupakan prekursor serotonin, neurotransmiter yang berperan penting dalam regulasi suasana hati, tidur, dan nafsu makan, juga berkontribusi pada efek positif ini. Dengan demikian, konsumsi cokelat dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan suasana hati, meskipun perlu diingat bahwa efek ini bersifat sementara dan sebaiknya diimbangi dengan gaya hidup sehat secara keseluruhan.
Perlindungan Sel
Kemampuan biji kakao melindungi sel dari kerusakan merupakan salah satu aspek penting dari manfaatnya bagi kesehatan. Kerusakan sel, yang diakibatkan oleh radikal bebas, berkontribusi pada berbagai penyakit kronis dan proses penuaan. Biji kakao mengandung senyawa yang berperan aktif dalam meminimalkan dampak negatif radikal bebas tersebut.
- Antioksidan Flavonoid
Flavonoid, khususnya flavanol seperti epicatechin dan catechin, adalah antioksidan kuat yang melimpah dalam biji kakao. Antioksidan ini bekerja dengan menetralkan radikal bebas, mencegahnya merusak molekul penting seperti DNA, protein, dan lipid dalam sel. Dengan demikian, flavonoid membantu menjaga integritas sel dan mencegah disfungsi yang dapat memicu penyakit.
- Mengurangi Stres Oksidatif
Stres oksidatif terjadi ketika produksi radikal bebas melebihi kemampuan tubuh untuk menetralkannya. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan seluler yang luas. Konsumsi biji kakao, dengan kandungan antioksidannya, membantu mengurangi stres oksidatif dengan meningkatkan kapasitas antioksidan tubuh. Hal ini penting dalam mencegah kerusakan sel yang diinduksi oleh faktor-faktor seperti polusi, radiasi, dan inflamasi.
- Mencegah Kerusakan DNA
DNA adalah cetak biru genetik sel, dan kerusakannya dapat menyebabkan mutasi dan perkembangan kanker. Antioksidan dalam biji kakao membantu melindungi DNA dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Dengan menjaga integritas DNA, biji kakao berkontribusi pada pencegahan penyakit yang berhubungan dengan mutasi genetik.
- Melindungi Lipid dari Peroksidasi
Lipid, atau lemak, merupakan komponen penting dari membran sel. Radikal bebas dapat menyebabkan peroksidasi lipid, yaitu kerusakan oksidatif pada lipid yang mengganggu fungsi membran sel. Antioksidan dalam biji kakao membantu mencegah peroksidasi lipid, menjaga fluiditas dan integritas membran sel, sehingga sel dapat berfungsi dengan optimal.
- Efek Anti-Inflamasi
Inflamasi kronis merupakan faktor pemicu berbagai penyakit kronis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam biji kakao memiliki efek anti-inflamasi, membantu mengurangi peradangan yang dapat memicu kerusakan seluler. Dengan mengurangi inflamasi, biji kakao turut berkontribusi pada perlindungan sel secara keseluruhan.
- Meningkatkan Fungsi Mitokondria
Mitokondria adalah "pembangkit tenaga" sel, menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk fungsi seluler. Radikal bebas dapat merusak mitokondria, mengganggu produksi energi dan meningkatkan stres oksidatif. Antioksidan dalam biji kakao membantu melindungi mitokondria dari kerusakan, menjaga fungsinya dan mendukung kesehatan sel secara keseluruhan.
Perlindungan sel yang ditawarkan oleh biji kakao melalui kandungan antioksidannya adalah mekanisme penting yang mendasari sebagian besar manfaat kesehatannya. Dengan menetralkan radikal bebas dan mengurangi stres oksidatif, biji kakao membantu menjaga integritas dan fungsi sel, berkontribusi pada pencegahan penyakit kronis dan peningkatan kesehatan secara keseluruhan.
Kesehatan Jantung
Biji kakao memiliki potensi memberikan dampak positif terhadap kesehatan jantung melalui beberapa mekanisme yang saling berkaitan. Senyawa flavonoid, khususnya flavanol, yang terkandung di dalamnya memainkan peran sentral dalam efek kardioprotektif ini.
Peningkatan Fungsi Endotel: Flavanol dapat meningkatkan fungsi endotel, lapisan sel yang melapisi bagian dalam pembuluh darah. Endotel yang sehat menghasilkan nitrat oksida (NO), molekul yang membantu melebarkan pembuluh darah, meningkatkan aliran darah, dan menurunkan tekanan darah. Dengan meningkatkan produksi NO, flavanol dapat membantu menjaga elastisitas pembuluh darah dan mencegah pembentukan plak aterosklerosis.
Penurunan Tekanan Darah: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kakao dapat membantu menurunkan tekanan darah, terutama pada individu dengan hipertensi. Efek ini kemungkinan disebabkan oleh peningkatan produksi NO dan relaksasi pembuluh darah yang dipicu oleh flavanol. Penurunan tekanan darah yang signifikan dapat mengurangi risiko stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal jantung.
Efek Antioksidan dan Anti-Inflamasi: Flavonoid adalah antioksidan kuat yang membantu melindungi sel-sel jantung dan pembuluh darah dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas dapat memicu inflamasi dan oksidasi kolesterol LDL ("kolesterol jahat"), yang merupakan faktor penting dalam perkembangan aterosklerosis. Dengan menetralkan radikal bebas dan mengurangi inflamasi, flavonoid dapat membantu mencegah pembentukan plak dan menjaga kesehatan pembuluh darah.
Peningkatan Profil Lipid: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kakao dapat membantu meningkatkan profil lipid dengan menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL ("kolesterol baik"). Peningkatan kadar HDL membantu membersihkan kolesterol LDL dari arteri, mengurangi risiko pembentukan plak.
Efek Anti-Platelet: Flavanol memiliki efek anti-platelet, yang berarti dapat membantu mencegah penggumpalan darah yang berlebihan. Penggumpalan darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pembentukan trombus (gumpalan darah) yang dapat menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan serangan jantung atau stroke. Dengan menghambat agregasi platelet, flavanol dapat membantu mengurangi risiko kejadian kardiovaskular.
Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa manfaat kardiovaskular biji kakao paling optimal diperoleh dari konsumsi produk olahan kakao dengan kadar kakao tinggi dan kandungan gula serta lemak yang rendah, seperti cokelat hitam (dark chocolate) dengan kadar kakao minimal 70%. Konsumsi berlebihan produk cokelat yang tinggi gula dan lemak dapat memiliki efek negatif pada kesehatan jantung dan secara keseluruhan. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi disarankan untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan individu.
Fungsi Kognitif
Biji kakao, bahan dasar cokelat, menunjukkan potensi untuk meningkatkan berbagai aspek fungsi kognitif. Kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif di dalamnya berperan dalam memengaruhi proses berpikir, memori, dan kemampuan belajar.
- Peningkatan Aliran Darah ke Otak
Flavonoid dalam kakao, terutama flavanol, diketahui dapat meningkatkan aliran darah ke otak. Peningkatan aliran darah ini memastikan pasokan oksigen dan nutrisi yang optimal untuk sel-sel otak, yang penting untuk fungsi kognitif yang optimal. Contohnya, peningkatan aliran darah ke area otak yang terlibat dalam memori dapat meningkatkan kemampuan mengingat dan belajar.
- Perlindungan Terhadap Kerusakan Oksidatif
Otak sangat rentan terhadap kerusakan oksidatif karena metabolisme yang tinggi dan kandungan lipid yang tinggi. Antioksidan dalam kakao, seperti flavanol, membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Perlindungan ini dapat membantu menjaga integritas sel-sel otak dan mencegah penurunan kognitif yang terkait dengan usia.
- Peningkatan Neuroplastisitas
Neuroplastisitas adalah kemampuan otak untuk beradaptasi dan membentuk koneksi baru sepanjang hidup. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam kakao dapat meningkatkan neuroplastisitas, yang dapat meningkatkan kemampuan belajar dan memori. Contohnya, peningkatan neuroplastisitas dapat membantu seseorang mempelajari keterampilan baru atau memulihkan fungsi kognitif setelah cedera otak.
- Peningkatan Kewaspadaan dan Fokus
Kakao mengandung senyawa seperti kafein dan teobromin, yang merupakan stimulan ringan yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan fokus. Senyawa ini bekerja dengan memblokir reseptor adenosin di otak, yang menyebabkan peningkatan aktivitas saraf dan mengurangi rasa lelah. Peningkatan kewaspadaan dan fokus dapat meningkatkan kinerja kognitif dalam berbagai tugas, seperti belajar, bekerja, dan memecahkan masalah.
Dengan demikian, konsumsi biji kakao atau produk olahannya, khususnya yang kaya akan flavanol dan rendah gula, dapat memberikan manfaat bagi fungsi kognitif. Namun, perlu diingat bahwa manfaat ini bersifat komplementer dan sebaiknya diimbangi dengan gaya hidup sehat secara keseluruhan, termasuk diet seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup. Konsultasi dengan profesional kesehatan disarankan untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi individu.
Tekanan darah stabil
Keterkaitan antara konsumsi kakao dan stabilitas tekanan darah merupakan area penelitian yang menjanjikan dalam bidang kesehatan kardiovaskular. Senyawa bioaktif dalam biji kakao, terutama flavanol, diduga berperan penting dalam efek hipotensif (penurun tekanan darah) yang diamati dalam beberapa studi. Mekanisme kerjanya melibatkan peningkatan produksi nitrat oksida (NO) oleh sel endotel yang melapisi pembuluh darah. NO merupakan vasodilator kuat, yang berarti menyebabkan relaksasi dan pelebaran pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah ini menurunkan resistensi perifer total, sehingga mengurangi tekanan darah. Selain itu, flavanol memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang dapat melindungi pembuluh darah dari kerusakan dan peradangan, yang juga berkontribusi pada regulasi tekanan darah yang sehat. Konsumsi produk olahan kakao, terutama yang mengandung kadar kakao tinggi dan gula rendah (seperti cokelat hitam dengan kadar kakao 70% atau lebih), dalam jumlah moderat dapat menjadi bagian dari strategi gaya hidup sehat untuk membantu menjaga tekanan darah dalam rentang normal. Namun, penting untuk dicatat bahwa efek ini bervariasi antar individu dan bukan pengganti pengobatan medis atau perubahan gaya hidup lain yang direkomendasikan oleh profesional kesehatan. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi dianjurkan untuk menentukan apakah konsumsi kakao sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan individu.
Aliran darah lancar
Kondisi sirkulasi darah yang optimal merupakan fondasi penting bagi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Biji kakao, sumber utama pembuatan cokelat, menyimpan potensi untuk meningkatkan kelancaran aliran darah, yang kemudian berkontribusi pada berbagai manfaat kesehatan.
- Pelebaran Pembuluh Darah (Vasodilatasi)
Senyawa flavanol dalam biji kakao merangsang produksi nitrat oksida (NO) dalam endotelium, lapisan dalam pembuluh darah. NO berperan sebagai vasodilator alami, memicu relaksasi otot polos di dinding pembuluh darah, sehingga meningkatkan diameternya. Pelebaran ini memfasilitasi aliran darah yang lebih efisien, mengurangi resistensi perifer, dan menurunkan tekanan darah.
- Pencegahan Agregasi Platelet
Agregasi platelet yang berlebihan dapat menyebabkan pembentukan gumpalan darah (trombus) yang menyumbat pembuluh darah, memicu kejadian kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke. Flavanol memiliki sifat anti-platelet, menghambat agregasi platelet dan mengurangi risiko pembentukan gumpalan darah yang berbahaya.
- Peningkatan Fungsi Endotelial
Endotelium yang sehat sangat penting untuk regulasi aliran darah dan pencegahan aterosklerosis. Flavanol membantu meningkatkan fungsi endotelial, menjaga elastisitas dan permeabilitas pembuluh darah, serta mencegah perlekatan sel-sel inflamasi yang dapat memicu pembentukan plak.
- Pengurangan Stres Oksidatif
Stres oksidatif, yang disebabkan oleh radikal bebas, dapat merusak endotelium dan mengganggu fungsi pembuluh darah. Antioksidan dalam biji kakao, terutama flavanol, membantu menetralkan radikal bebas dan melindungi pembuluh darah dari kerusakan oksidatif, menjaga kelancaran aliran darah.
- Pengaruh Positif pada Fungsi Kognitif
Otak sangat bergantung pada pasokan darah yang konstan dan efisien untuk berfungsi dengan optimal. Peningkatan aliran darah ke otak yang dipicu oleh konsumsi kakao dapat meningkatkan pengiriman oksigen dan nutrisi, mendukung fungsi kognitif seperti memori, perhatian, dan kecepatan pemrosesan informasi.
Dengan demikian, efek positif biji kakao terhadap kelancaran aliran darah merupakan mekanisme penting yang mendasari berbagai manfaat kesehatannya. Melalui vasodilatasi, pencegahan agregasi platelet, peningkatan fungsi endotelial, pengurangan stres oksidatif, dan peningkatan perfusi otak, biji kakao berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular dan fungsi kognitif yang optimal.
Kekebalan tubuh
Sistem imun, sebagai pertahanan alami tubuh terhadap infeksi dan penyakit, dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk nutrisi. Biji kakao, bahan dasar cokelat, mengandung senyawa-senyawa yang berpotensi memodulasi respons imun dan berkontribusi pada fungsi kekebalan yang optimal.
- Kandungan Antioksidan dan Perlindungan Sel
Biji kakao kaya akan antioksidan, terutama flavonoid, yang membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas dapat melemahkan fungsi sel imun, sehingga antioksidan berperan penting dalam menjaga efektivitas respons imun. Contohnya, flavonoid dapat melindungi sel T dan sel B, yang merupakan komponen kunci dalam sistem imun adaptif, dari kerusakan oksidatif.
- Efek Anti-Inflamasi dan Regulasi Respons Imun
Inflamasi kronis dapat menekan fungsi sistem imun. Senyawa dalam biji kakao memiliki efek anti-inflamasi, membantu menekan peradangan berlebihan yang dapat mengganggu respons imun yang sehat. Efek ini dapat membantu menjaga keseimbangan sistem imun, mencegahnya menjadi terlalu aktif (autoimunitas) atau kurang aktif (rentan terhadap infeksi).
- Peran Mineral dalam Fungsi Imun
Biji kakao mengandung mineral penting seperti magnesium dan zat besi, yang berperan penting dalam fungsi imun. Magnesium terlibat dalam aktivasi sel T dan sel B, serta produksi antibodi. Zat besi penting untuk proliferasi dan diferensiasi sel imun, serta produksi sitokin, molekul sinyal yang mengatur respons imun.
- Pengaruh pada Mikrobiota Usus
Mikrobiota usus, komunitas mikroorganisme yang hidup di saluran pencernaan, memiliki peran penting dalam modulasi sistem imun. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kakao dapat memengaruhi komposisi dan fungsi mikrobiota usus, berpotensi meningkatkan kekebalan tubuh. Contohnya, kakao dapat meningkatkan populasi bakteri menguntungkan yang menghasilkan asam lemak rantai pendek (SCFA), yang memiliki efek anti-inflamasi dan imunomodulator.
Dengan demikian, konsumsi biji kakao atau produk olahannya dapat memberikan kontribusi positif terhadap fungsi kekebalan tubuh melalui berbagai mekanisme, termasuk perlindungan sel imun, regulasi inflamasi, penyediaan mineral penting, dan modulasi mikrobiota usus. Namun, penting untuk diingat bahwa efek ini bersifat komplementer dan sebaiknya diimbangi dengan gaya hidup sehat secara keseluruhan, termasuk diet seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup. Konsultasi dengan profesional kesehatan disarankan untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi individu.
Tips Mengoptimalkan Asupan Kakao untuk Kesehatan
Untuk memaksimalkan potensi manfaat kesehatan dari biji kakao, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Pemilihan produk, porsi konsumsi, dan kombinasi dengan gaya hidup sehat memainkan peran krusial dalam mencapai hasil yang optimal.
Tip 1: Pilih Produk dengan Kadar Kakao Tinggi
Prioritaskan cokelat hitam (dark chocolate) dengan kadar kakao minimal 70%. Semakin tinggi kadar kakao, semakin besar kandungan senyawa bioaktif bermanfaat seperti flavonoid. Hindari produk yang tinggi gula, lemak, dan bahan tambahan lainnya yang dapat mengurangi manfaat kesehatan.
Tip 2: Batasi Porsi Konsumsi
Meskipun bermanfaat, konsumsi berlebihan dapat memberikan efek negatif karena kandungan kalori dan lemak. Batasi konsumsi cokelat hitam hingga 30-60 gram per hari. Sesuaikan porsi dengan kebutuhan kalori harian dan aktivitas fisik.
Tip 3: Kombinasikan dengan Diet Seimbang
Biji kakao bukanlah pengganti diet seimbang dan gaya hidup sehat. Pastikan asupan nutrisi yang cukup dari berbagai sumber makanan, termasuk buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh. Diet seimbang akan memaksimalkan manfaat kesehatan biji kakao.
Tip 4: Perhatikan Waktu Konsumsi
Konsumsi cokelat hitam di pagi hari atau sebagai camilan sore dapat membantu meningkatkan fokus dan energi. Hindari konsumsi sebelum tidur jika sensitif terhadap kafein. Kombinasikan dengan sumber serat dan protein untuk memperlambat penyerapan gula.
Tip 5: Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan
Individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, atau alergi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi produk olahan kakao secara rutin. Profesional kesehatan dapat memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan individu.
Dengan mengikuti tips ini, individu dapat mengoptimalkan manfaat potensial dari biji kakao untuk kesehatan jantung, fungsi kognitif, dan kesejahteraan secara keseluruhan. Ingatlah bahwa konsumsi moderat dan pemilihan produk yang tepat adalah kunci untuk mencapai hasil yang optimal.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Sejumlah penelitian ilmiah telah menyelidiki efek konsumsi kakao terhadap berbagai parameter kesehatan. Studi kohort jangka panjang yang diterbitkan dalam European Heart Journal menemukan korelasi terbalik antara asupan flavonoid kakao dan risiko kejadian kardiovaskular pada populasi lansia. Partisipan dengan asupan flavonoid kakao tertinggi menunjukkan penurunan signifikan dalam risiko infark miokard dan stroke dibandingkan dengan kelompok dengan asupan terendah. Studi ini menggunakan kuesioner frekuensi makanan yang divalidasi untuk mengukur asupan kakao dan memantau kejadian kardiovaskular selama periode follow-up 10 tahun.
Uji klinis terkontrol secara acak (RCT) yang diterbitkan dalam Journal of the American College of Cardiology mengevaluasi efek cokelat hitam dengan kadar kakao tinggi terhadap fungsi endotel pada pasien dengan penyakit arteri koroner. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi harian cokelat hitam meningkatkan dilatasi yang dimediasi aliran (FMD), indikator fungsi endotel, secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menerima plasebo. Studi ini menggunakan pengukuran FMD dengan ultrasonografi Doppler resolusi tinggi untuk menilai perubahan fungsi endotel.
Meta-analisis yang diterbitkan dalam Cochrane Database of Systematic Reviews menganalisis data dari beberapa RCT yang mengevaluasi efek kakao terhadap tekanan darah. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi kakao secara signifikan menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada individu dengan hipertensi. Meta-analisis ini menggunakan metode statistik yang ketat untuk menggabungkan data dari berbagai studi dan menilai kualitas bukti.
Meskipun bukti ilmiah mendukung potensi manfaat konsumsi kakao, penting untuk menafsirkan temuan ini dengan hati-hati. Studi-studi ini memiliki keterbatasan, termasuk variasi dalam desain studi, populasi yang diteliti, dan jenis produk kakao yang digunakan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini dan menentukan dosis optimal, jenis produk kakao yang paling efektif, dan populasi yang paling mungkin mendapatkan manfaat. Konsultasi dengan profesional kesehatan selalu disarankan sebelum membuat perubahan signifikan pada diet atau gaya hidup.